Taiwan Tolak Tim SAR Gempa dari Tiongkok Karena Tidak Dibutuhkan

EpochTimesId – Otoritas Taiwan masih terus melakukan operasi pencarian dan menyelamatkan para korban gempa Hualien. Sementara itu pihak berwenang Tiongkok menawarkan pengiriman tim pencarian dan penyelamatan (SAR) untuk membantu Taiwan.

Namun tawaran Tiongkok tersebut langsung ditolak oleh Taiwan. Mereka beralasan bahwa tenaga untuk pekerjaan penyelamatan masih cukup dan memadai.

Gempa susulan yang terjadi pada 6 hingga 7 Februari 2018 dengan kekuatan sekitar 5.7 SR dapat dirasakan di hampir seluruh wilayah Pulau Taiwan. Sedangkan gempa utaama terjadi pada 6 Februari malam dengan kekuatan 6.0 SR telah menewaskan 7 orang.

Selain itu, sebanyak 260 orang terluka dan sedikitnya 67 orang masih dinyatakan hilang. Gempa susulan dilaporkan terjadi sebanyak lebih dari 180 kali.

US Geological Survey menyebutkan, gempa yang terjadi pada hari Rabu malam itu terjadi di 21 km (13 mil) timur laut Hualien County dengan pusat gempa pada kedalam 11 km (6.8 mil), sama dengan yang terjadi pada sehari sebelumnya.

South China Morning Post melaporkan bahwa Komite Taiwan yang bertanggung jawab atas urusan Tiongkok Daratan mengatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh Beijing dapat dinilai sebagai uluran tangan persaudaraan. Dia mengatakan bantuan tentunya akan berpengaruh secara positif terhadap hubungan lintas-Selat pada saat terjadi bencana di Taiwan.

Namun Taiwan mengaku masih memiliki cukup tenaga dan sumber daya untuk melaksanakan penyelamatan saat terjadi bencana.

“Saat ini kami memiliki cukup tenaga dan perlengkapan untuk mendukung operasi penyelamatan,” kata Qiu Zhizheng, juru bicara Dewan Eksekutif Taiwan untuk Tiongkok.

“Kami sangat berterima kasih atas usulan mereka, namun sejauh ini kita masih belum memerlukan bantuan mereka,” sambungnya.

Ketika disinggung apakah jawaban tersebut tidak akan memupuskan harapan untuk memecahkan kebuntuan dengan Beijing, Qiu mengatakan bahwa masalah saat ini adalah bencana alam. “Bantuan adalah tindakan kemanusiaan dan tidak boleh dianggap sebagai jembatan penghubung masalah politik,” ujar Zhizheng.

Wang Kang-yi, gurubesar Universitas Kebudayaan Tiongkok mengatakan, Taipei menolak usulan bantuan Tiongkok sebagai protes atas penggunaan jalur penerbangan M503 yang ditetapkan sepihak oleh Tiongkok. Sebab hal itu menunjukkan bahwa Beijing mengabaikan keselamatan transportasi udara atau bahaya bagi penerbangan komersial Taiwan.

“Pemerintahan Tsai (Ing-wen) tidak mungkin mau menerima saran yang dapat dianggap sebagai kompromi, seperti menyetujui pengiriman tim penyelamat Tiongkok ke Taiwan,” sebut Wang Kang-yi.

“Selain itu, pihak berwenang Taiwan masih mampu mengatasi bencana berskala cukup besar ini. Dan jika dibandingkan dengan gempa September 1999 yang menewaskan lebih dari 2.000 orang di Taiwan, ukuran gempa saat ini masih dianggap relatif kecil,” sambung Kang-yi.

Presiden Tsai Ing-wen pergi ke rumah sakit Rabu (7/2/2018) siang, untuk menjenguk turis Tiongkok Yu Fei (45 tahun) yang kondisinya menjadi kritis. Korban meninggal dunia pada malam harinya.

Yu Fei beserta anaknya datang ke Taiwan untuk bertamasya dan tinggal di motel yang ambruk karena gempa. Wanita ini mengalami luka cukup serius. Bangunan yang ditempati untuk motel dengan tarif terjangkau tersebut termasuk salah satu dari empat bangunan yang mengalami kerusakan paling parah.

Selain itu masih ada 6 orang turis Tiongkok dan 31 orang turis asing negara lain yang mengalami luka ringan. Di antara mereka terdapat 9 orang turis Jepang, 2 orang turis Ceko, serta 2 orang turis Amerika Serikat dan 1 orang turis Denmark. (Ma Li/ET/Sinatra/waa)