Dokter Bedah Marinir Amerika Tewas Tersambar Baling-Baling Helikopter

ErabaruNews – Seorang perwira marinir Angkatan Laut Amerika Serikat tewas dalam sebuah kecelakaan di pangkalan udara. Marinir yang diidentifikasi sebagai Letnan James Mazzuchelli, tewas terkena baling-baling helikopter.

Pria berusia 32 tahun itu adalah seorang ahli bedah penerbangan. Dia bertugas pada skuadron helikopter sebagai bagian dari Kelompok Pesawat Terbang 39, seperti dikutip dari NTD.tv, Selasa (27/2/2018).

Letnan Mazzuchelli ditempatkan di Pangkalan Pendleton di California selatan. Dia sebelumnya pernah ditempatkan di Jepang.

Mazzuchelli berasal dari Orange Park, Florida. Dia terdaftar di Angkatan Laut pada tahun 2010, seperti dikutip NTD.tv dari Los Angeles Times.

Letnan James Mazzuchelli (Photo : U.S. Navy)

“Letnan James Mazzuchelli adalah seorang dokter dan pelaut yang sangat berbakat,” kata Kolonel Matthew Mowery, atasan langsung pelaut tersebut, kepada KGTV. “Antusiasme, motivasi, dan cinta mendorongnya untuk bergabung dengan Marinir dan Pelaut HMLA-267 dan MAG-39. Kami berduka atas kehilangannya, dan kami akan terus memberikan dukungan kepada keluarga dan teman dekatnya.”

“Kesediaannya untuk bergabung dengan Angkatan Laut dan memilih untuk mengabdi dengan setia kepada Marinir harus memberi rasa bangga kepada kita semua yang melayani negara kita sehingga kita dikelilingi oleh pahlawan setiap hari,” tambah Mowery. “James dan kontribusinya terhadap Korps kami akan sangat dirindukan.”

Mazzuchelli tersambar baling-baling helikopter UH-01Y Venom Marine di Camp Pendleton pada pukul 18:10 malam, Rabu, 21 Februari 2018 pekan lalu. Dia meninggal karena luka-luka, setelah sempat dirawat di sebuah rumah sakit pada hari Sabtu (24/2/2018) pagi.

Tidak ada penjelasan terkait rincian kejadian itu. Insiden tersebut sedang diselidiki oleh Polisi Militer.

“Hatiku pergi bersama keluarga Pelaut kami saat kami mendukung mereka melalui masa-masa sulit ini,” kata Mayor Jenderal Mark Wise, komandan jenderal Wing Pesawat ke-3.

Kematian tragis dalam kecelakaan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kecelakaan pelatihan non-tempur yang membunuh atau melukai beberapa Marinir. Meskipun tingkat kecelakaan yang berhubungan dengan pelatihan yang dijadwalkan berfluktuasi, tingkat kecelakaan ini naik 60 persen dibandingkan tahun 2014, menurut Naval Safety Center.

Pada kecelakaan fatal sebelumnya, tiga Marinir tewas dalam kecelakaan di Laut Filipina pada 22 November tahun lalu. (NTD.tv/waa)