Panel Keamanan AS Selidiki Kesepakatan untuk Mendapatkan ‘Chipmaker’ Qualcomm, Potensi Ancaman Tiongkok

Pemerintah AS telah memerintahkan sebuah tinjauan ulang keamanan nasional terhadap tawaran Broadcom yang berbasis di Singapura sebesar $117 miliar untuk mengakuisisi Qualcomm pembuat chip AS, dalam sebuah langkah yang tidak biasa yang mendorong pihak kedua untuk menunda pertemuan pemegang saham 6 Maret.

Tindakan pemerintah pada tanggal 4 Maret menyoroti kekhawatiran AS yang berkembang mengenai perlindungan teknologi semikonduktor dan memberikan kepercayaan pada keberhasilan kesepakatan tersebut. Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS), yang mengkaji kesepakatan-kesepakatan adanya kemungkinan masalah-masalah keamanan nasional, jarang meninjau merger (penggabungan) sebelum perusahaan-perusahaan mencapai kesepakatan.

CFIUS meminta Qualcomm untuk menunda rapat pemegang sahamnya, yang dijadwalkan pada hari Selasa, 30 hari. Reuters melaporkan pekan lalu bahwa CFIUS telah mulai melihat tawaran perusahaan semikonduktor Broadcom saat tekanan meningkat dari para politisi, termasuk Senator dari partai Republik senior John Cornyn.

“Langkah ini akan memberi CFIUS kemampuan untuk menyelidiki sepenuhnya rencana akuisisi Qualcomm yang dipersyaratkan oleh Broadcom,” Departemen Keuangan AS, yang mengawasi CFIUS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

akuisisi perusahaan chip amerika Qualcomm
Pemandangan gedung Treasury AS, terlihat di Washington, DC pada tanggal 21 Juni 2017. (Brendan Smialowski / AFP / Getty Images)

Pejabat senior Treasury AS, Aimen N. Mir, juga mengatakan dalam sebuah surat kepada perusahaan yang tertanggal 5 Maret dan dilansir Qualcomm keesokan harinya bahwa CFIUS prihatin dengan risiko yang terkait dengan hubungan Broadcom dengan entitas asing pihak ketiga.

Qualcomm mengatakan dalam sebuah pernyataan pada akhir Maret bahwa mereka menunda pertemuan 2018 tahunannya sampai 5 April sebagai hasil perintah CFIUS.

Pemegang saham yang telah memberikan suara akan dapat mengubah suara mereka pada pertemuan tersebut, katanya.

Ancaman Tiongkok

Industri semikonduktor tersebut terkunci tak dapat berkembang dalam perlombaan untuk mengembangkan chip yang disebut teknologi nirkabel 5G, yang memungkinkan transmisi data pada kecepatan lebih cepat. Qualcomm berbasis di San Diego telah muncul sebagai salah satu pesaing terbesar bagi perusahaan Tiongkok yang bersaing memperebutkan pangsa pasar di sektor ini, seperti Huawei Technologies Co., yang menjadikan Qualcomm sebagai aset berharga.

ancaman tiongkok terhadapa perusahaan pembuat chip
Seorang pengunjung menggunakan telepon genggamnya di stan Huawei selama ‘Mobile World Congress’ di Barcelona, Spanyol pada tanggal 28 Februari 2017. (Lluis Gene / AFP / Getty Images)

Seorang sumber yang mengetahui pemikiran CFIUS mengatakan bahwa jika kesepakatan tersebut terjadii, militer AS khawatir bahwa dalam waktu 10 tahun, “pada hakikatnya akan ada pemain dominan dalam semua teknologi ini dan itu pada dasarnya adalah Huawei, dan kemudian para operator Amerika akan tidak memiliki pilihan lain. Mereka hanya punya keharusan membeli (peralatan) Huawei.”

Dalam beberapa tahun terakhir, Huawei telah menjalin hubungan komersial yang lebih erat dengan operator telekomunikasi besar di Asia, Amerika, dan Eropa.

Selain itu, pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa anggota Kongres dan pejabat Komisi Komunikasi Federal khawatir bahwa Broadcom dapat menjual sebagian Qualcomm ke perusahaan Tiongkok. Langkah tersebut dapat melukai usaha AS untuk mengembangkan teknologi nirkabel 5G karena sejumlah kecil pemasok yang ada yang membangun perangkat keras tersebut.

