Kim Jong-un Membuat Dua Janji Besar kepada Trump

Epochtimes.id- Baru-baru ini Presiden Trump menyatakan menerima undangan pertemuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Beberapa media Korea Selatan mengungkapkan bahwa Kim Jong-un berjanji kepada Amerika bahwa Korea Utara dapat menghentikan pengembangan rudal dan membebaskan tiga orang sandera asal Amerika Serikat.

Kepala Keamanan Nasional Cheong Wa Dae Chung Eui-yong pada pada 5 Maret memimpin delegasi untuk mengunjungi Korea Utara dan bertemu langsung dengan Kim Jong-un.

Dalam siaran pers di luar Gedung Putih usai diterima Presiden Trump pada 8 Maret, Chung mengumumkan bahwa Kim Jong-un ingin secepatnya bertemu dengan Trump, dan Trump telah menerima undangan tersebut sekaligus menyediakan waktu bertemu sebelum bulan Mei berakhir.

Media Korea Selatan ‘Chosun Ilbo’ pada 8 Maret mempublikasikan sebagian ucapan Chung Eui-yong yang disampaikan kepada pihak AS, termasuk rincian ucapan Kim Jong-un dalam pertemuan tentang janji denuklirisasi dan proposal dialog Korea Utara – AS.

Menurut sumber terpercaya bahwa pihak Korea Utara menyampaikan janji : Ingin menghentikan pengembangan rudal antar benua dan secara bertahap meninggalkannya, serta rencana membebaskan 3 orang sandera asal Amerika Serikat, ini sebagai pra-syarat untuk mengundang dialog langsung dengan AS.

Laporan Yonhap pada 9 Maret mengutip ucapan yang disampaikan Chung Eui-Yong saat bertemu Kim Jong-un menyebutkan, Hasil pertemuan akan lebih maksimal jika dialog dapat berlangsung secara temu muka dengan Trump.

Sebelumnya Financial Times juga melaporkan bahwa setelah delegasi Korea Selatan mengunjungi DPRK, mereka telah mencapai beberapa kesepakatan antara lain Korea Utara bersedia meninggalkan pengembangan senjata nuklir setelah keamanan nasional bebas dari ancaman luar.

Korea Utara bersedia berdialog dalam rancangan membahas isu denuklirisasi Korea Utara serta menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Selain itu juga berjanji menghentikan uji coba nuklir dan meluncurkan rudal pada saat dialog berlangsung.

Berita pertemuan Trump dengan Kim Jong-un telah menarik banyak perhatian. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 9 Maret mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Trump melalui sambungan telepon dan akan terus memberikan tekanan terbesar kepada Korea Utara sampai Korea Utara mengambil langkah konkret untuk meninggalkan program pengembangan senjata nuklirnya.

Senator senior AS Lindsey Graham mengatakan bahwa perilaku Korea Utara di masa lalu hanya bisa bicara tetapi tidak bertindak. Tapi kali ini jika ia sampai mempermainkan Trump maka rezimnya akan segera berakhir.

Ketua Komite Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS, Ed Royce mengatakan bahwa undangan Kim Jong-un untuk mengajak Trump berdialog menunjukkan sanksi pemerintah AS cukup efektif.

Bloomberg baru-baru ini melaporkan bahwa hasil riset yang dilakukan pihak Korea Selatan menunjukkan, penurunan ekspor komoditas Korea Utara yang drastis pada tahun 2017 menyebabkan cadangan devisa mereka  juga anjlok.

Ketua Komite Intelijen Dewan Korea Selatan Kang Seok-ho pada bulan Pebruari lalu mengatakan bahwa jika sanksi internasional terhadap Korea Utara terus berlanjut, maka cadangan devisa yang dimiliki Pyongyang hanya mampu untuk menunjang biaya operasi rezim hingga sekitar bulan Oktober tahun ini. (Sinatra/asr)