Pejabat Treasury AS Kecam Keras ‘Perilaku Non Market’ Tiongkok

WASHINGTON – Diplomat utama Treasury AS meningkatkan kritikannya terhadap kebijakan ekonomi Tiongkok pada hari Rabu, menuduh Beijing “secara jelas berperilaku non market” dan mengatakan bahwa Amerika Serikat membutuhkan tanggapan yang lebih kuat untuk melawannya.

David Malpass, sekretaris ketenagakerjaan untuk urusan internasional, mengatakan dalam sebuah forum di Washington pada 21 Februari bahwa Tiongkok seharusnya tidak lagi “diberi ucapan selamat” oleh dunia atas kemajuan dan kebijakannya.

“Mereka pergi ke Davos setahun yang lalu dan mengatakan ‘kami berdagang’, padahal sebenarnya yang mereka lakukan adalah mengabadikan sistem yang sesuai dengan keuntungan mereka namun akhirnya menghabiskan banyak pekerjaan di sebagian besar wilayah di dunia,” Malpass mengatakan pada acara yang diselenggarakan oleh yayasan Jack Kemp Foundation.

Dia mengatakan bahwa pemerintah yang berorientasi pasar dan demokratis telah bangkit menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh sistem ekonomi Tiongkok, termasuk dari bank-bank milik negara dan lembaga kredit ekspor. Dan dia mengulangi pandangannya bahwa Tiongkok telah menghentikan liberalisasi ekonominya dan benar-benar membalikkan tren-tren ini.

“Salah satu tantangan bagi dunia adalah bahwa karena Tiongkok telah tumbuh dan tidak bergerak menuju orientasi pasar, itu berarti bahwa misalokasi modal benar-benar meningkat,” kata Malpass. “Mereka memilih investasi dengan cara-cara non market (tanpa traksaksi keuangan atau keuntungan yang terkait dengan otorisasi, control, pengawasan). Itu sedang menekan pertumbuhan dunia.”

Tiongkok mengatakan bahwa perusahaan milik negaranya beroperasi dengan prinsip pasar bebas dan sedang berjuang dalam sistem penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk diakui sebagai “ekonomi pasar”, sebuah tindakan penetapan yang akan melemahkan pertahanan perdagangan AS dan Uni Eropa.

Malpass mengatakan bahwa pemerintahan Trump “mendorong balik” melawan kebijakan-kebijakan semacam itu di forum internasional seperti G20 dan berusaha untuk bergabung dengan negara-negara yang “berpikiran sama” untuk mendesak perubahan-perubahan.

Namun Malpass tidak memberikan rincian mengenai tanggapan yang dipertimbangkan oleh pemerintahanTrump, yang mencakup sanksi perdagangan potensial terhadap Beijing berdasarkan penyelidikan “Section 301” terhadap persyaratan alih teknologi dan praktek-praktek kekayaan intelektual, yang diberlakukan Tiongkok, untuk perusahaan-perusahaan asing.

Pemerintah juga mempertimbangkan tarif-tarif global yang tinggi pada baja dan aluminium, yang sebagian besar ditujukan untuk membatasi kelebihan produksi di Tiongkok, dengan alasan keamanan nasional. (ran)

ErabaruNews