Wawancara dengan Seorang Kolumnis (6) : Paham Komunis Telah Menyusup ke Seluruh Dunia

Setahun yang baru saja berlalu, baik di Amerika Serikat, di Tiongkok, maupun di seluruh dunia telah terjadi banyak peristiwa besar, bagaimana memahami berbagai peristiwa yang rumit dan simpang siur itu?

Bagaimana pula kita harus bersikap menghadapi tahun 2018? Mengapa kita hari ini berada di dalam aliran arus sejarah yang berkepanjangan ini?

Pada malam Natal yang belum lama berlalu, kami mengundang secara khusus Profesor Zhang dari New York, Amerika Serikat, untuk hadir dalam acara dengar audiens akhir tahun stasiun radio Sound of Hope dan berinteraksi dengan 400 orang peserta.

Berikut sambungan wawancara khusus dengan Profesor Zhang Tianliang (selanjutnya disingkat: Zhang)

Reporter: Profesor Zhang, sebelumnya Anda pernah mengutarakan, Tiongkok adalah bangsa terpilih, sehingga sejarah peradabannya mampu bertahan selama lima ribu tahun, tapi sekitar seratus tahun silam, peradaban Barat telah mulai menggeser dan mendominasi, bagaimana Anda menjelaskan fenomena ini?

Zhang: Benar, seperti saya katakan tadi, saat terjadi duel antara kebaikan melawan kejahatan, jika selamanya selalu dimenangkan oleh kebaikan, maka ketika manusia menghadapi kejahatan tidak akan ada lagi masalah mampukah mempertahankan kepercayaan yang kuat itu.

Seperti pada masa ketika agama Kristen dianiaya, waktu itu terasa sepertinya Kekaisaran Romawi sangat besar dan kuat, sedangkan umat Kristen sangat lemah dan kecil. Di Tiongkok pada masa pemusnahan agama Buddha yang pernah terjadi 4 kali antara abad 6 – abad 10, juga terasa pemerintah sangat besar dan kuat, sementara umat Buddha begitu lemah dan kecil.

Karena Tuhan telah memilih Tiongkok sebagai tempat yang unik, jika dikatakan kekuatan kebaikan selamanya selalu ada di Tiongkok, sehingga kebudayaan Tiongkok menjadi tempat jujukan belajarnya negara lain dari seluruh dunia, maka bagi manusia tidak akan ada lagi pilihan, yakni tidak perlu lagi memilih antara kebaikan dan kejahatan.

Saya ingat di dalam “Alkitab” ada sebuah kisah,tentang seorang yang bernama Yacob, Yacob ini sangat yakin pada Tuhan, namun setan berkata pada Tuhan, Yacob sangat percaya padaMu karena Kau terlalu baik padanya, memberikan tubuh yang sehat, dan keluarga yang kaya, dan hubungan keluarga sangat baik, karena Engkau berikan semua itu, maka ia pun setia padaMu. Engkau harus mengambil semua itu, maka ia pun tidak akan setia lagi padaMu.

Tuhan berkata, baiklah, Aku ijinkan kau untuk menguji Yacob. Maka setan pun mencabut nyawa keluarga Yacob, membuat uang keluarga mereka habis, juga membunuh anak-anak di keluarganya, lalu sekujur tubuh Yacob juga menderita panyakit parah, yakni penyakit yang sangat mengerikan, waktu itu Tuhan berkata pada setan, kau tidak boleh mencabut nyawanya, selain itu terserah apa yang akan kau lakukan.

Dalam kondisi seperti ini istri Yacob berkata padanya, jangan lagi kau percaya pada Tuhan, mati saja secepatnya. Ia berkata, aku sudah tidak tahan melihat penderitaanmu sekarang. Yacob berkata, tidak, aku tetap percaya Tuhan.

Kaum bangsawan Eropa abad pertengahan memiliki kehormatan, iman yang kuat, dapat menahan derita, memiliki spirit dan martabat bak ksatria. Dalam perang mereka maju di garis terdapan, itu sebabnya harus trampil berkuda dan menguasai ilmu pedang/anggar. Oleh karena di masa Perang Dunia I sudah marak penggunaan meriam dan senapan mesin, setelah perang berakhir, sebagian besar dari mereka telah gugur di medan perang, kebudayaan tradisional yang mereka lindungi pun mengalami kehilangan yang amat besar. (INTERNET)

Akhirnya setan pun mundur, karena setan menganggap Yacob benar-benar setia pada Tuhan. Sebenarnya dengan apa yang dilakukannya ia juga telah memuliakan Tuhan, dan Tuhan juga merasa dengan adanya seorang pengikut setia seerti Yacob, memang bisa menggagalkan setan dan memenangkan Tuhan.

