UKM Komponen Otomotif Kesulitan Permodalan dan Belum Kompak

ErabaruNews – Sebagian besar Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak pada industri komponen otomotif, masih menghadapi permasalahan permodalan. Selain itu, mereka juga kesulitan kapasitas SDM, iklim usaha, akses pemasaran.

Padahal potensi UKM penopang industri otomotif sangat besar dan tersebar dibanyak tempat. Bisnis otomotif dan industri pendukungnya, seperti komponen otomotif saat ini mengalami peningkatan cukup baik. Prospek bisnis otomotif dimasa mendatang juga masih sangat bagus.

“Karena itu Koperasi dan UKM bidang komponen otomotif, kita genjot kapasitasnya bahkan kita siapkan untuk mendukung kemandirian industri otomotif nasional yang berdaya saing,” ujar Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, dalam keterangan tertulis.

Dipta melanjutkan, guna mewujudkan komitmen tersebut dibutuhkan strategi dan upaya yang terencana, terpadu lintas sektor, bertahap dan berkesinambungan. Langkah itu dalam rangka peningkatan kapasitas dan wawasan Koperasi dan UKM bidang industri komponen otomotif.

Pihaknya akan terus menggalang kerjasama dengan dengan Kantor PPN/Bappenas, Departemen Perindustrian, Institut Otomotif Indonesia (IOI), dan juga perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang otomotif.

Indonesia saat ini memiliki sentra Koperasi dan UKM pada bidang komponen otomotif di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang (Jawa Barat). Selain itu, ada pula sentra UKM di Klaten dan Tegal (Jawa Tengah), Sukabumi (Jabar), Jogjakarta dan Sidoarjo (Jatim).

Sementara itu, President Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas menilai, perkembangan industri komponen di Indonesia tidak lepas dari pertumbuhan permintaan (demand) yang masih cukup tinggi. Permintaan meningkat mengingat populasi kendaraan di dalam negeri yang cukup banyak.

“Indonesia kini menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan penjualan 1,05 juta di 2016, mengalahkan Thailand yang 800 ribu dan Malaysia yang 600 ribu. Industri komponen kita termasuk didalamnya koperasi dan UKM, belum bisa optimal menggarap pasar yang besar itu antara lain karena belum adanya integrasi atau belum terpadunya antara sesama pelaku di bdang komponen otomotif ini,” ujar Tangkas.

Dia mengakui, 95 persen pasar industri otomotif dan turunannya masih didominasi Jepang, sisanya oleh Eropa, Korea dan AS.

“Namun bukan berarti Koperasi dan UKM bidang komponen otomotif tidak bisa berperan. Mereka sudah mampu menghasilkan komponen tier 1 maupun Tier 2, untuk memasok industri besar seperti Toyota dan Honda. Namun ke depan, mereka juga akan kita rangkul untuk mendukung industri otomotif di pedesaan, dimana kita sekarang sedang merintis pembuatan angkutan pedesaan,” tambah Tangkas.

Dia menyarankan senra industri UKM berhimpun dalam satu wadah organisasi khususnya induk koperasi. Sehingga, mereka memiliki bargaining lebih dan skala yang lebih besar dibanding harus berjuang sendiri-sendiri. (waa)