Ketika Para Taipan Tiongkok Kehilangan Pengaruh Politik

EpochTimesId – Pengaruh politik dari warga super kaya Tiongkok melorot drastis pada era Xi Jinping. Kursi wakil mereka di dalam Kongres Rakyat Nasional berkurang secara signifikan.

Hurun Global Rich List 2018 merilis jumlah milyarder Tiongkok yang menghadiri konperensi NPC dan CPPCC, seperti dikutip dari Financial Times. Pada periode sebelumnya (2012-2017) wakil para taipan berjumlah 209 orang, sedangkan untuk periode sekarang (2018-2022) hanya 153 orang.

Kongres Nasional Rakyat akan diikuti oleh sekitar 3.000 orang peserta, sementara Komite Nasional CPPCC memiliki 2.200 wakil. Para wakil tersebut dipilih setiap lima tahun dengan daftar kandidat yang disusun oleh penguasa diktator, Partai komunis Tiongkok.

Padahal, sejak PKT mengumumkan menyambut para pengusaha untuk bergabung atau masuk partai PKT pada tahun 2002, jumlah wakil orang kaya di NPC dan CPPCC terus bertambah setiap tahunnya.

Kekayaan para taipan yang memiliki kedudukan di NPC dan CPPCC tahun ini telah meningkat 20 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah kekayaan mereka mencapai 4.1 triliun Renminbi (setara 646 miliar dollar AS).

Orang paling kaya di antara mereka adalah Ma Huateng, pendiri Tencent dan Li Shufu, chairman dari Geely Automobile.

tujuan serong
Foto ini menunjukkan logo platform pesan singkat Tiongkok bernama WeChat, yang dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi, Tencent, pada perangkat mobile pada 12 Maret 2014. (Peter Parks / AFP / Getty Images)

Rupert Hoogewerf, pendiri Hurun mengatakan bahwa pengurangan jumlah kursi para taipan di NPC dan CPPCC menyiratkan bahwa orang kaya menjadi legislatif akan semakin sulit.

Pada tahun terakhir masa jabatan pertama Xi Jinping yaitu tahun 2017, PKT melakukan tindakan keras terhadap orang super kaya Tiongkok. Banyak diantara mereka yang dituduh melakukan kejahatan finansial. Konglomerat pada bidang keuangan seperti Xiao Jianhua dan Wu Xiaohui, bahkan ditangkap oleh rezim pada tahun lalu.

Pekan lalu, Komisi Regulator Asuransi Tiongkok (CIRC) resmi menuduh Wu Xiahui melakukan kejahatan ekonomi dan mengambil alih Grup Asuransi Anbang. Aset Anbang di luar negeri termasuk Waldorf Astoria New York.

Pada hari Kamis, Caixin dan Reuters melaporkan bahwa Ye Jiaming, ketua Huaxin Energy juga ditangkap. China Energy Company Limited baru saja membayar 9 miliar dollar AS untuk mengakuisisi 14 persen saham Rosneft Oil (perusahaan perminyakan Rusia).

Anbang, Hainan Airlines, Wanda, dan Fosun adalah empat kelompok perusahaan holding milik swasta terbesar di Tiongkok. Karena otoritas Xi Jinping berusaha mengendalikan risiko finansial dan mengurangi arus modal keluar dari Tiongkok, kegilaan pengambilalihan perusahaan di luar negeri terhenti pada 2017.

Pei Minxin, seorang pengamat senior urusan Tiongkok menulis di Financial Times bahwa Xi Jinping memberi tekanan kepada para taipan dengan beberapa tujuan. Pertama adalah mengamankan keuangan negara, mencegah perusahaan-perusahaan besar terus melakukan ekspansi hutang yang dapat membahayakan stabilitas keuangan negara. Kedua, adalah demi keuntungan politik Xi Jinping.

Kebanyakan orang-orang super kaya Tiongkok tersebut sudah berjaya sebelum Xi Jinping menjadi kepala negara. Di Tiongkok, menjalin hubungan baik dengan pejabat pemerintah merupakan kunci sukses bagi bisnis. Akibatnya, banyak konglomerat telah membina hubungan pribadi yang erat dengan pejabat tinggi Tiongkok.

Oleh karena itu, dengan mem-bedel hubungan tersebut, diharapkan bahaya yang tersembunyi dapat dihilangkan sekaligus memberantas ancaman mereka terhadap otoritas Xi Jinping.

Pei Minxin mengatakan, tekanan yang diberikan Xi Jinping kepada para taipan tersebut masih akan terus bertambah. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan Xi Jinping saat ini baru sebatas lagu pembuka. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)