Kajian CFIUS itu sendiri tidak berarti kesepakatan akan dihentikan. CFIUS, di bawah mantan Presiden Barack Obama dan Presiden Donald Trump saat ini, telah membuat kecewa kesepakatan-kesepakatan teknologi tinggi, terutama yang melibatkan semikonduktor, atau melibatkan informasi sensitif tentang warga negara Amerika.

Pada bulan Januari, perusahaan Tiongkok Ant Financial membatalkan penawarannya untuk mengakuisisi perusahaan transfer uang AS MoneyGram, setelah CFIUS menolak kesepakatan tersebut, dengan alasan kekhawatiran akan keamanan data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi warga AS. Panel tersebut juga menyarankan agar tidak ada kesepakatan antara firma ekuitas swasta Tiongkok Canyon Bridge dan pembuat chip AS Lattice Semiconductor Corp, yang menyebabkan presiden Trump untuk memblokir proposal tersebut pada bulan September 2017.

Cornyn mengatakan pada tanggal 5 Maret, dia senang CFIUS telah memutuskan untuk meninjau kembali kesepakatan tersebut, mengingat bahwa “beberapa saingan internasional kami, seperti Tiongkok, sangat agresif dan strategis.”

“Saya mendukung gagasan tersebut bahwa komite mengenai investasi asing tersebut melihat dari dekat untuk melihat bahwa kepentingan Amerika dilindungi,” tambahnya.

Pengambilalihan Perusahaan

Bagian dari keprihatinan CFIUS saat ini, yang digemakan dalam sebuah surat yang dikirim Cornyn kepada Menteri Keuangan Steve Mnuchin minggu lalu, dapat membuktikan bahwa Broadcom telah gagal untuk mencapai kesepakatan dengan Qualcomm. Sebagai gantinya, Broadcom telah menggunakan untuk dasar permusuhan sebuah pengambilalihan dengan menempatkan pemain depan daftar calon enam nominasi Broadcom untuk dewan anggota Qualcomm yang beranggotakan 11 orang.

Broadcom telah berjuang untuk menyelesaikan kesepakatan yang diajukan untuk membeli Qualcomm karena pihak kedua telah menolak, dengan alasan beberapa kekhawatiran termasuk harga yang ditawarkan dan halangan-halangan kemungkinan adanya rasa tidak percaya yang bermaksud mengatur monopoli bisnis.

Broadcom mengatakan pada 5 Maret bahwa intervensi CFIUS adalah hasil dari tindakan rahasia yang dibuat oleh Qualcomm pada 29 Januari untuk melakukan penyelidikan atas tawaran tersebut, yang menurut dewan Qualcomm secara signifikan mengurangi nilai perusahaan tersebut.

Namun Qualcomm, dalam sebuah pernyataan pers, mengatakan bahwa “klaim-klaim Broadcom tentang penyelidikan CFIUS mengejutkan bagi mereka tanpa dasar sebenarnya” dan bahwa Broadcom telah berinteraksi dengan CFIUS “selama berminggu-minggu.”

Sebelum Broadcom mengungkapkan penawaran pembelian Qualcomm di bulan November, Trump sendiri mengumumkan rencana Broadcom untuk memindahkan kantor pusatnya kembali ke Amerika Serikat setelah pertemuan Gedung Putih dengan CEO Hock Tan, seorang pengusaha kelahiran Malaysia.

ancaman akuisisi Qualcomm oleh broadcom
Presiden AS Donald Trump memeluk CEO Broadcom, Hock Tan, saat Tan mengumumkan kepulangan kantor pusat perusahaannya ke Amerika Serikat dari Singapura selama seremoni ‘Oval Office of the White House’ di Washington, DC pada tanggal 2 November 2017. (Martin H. Simon / Pool / Getty Images)

Trump memuji langkah tersebut saat itu, menyebut Broadcom “salah dari yang sangat hebat, dari perusahaan-perusahaan hebat.”

Senator Republik AS, Tom Cotton, mengatakan pada hari Senin bahwa dia mendukung keputusan panel tersebut untuk menunda rapat pemegang saham Qualcomm, dengan mengatakan: “Pekerjaan Qualcomm terlalu penting bagi keamanan nasional kita untuk membiarkannya jatuh ke tangan perusahaan asing.” (ran)

Dari Reuters. Anggota staf Epoch Times Annie Wu memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews