Korea Selatan Tolak Undangan Kim Jong-un Bisa Membuat Perdamaian Berumur Pendek

ErabaruNews – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in sudah menanggapi secara resmi undangan dari Kim Jong-un untuk mengunjungi Korea Utara. Presiden Moon mengatakan bahwa pertemuan puncak antara kedua Korea saat ini dianggap terlalu terburu-buru.

Beberapa analis percaya bahwa tanggapan dari pihak Korea Selatan ini mungkin akan menyulut kemarahan pihak Korea Utara. Sehingga kedua belah pihak akan kembali berada dalam posisi saling berkonfrontasi.

Situs corong rezim komunis Tiongkok (PKT) ‘duowei’ pada 18 Pebruari 2018 melaporkan bahwa Moon Jae-in baru pertama kalinya memberikan tanggapan resmi atas undangan untuk mengunjungi Korea Utara. Undangan itu dikirim oleh Kim Jong-un via saudara perempuannya.

Moon mengatakan, kedua belah pihak sangat menantikan kesempatan pertemuan tingkat tinggi. Tetapi pada saat ini, KTT dinilai jelas terlalu terburu-buru, dan mungkin juga belum saatnya untuk terlalu cepat menilai apakah pertemuan puncak harus diadakan.

Pada saat yang sama, Moon menekankan bahwa dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan sedang berlanjut. Perundingan antara AS dengan rezim Korut, DPRK juga semestinya mulai dilakukan selangkah demi selangkah.

Moon Jae-in menegaskan bahwa dirinya dalam waktu dekat ini tidak dapat melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Utara. Tetapi, dia akan terus mendesak Korea Utara untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat.

Pada 10 Februari 2018, Kim Yo-jong yang menghadiri Olimpiade Musim Dingin PyeongChang menyampaikan surat undangan untuk mengunjungi Korea Utara ketika bertemu dengan Moon Jae-in.

Saat itu, Moon tidak langsung memberikan respon atas undangan tersebut. Namun, dia meminta Korea Utara dan Amerika Serikat mengadakan dialog untuk menciptakan kondisi yang mendukung untuk diadakan pertemuan.

Pemerintahan Moon sangat aktif dalam upaya rekonsiliasi Korea Selatan dan Korea Utara. Kali ini, pihaknya tidak segera menanggapi undangan DPRK diduga karena memiliki kaitan erat dengan sikap Amerika Serikat.

Selama Olimpiade Musim Dingin, Wakil Presiden AS, Mike Pence sengaja menghindari pejabat Korea Utara. Meskipun setelah ia kembali ke negaranya Pence juga menyampaikan pendiriannya bahwa dia terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara.

Namun, Gedung Putih kemudian menekankan bahwa dialog yang diterima oleh Amerika Serikat hanyalah dialog yang berkaitan dengan kesediaan Korea Utara meninggalkan program pengembangan senjata nuklir.

Sedangkan sikap Korea Utara terhadap kepemilikan nuklir juga sangat tegas. Di bawah tekanan Korea Utara, pihak Selatan tidak pernah secara resmi menyinggung soal pengabaian senjata nuklir dalam dialog mereka.

Sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, media resmi Korea Utara mengklaim bahwa Olimpiade tidak akan dimanfaatkan pemerintahan Kim Jong-un untuk mencari kemungkinan berdialog dengan Amerika Serikat. Dan untuk seterusnya juga tidak akan, sebutnya.

Moon Jae-in telah mengungkapkan niat untuk menolak undangan DPRK. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin saja upaya untuk mempromosikan dialog antara Amerika Serikat dan Korea Utara belum mendapat tanggapan positif, baik dari pihak Amerika Serikat maupun DPRK.

Menurut dunia luar, Kim Jong-un yang sekarang berada dalam kesulitan karena sanksi internasional mungkin akan menggunakan Olimpiade sebagai arena untuk melakukan serangan diplomatik. Mereka dengan secara aktif mengundang Moon datang berkunjung ke negaranya untuk menciptakan fenomena bahwa Korea Selatan sudah akur dengan Utara.

Dengan cara itu, Korut mencoba untuk membubarkan aliansi AS-Jepang-Korea Selatan. Mereka juga berharap bisa membuka ‘jalur terobosan’ lewat Korea Selatan guna menjebol sanksi internasional.

Demi kepentingan Korea Utara berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin, rezim Moon Jae-in selalu mengadakan kompromi. Moon dengan senang hati menerima berbagai persyaratan yang diajukan rezim Kim Jong-un, walau harus melanggar sangsi PBB terhadap Korut.

Baru kali ini, Moon secara jelas menolak undangan Korea Utara. Yang mana mungkin akan memancing kemarahan Kim Jong-un.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah menyatakan sikap yang sama bahwa mereka akan segera memulai lagi latihan militer gabungan yang tertunda karena penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin.

Memang, Korea Utara juga mungkin saja akan langsung merespons keras dengan tindakan provokatif sehingga situasi di Semenanjung Korea akan kembali ke keadaan semula, ketegangan. (He Mu/NTDTV/Sinatra/waa)