Suara Senator dan Pejabat Intelijen AS Menyangkut Akses Tiongkok Atas Kekayaan Intelektual AS

WASHINGTON – Tiongkok berusaha untuk mendapatkan akses terhadap teknologi-teknologi AS dan kekayaan intelektual yang rahasia melalui perusahaan telekomunikasi, akademisi, dan usaha bisnis bersama, senator AS dan kepala mata-mata telah memperingatkan pada 13 Februari di persidangan Senat.

Senator Richard Burr, ketua Komite Intelijen Senat dari Partai Republik, mengatakan bahwa dia khawatir dengan penyebaran apa yang disebutnya “risiko kontraintelijen dan risiko keamanan informasi yang dikemas dengan barang-barang dan layanan-layanan dari para vendor luar negeri tertentu.”

“Fokus perhatian saya saat ini adalah Tiongkok, dan khususnya telekomunikasi Tiongkok (perusahaan) seperti Huawei dan ZTE yang secara luas dipahami memiliki hubungan luar biasa dengan pemerintah Tiongkok,” kata Burr.

Perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok berada di bawah pengawasan pemerintah yang lebih besar di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir atas kekhawatiran mereka mungkin disalurkan untuk memata-matai, sesuatu yang secara konsisten mereka tolak.

Burr mengatakan bahwa dia khawatir investasi dan akuisisi komersial asing dapat membahayakan teknologi-teknologi rahasia dan bahwa penelitian akademis AS dan laboratorium mungkin berisiko infiltrasi (penyusupan) oleh mata-mata Tiongkok.

Beberapa kepala dinas mata-mata AS yang bersaksi di sidang tahunan komite mengenai ancaman di seluruh dunia tersebut mengutip kekhawatiran tentang apa yang mereka sebut pendekatan “semua masyarakat” Tiongkok untuk mendapatkan akses terhadap teknologi dan kekayaan intelektual.

“Kenyataannya adalah bahwa orang-orang Tiongkok semakin banyak beralih ke jalur yang lebih kreatif dengan menggunakan kolektor non-tradisional,” kata Direktur FBI Christopher Wray sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang mata-mata mahasiswa.

Senator Mark Warner, wakil ketua komite Demokrat, mengatakan bahwa dia khawatir tentang komersialisasi teknologi-teknologi pengamatan serta hubungan erat antara rezim Tiongkok dan perusahaan teknologi Tiongkok.

“Beberapa dari perusahaan teknologi Tiongkok ini bahkan mungkin tidak perlu mengakuisisi perusahaan Amerika sebelum mereka menembus pasar kita,” kata Warner.

Wray mengatakan bahwa Amerika Serikat membutuhkan lebih banyak “perspektif strategis mengenai upaya Tiongkok untuk menggunakan akuisisi-akuisisi dan jenis-jenis usaha bisnis lainnya” daripada hanya mengevaluasi satu transaksi dalam satu waktu.

Di bawah pertanyaan dari Senator Republik Tom Cotton, tidak ada pejabat Intelijen yang mengatakan bahwa mereka akan menggunakan produk Huawei atau ZTE.

mata-mata tiongkok ancaman dunia
Sebuah ponsel buatan perusahaan peralatan telekomunikasi Tiongkok Huawei dipajang di sebuah toko di Beijing pada 3 Agustus 2015. (Greg Baker / AFP / Getty Images)

Pekan lalu, Kapten dan Senator Republik Marco Rubio memperkenalkan undang-undang yang akan menghalangi pemerintah untuk membeli atau menyewakan peralatan telekomunikasi dari Huawei Technologies Co. atau ZTE Corp, dengan alasan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan menggunakan akses mereka untuk memata-matai pejabat AS.

Perusahaan-perusahaan tersebut tidak membalas telepon minggu lalu untuk mengomentari undang-undang tersebut.

Pada tahun 2012, Huawei dan ZTE menjadi subyek investigasi AS mengenai apakah peralatan mereka memberi kesempatan untuk melakukan spionase asing dan mengancam infrastruktur AS yang kritis.

“Spionase cyber dan kemampuan-kemampuan serangan cyber akan terus mendukung prioritas keamanan nasional dan ekonomi Tiongkok,” kata Dan Coats, direktur intelijen nasional. (ran)

ErabaruNews