Konsekuensi ‘Signifikan’ Jika Tiongkok Mengambil Pelabuhan Kunci di Djibouti

WASHINGTON – Jenderal tertinggi AS untuk Afrika mengatakan kepada anggota parlemen sebagai pembuat kebijakan pada hari Selasa bahwa militer dapat menghadapi konsekuensi “signifikan” jika Tiongkok mengambil pelabuhan kunci di Djibouti, karena Beijing menjadi semakin ngotot di Afrika dalam upaya untuk memperluas pengaruhnya.

Bulan lalu, Djibouti mengakhiri kontraknya dengan DP World Dubai, salah satu dari operator pelabuhan terbesar di dunia, untuk menjalankan Terminal Kontainer Doraleh, menyebut kegagalan menyelesaikan perselisihan yang terjadi mulai tahun 2012.

DP World menyebut langkah tersebut sebagai penyitaan ilegal terminal tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya telah memulai proses arbitrase baru sebelum Pengadilan Tinggi Arbitrase Internasional London.

Selama dengar pendapat kongres AS pada hari Selasa, yang didominasi oleh kekhawatiran tentang peran Tiongkok di Afrika, para anggota parlemen mengatakan bahwa mereka telah melihat laporan-laporan bahwa Djibouti merebut pengendalian pelabuhan tersebut untuk memberikannya ke Tiongkok sebagai hadiah.

Tiongkok telah membangun sebuah pangkalan militer di Djibouti, hanya beberapa mil dari pangkalan militer AS yang kritis.

“Jika ini adalah penyitaan ilegal pelabuhan itu, apa yang harus dikatakan agar pemerintah tidak akan menghentikan sewa kita secara tidak sah sebelum masa itu habis,” kata Bradley Byrne, wakil dari Partai Republik.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, Byrne mengatakan bahwa dia khawatir tentang pengaruh Tiongkok di Djibouti dan dampaknya terhadap asset-aset militer dan intelijen A.S.

Djibouti terletak strategis di pintu masuk selatan Laut Merah pada rute ke Terusan Suez.

pelabuhan Djibouti afrika jadi rebutan
Pekerja keras memuat barang di pelabuhan Djibouti, pada tanggal 27 Maret 2016. (Simon Maina / AFP / Getty Images)

Jenderal Marinir Thomas Waldhauser, komandan militer utama AS yang mengawasi pasukan di Afrika tersebut, mengatakan bahwa jika Tiongkok menerapkan pembatasan penggunaan pelabuhan, hal itu dapat mempengaruhi penempatan kembali basis AS di Djibouti dan kemampuan kapal Angkatan Laut untuk mengisi bahan bakar di sana.

“Jika orang Tiongkok mengambil alih pelabuhan itu, maka konsekuensinya bisa menjadi signifikan,” kata Waldhauser dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat.

Djibouti menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang merupakan rumah bagi sekitar 4.000 personil, termasuk pasukan operasi khusus, dan merupakan landasan peluncuran untuk operasi di Yaman dan Somalia.

“Ada beberapa indikasi (Tiongkok) yang mencari fasilitas tambahan, khususnya di pantai timur … Jadi Djibouti adalah yang pertama, akan ada lebih banyak lagi,” kata Waldhauser.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa mengenai situasi pelabuhan tersebut, namun kerja sama Tiongkok dengan Afrika tidak ditujukan pada pihak ketiga manapun atau ditujukan untuk mengecualikan siapapun.

Kekuatan Halus

Tiongkok telah bertekad terlihat di Afrika, termasuk melalui investasi profil tinggi dalam proyek-proyek infrastruktur publik, karena itu memperdalam hubungan perdagangnya.

Waldhauser mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak dapat bertanding skala investasi di seluruh benua tersebut, mengingat pembangunan Beijing pada pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung pemerintah dan bahkan stadion sepak bola.

“Kita tidak akan pernah mengeluarkan lebiih bayak uang  dibanding Tiongkok di (Afrika),” kata Waldhauser, memperhatikan beberapa investasi Tiongkok di Djibouti.

Sekretaris Negara AS Rex Tillerson mengatakan pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat akan memberikan lebih dari $533 juta bantuan kemanusiaan untuk korban konflik dan kekeringan di negara-negara Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan dan Barat dan Afrika Tengah yang berbatasan dengan Danau Chad.

Namun Tillerson membandingkan karya Amerika Serikat di benua Afrika tersebut, yang menurutnya telah meendorong “pertumbuhan berkelanjutan,” langsung setelah itu dari Tiongkok, baru-baru ini telah menjanjikan 124 juta dolar untuk rencana Silk Road-nya untuk memperluas hubungan antara Asia, Afrika, Eropa dan tempat-tempat lain.

Tillerson mengatakan bahwa investasi Tiongkok di Afrika “mendorong ketergantungan.”

Tahun ini, militer AS melemparkan tindakan balasan terhadap Tiongkok, bersama dengan Rusia, sebagai pusat strategi pertahanan nasional yang baru.

Pentagon mengatakan bahwa Tiongkok adalah bagian dari “kekuatan-kekuatan revisionis” yang “berusaha menciptakan sebuah dunia yang konsisten dengan model otoriter mereka.”

Waldhauser mengatakan bahwa dia sedang dalam proses penulisan ulang strategi militer AS di wilayah tersebut dengan Tiongkok.

“Tiongkok telah berada di benua Afrika tersebut untuk beberapa lama, tetapi kita sebagai komandan pejuang belum mengatasinya dalam hal kepentingan strategis,” kata Waldhauser.

“Kita sedang mengambil langkah-langkah bayi dalam hal itu,” tambahnya. (ran)

ErabaruNews