Apa tujuan saya menceritakan kisah ini? Sewaktu manusia menghadapi pilihan penting di saat terakhir seperti ini, kekuatan iblis kelihatannya sangat besar, dalam kondisi seperti ini masihkah Anda akan memilih kebaikan? Dalam seabad terakhir, saya merasa memang ada fenomena dimana iblis dibiarkan menguji keyakinan umat manusia.

Jadi Anda melihat, setelah “Manifesto Komunis” dipublikasikan, sampai setelah matinya Marx, konsep paham komunis seolah menggulung seluruh dunia. Dan setiap kali terjadi krisis ekonomi, atau setiap terjadi perang dunia, itulah saat dimana pemikiran paham komunis menyebar ke seluruh dunia. Telah terjadi PD-I dan PD-II, akibat pertama dari PD-I adalah berdirinya Uni Soviet.

Tahun 1917 dalam “Revolusi Oktober” munculnya sebuah negara sosialis pertama yakni Uni Soviet dan sebenarnya PD-I berdampak sangat mendalam bagi sejarah umat manusia.

Karena dulunya Eropa adalah semacam “politik Aristokrasi”, kaum bangsawan mereka tidak seperti yang kita bayangkan bahwa mereka sepanjang hari makan enak, tinggal di istana mewah, memakai busana berkualitas tinggi, sering menunggang kuda, mengadakan pesta dansa dan lain sebagainya, sebenarnya para bangsawan itu memiliki kehormatan, dan mereka memiliki iman yang sangat kuat, di saat yang sama juga harus menderita, memiliki spirit dan martabat layaknya ksatria.

Jadi pada PD-I, umumnya seperti seorang ksatria, sebagai bangsawan, mereka berperang di garis terdepan demi kehormatannya. Sebagai bangsawan mereka pun harus belajar ilmu pedang (anggar) dan semacamnya, teknik menunggang kuda juga harus trampil, jadi di medan perang walau harus maju ke garis terdepan, biasanya mereka kembali dalam keadaan hidup, karena ilmu beladirinya baik.

Penulis kolumnis Zhang Tianliang (Epochtimes)

Tapi saat PD-I telah mulai menggunakan senapan mesin dan meriam, maju ke garis depan maka ia akan menjadi korban pertama yang tewas, jadi setelah PD-I berakhir, sebagian besar kaum bangsawan Eropa telah gugur di medan perang, jadi di Eropa muncul politik rakyat, muncul pemerintahan rakyat.

Kemudian semangat aristokrat, yakni kepercayaan agama yang taat dan perlindungan terhadap kebudayaan tradisional, maka setelah PD-I kebudayaan tradisional itu pun mengalami kehilangan yang sangat besar.

Setelah PD-I muncul Uni Soviet yang mulai menyebarkan revolusi ke seluruh dunia. Kemudian terjadi krisis ekonomi global di tahun 1929, di Jerman muncul Nazi, lalu kekuatan sayap kiri di seluruh dunia merasa harus belajar dari Uni Soviet, paham komunis pun mulai unjuk gigi.

Kemudian terjadilah PD-II, dari tahun 1929 sampai 1933 masyarakat bebas dengan AS sebagai ketua, waktu itu juga mulai menerapkan banyak kebijakan berpaham sosialis, yakni kebijakan ekonomi ala Keynes yang diterapkan oleh Presiden Roosevelt yang mendorong diperbesarnya belanja pemerintah, kebijakan paham sosialis seperti itu mulai mendapat tempat, jadi saat itu adalah tren dimana paham komunis bangkit lagi di seluruh dunia.

Setelah PD-II berakhir, penyebaran partai komunis semakin menjadi-jadi, karena PD-II adalah untuk melawan Nazi, jadi Amerika dan Uni Soviet bergabung, waktu itu banyak mata-mata Soviet masuk ke Amerika dan menguasai kebijakan nasional AS.

Setelah PD-II berakhir, PM Inggris Churchill lengser karena gagal dalam pemilu, lalu Adelaide menjabat, seperti apakah seorang Adelaide? Ia adalah anggota dari “Fabian Society”. Itu adalah “Fabian Society” di Inggris seperti yang saya katakan tadi, bukankah mereka yang membuat perubahan secara perlahan terhadap suatu negara dan menjadikannya negara berpaham sosialis?

