Pengakuan Seorang Dokter di Tiongkok yang Melakukan Panen Organ

Pengakuan seorang dokter ahli bedah yang menceritakan bagaimana saat menjadi dokter di Tiongkok bisa berubah menjadi robot pembunuh, dan merasa telah menjadi pahlawan bagi negaranya.

Kesadaran nuraninya yang telah muncul, menumbuhkan rasa penyesalannya dan memutuskan untuk mengungkapkan apa yang telah dirasa dan dijalani selama ini, agar tidak ada lagi korban yang bergelimpangan karena ketidaktahuan selama ini oleh masyarakat dunia.

Sejak itu, dia telah memberi kesaksian tentang pengalamannya dalam sidang-sidang parlemen serupa di Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat untuk mengekspos pengambilan organ yang sedang berlangsung di negara asalnya di Tiongkok.

Dikutip dari buku “Bloody Harvest/The Slaughter: An Update”, yang dirilis Juni lalu oleh Kilgour, Matas, dan jurnalis investigasi AS Ethan Gutmann, menemukan bahwa, selain pengikut Falun Gong, minoritas agama lainnya dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok yang sangat menguntungkan adalah Muslim Uyghur, House Christians, dan orang Tibet.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa antara 60.000 dan 100.000 organ transplantasi di rumah sakit di Tiongkok setiap tahun, dengan sumber sebagian besar organ tersebut adalah para tahanan hati nurani, terutama praktisi Falun Gong.

Penyesalan bisa saja datang terlambat, namun dengan merubahnya menjadi hal yang berguna bagi kemaslahatan bersama, bisa menjadi suatu karunia besar. (ran)

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

ErabaruNews