Venezuela Luncurkan Mata Uang Digital Dalam Kondisi Ekonomi Nyaris Bangkrut

ErabaruNews – Venezuela meluncurkan mata uang digital yang diberinama ‘Petro’, Selasa (20/2/2018) awal pekan kemarin. Rezim penguasa mengklaim bahwa mata uang itu akan digunakan untuk membantu negara itu untuk keluar dari krisis ekonomi yang semakin buruk.

Rezim sosialis yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro menawarkan 38,4 juta unit Petro, seperti dikutip dari VOA, Jumat (23/2/2018). Jumlah tersebut sekitar sepertiga dari jumlah total mata uang baru yang akan diedarkan.

Mereka menargetkan sebanyak 100 juta Petros akan dijual dan diedarkan di masyarakat. Nilai awal uang mirip bitcoin itu ditetapkan senilai 60 dolar. Nilai itu adalah setara dengan harga satu barel minyak mentah Venezuela pada pertengahan Januari 2018.

sosialisme di amerika latin
Seorang wanita tua berbaris untuk membeli makanan pokok dan barang-barang rumah tangga di luar sebuah supermarket di lingkungan kumuh Lidice, di Caracas, Venezuela pada tanggal 27 Mei 2016. (RONALDO SCHEMIDT / AFP / Getty Images)

Venezuela kini berada diambang kebangkrutan. Krisis ekonomi dan politik melumpuhkan negara Amerika Latin itu. Bahkan, warga perbatasan sudah mulai melarikan diri ke negara tetangga, akibat sulitnya menemukan kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional dan pasar swalayan.

Padahal negara itu memiliki cadangan minyak terbukti yang terbesar di dunia. Dengan mata uang digital ini, Maduro berharap munculnya peluang ‘pembiayaan baru’.

Dia harus memeras otak dalam menghadapi sanksi Amerika yang melarang warga dan perusahaan mereka untuk melakukan transaksi perdagangan dengan Venezuela. AS dan Uni Eropa juga melarang warga negaranya melakukan transaksi dengan perusahaan minyak Venezuela, PDVSA.

Krisis ekonomi parah juga dipicu oleh penurunan harga minyak mentah dan penurunan produksi minyak. Terlebih industri minyak menyumbang sekitar 96 persen ekspor Venezuela.

Para pakar sendiri skeptis dengan peluang sukses Petro mendongkrak kepercayaan investor. Sebab investor sudah terlanjur ‘ngeri’ dengan ketidakseimbangan ekonomi di dalam negeri. (waa)