Adelaide itu adalah seorang anggota Fabian, ia terpilih sebagai PM Inggris, lalu mendirikan Partai Buruh, misi dari Partai Buruh Inggris adalah diturunkan dari Fabian Society kepada Partai Buruh, dan Partai Buruh Inggris menganut paham sosialis.

Sewaktu melawan Nazi, banyak orang Yahudi yang sesungguhnya adalah mata-mata Soviet dan menjadi konsultan policy negara Amerika. Setelah PD-II berakhir, AS pun tidak lagi mendukung Partai Nasionalis Tiongkok dan berubah mendukung Partai Komunis Tiongkok, akhirnya muncullah Rezim Merah di Tiongkok.

Penulis kolumnis Zhang Tianliang (Sound of Hope)

Sejak tahun 1950 mulai bermunculan gelombang kemerdekaan negara-negara Asia, Afrika, dan Latin Amerika, seperti 32 negara di Afrika memerdekakan diri dari Inggris, Prancis, dan Spanyol, lalu mendirikan negara demokrasinya sendiri.

Waktu itu di banyak tempat terjadi gelombang memerdekakan diri, negara kecil itu setelah merdeka banyak yang mendapat pengaruh sosialisme dari Uni Soviet, jadi bisa dikatakan tahun 50an dan 60an adalah saat semakin meluasnya paham komunis di seluruh dunia, termasuk di Kuba di tahun 1960 yang mengumumkan sebagai negara sosialis dan berpihak pada Uni Soviet.

Lalu saat terjadi “Revolusi Kebudayaan” di Tiongkok. Gerakan menentang tradisi di Barat seperti yang saya katakan tadi yakni: musik rock, seks bebas, ‘gerakan emansipasi wanita’ dan lain-lain, semua itu adalah semacam tren yang diciptakan oleh paham komunis untuk menyebar ke seluruh dunia.

Jadi bisa dikatakan setelah setengah abad lamanya, atau setelah melalui perkembangan satu abad lamanya, dirasakan paham komunis telah merajalela dan tak terbendung di seluruh dunia, sekarang yang terjadi adalah saat partai komunis membuat banyak kebijakan, masyarakat sudah terbiasa dan tidak merasakan apa-apa lagi.

Dulu di negara Barat, jika seseorang dikatakan anggota partai komunis, maka semua orang akan merasa itu adalah ungkapan bagi iblis yang sesat. Tapi sekarang jika Anda katakan seseorang adalah komunis, orang lain sudah tidak merasakan apa pun.

Di California beberapa waktu lalu bahkan pernah ada usulan, seorang anggota Dewan Senat California mengusulkan agar anggota partai komunis diijinkan untuk menjabat sebagai pegawai negeri, itu berarti paham komunis telah menyusup sedemikian parahnya.

Saya merasa seluruh dunia telah disusupi oleh partai komunis. Dan karena paham komunis telah menyusup kedalam segala aspek di seluruh dunia, maka setiap orang pun memiliki kesempatan untuk memilih antara iblis dengan Tuhan, dengan kata lain jika bukan dengan penyusupan seperti ini, maka manusia pun tidak akan mempunyai kesempatan untuk memilih seperti ini, jadi saya pikir hal ini mungkin merupakan semacam tren besar dalam sejarah, mungkin juga diatur sedemikian rupa oleh Tuhan.

Jadi saya pikir pada saat komunis menyebar luas di seluruh dunia, itulah saatnya paham komunis akan dipahami dengan jelas oleh manusia dan akan total dimusnahkan yakni di saat sekarang ini. (SUD/WHS/asr)

Bersambung

Baca juga : Wawancara dengan Seorang Kolumnis : Tiga Memori Bersama dari Bangsa-bangsa yang Berbeda (Bagian 1-2)

Baca juga : Wawancara dengan Kolumnis (3) : Tiga Sektor di Barat yang Terpenetrasi Aliran Kiri

Baca juga : Wawancara dengan Kolumnis (4) : Tiga Sektor di Barat yang Terpenetrasi Aliran Kiri

Baca juga : Wawancara dengan seorang kolumnis (5): Mengapa Hanya Peradaban Tionghoa yang Tersisa Setelah “Banjir Besar”?