Dunia Sedang Awasi Lokasi Jatuhnya Stasiun Ruang Angkasa Tiongkok ‘Tiangong-1’ yang Gagal Dikendalikan

Epochtimes.id- Stasiun ruang angkasa eksperimental pertama Tiongkok ‘Tiangong-1’ yang berbobot 8,5 ton akan jatuh ke bumi pada bulan Maret tahun ini.

European Space Agency (ESA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa reruntuhan yang jatuh ke bumi pada rentangnya antara 43 derajat lintang selatan dan 43 derajat lintang termasuk Taiwan, New York, Tokyo dan tempat-tempat lainnya.

Yu Xianzheng, wakil direktur Organisasi Angkasa Nasional Taiwan(NSPO) kepada Central News Agency mengatakan sebagian besar satelit buatan Taiwan berbobot ringan dan akan  terbakar habis saat melewati atmosfer bumi.

Namun, ‘Tiangong-1’ yang berbobot 8,5 ton itu tidak akan seluruhnya habis terbakar, akan hancur berkeping-keping setelah melewati atmosfir dan jatuh kembali ke bumi. Masalahnya adalah sulit untuk memprediksi secara akurat jumlah kepingan, ukuran dan lokasinya, sehingga semua negara yang berada dalam lokasi rentangan jatuhnya reruntuhan sangat prihatin.

Yu Xianzheng menambahkan bahwa, NSPO langsung mengambil langkah responsif setelah memperoleh informasi tersebut. Melalui perangkat lunak mencoba untuk membuat sirmulasi jalur orbit ‘Tiangong-1’ untuk mendapatkan hitungan yang lebih tepat tentang lokasi, waktu dan cakupan jatuhnya reruntuhan setelah berjarak 200 km dari permukaan bumi.

Yu mengatakan bahwa sepanjang memasukkan parameter ‘Tiangong-1’ ke dalam perangkat lunak, kita dapat memprediksikan lebih tepat tentang lokasi jatuhnya reruntuhan, kecepatan bergerak dan data lainnya.

‘Tiangong-1’ sedang bergerak turun secara lamban dari jarak 300 km di atas permukaan bumi. Saat ini berada di sekitar 270 kilometer. Hasil analisis perangkat lunak menunjukkan bahwa Taiwan dan daerah lain memang cenderung masuk lokasi jatuhnya reruntuhan.

Yu Xianzheng mengatakan bahwa ‘Tiangong-1’ sedang jatuh ke bumi dengan kecepatan 5 kilometer per minggu, dan akan semakin cepat di hari-hari mendatang. Pada saat ini, ‘Tiangong-1’ tampaknya belum pecah berkeping-keping. Dan NSPO akan terus mengikuti perkembangannya, jika perlu, akan memberikan informasi kepada Kementerian Ilmu Pengetahuan dan unit terkait lainnya guna melakukan persiapan yang lebih sempurna.

Hal yang mengkhawatirkan adalah terkait analisis ilmuwan Amerika yang mengatakan  ‘Tiangong-1’ akan hancur berkeping-keping dan terbakar saat memasuki atmosfer bumi, tetapi terhadap bagian yang mengandung beberapa zat yang sangat beracun dan sangat korosif, mungkin akan jatuh kembali ke bumi dan menyebabkan kerusakan / pencemaran lingkungan yang serius. Bahkan lokasi jatuhnya puing termaksud dapat dijadikan daerah terlarang.

Menurut FAQ yang disajikan dalam situs Aerospace Corporation Amerika Serikat : Benda reruntuhan yang akan jatuh ke bumi setelah melewati atmosfir besar kemungkinannya tidak menimbulkan bahaya atau cedera serius pada siapa pun atau merusak properti.

Tetapi zat beracun dan korosif yang membahayakan kesehatan mungkin saja melekat pada reruntuhan yang jatuh kembali ke bumi itu, sehingga demi keselamatan, sebaiknya benda reruntuhan tidak disentuh tangan siapa pun dan menghindari terhirupnya uap yang menyebar dari benda itu.

Telah dilaporkan secara luas bahwa otoritas antariksa Tiongkok telah kehilangan kemampuan untuk mengendalikan ‘Tiangong-1’ dan pada bulan September 2016 otoritas  termaksud telah mengkonfirmasikan kebenaran berita ini. Dengan demikian, untuk menerapkan kontrol kembali ke atmosfir sudah tidak dimungkinkan lagi.

Sebaliknya, jalur orbit ‘Tiangong-1’ terus berubah, ketinggiannya perlahan menurun hingga sekarang telah nyaris menyentuh lapisan atmosfer bumi. Bila penurunan ketinggian terus berlangsung, maka ‘Tiangong-1’ akan jatuh ke bumi dengan total lepas kendali. (Sinatra/asr)