WHO Waspadai Ancaman Wabah Parasit Mikro Penyakit X

EpochTimesId – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan penyakit baru ke daftar patogen. Penyakit itu diklaim bisa menyerang manusia dengan efek yang menghancurkan.

Penyakit baru ini diberi nama ‘Penyakit X’.

Patogen merupakan sejenis parasit mikroorganisme. Umumnya istilah ini diberikan untuk sel yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular.

Reaksi biologi itu kemudian menghasilkan penyakit yang bisa menular dari hewan atau tumbuhan kepada manusia. Namun, dengan kecanggihan teknologi, manusia juga bisa membuat versi sintetisnya pada laboratorium riset.

Setiap tahun WHO menerbitkan daftar ancaman epidemi potensial. Zika, SARS, Ebola, demam Lassa, demam Rift Valley adalah diantaranya. Semua penyakit yang menimbulkan wabah ini umumnya diketahui jenis, baik sumber asal dan cara penyebarannya.

Kali ini, WHO menambahkan ‘Penyakit X’ ke dalam daftar, dan penyakit itu sama sekali belum muncul.

WHO menerbitkan sebuah pernyataan setelah menggelar review tahunannya pada 6-7 Februari 2018. Review itu mengambil tema keadaan darurat kesehatan potensial yang menyoroti bahaya patogen misterius.

Namun, parasit mikro itu berasal dari sesuatu yang belum pernah dilihat oleh umat manusia sebelumnya. Parasit itu diduga lahir secara alami pada alam.

Strain penyakit itu diduga kuat kebal terhadap antibiotik. Itu adalah penyakit yang tidak merespons pengobatan yang ada, dan penyakit yang mudah bermutasi. Itu adalah jenis penyakit yang mengerikan.

Penyakit X diprediksi sanggup berkembang biak pada korban bencana, dan populasi pengungsi. Mereka biasanya tinggal di kamp atau lingkungan yang padat, dengan sanitasi yang tidak memadai. Kelaparan dan stres, diprediksi membuat parasit yang menimbulkan Penyakit X mudah menyebar luas.

Penyakit dalam daftar baru ini adalah jenis parasit yang kini akan diteliti oleh WHO guna mengenali dan mencegah cara kemunculan dan penularannya.

Jadi, bagaimana bisa ilmuwan bisa meneliti penyakit yang belum muncul?

Seorang pria berpakaian hazmat pelindung menyemprot trotoar di depan sebuah apartemen di Dallas, Texas, tempat orang kedua didiagnosis menderita virus Ebola, 12 Oktober 2014. (Mike Stone/Getty Images/The Epoch Times)

WHO mengatakan bahwa Penyakit X bisa datang dari mana saja dan menyerang kapan saja.

“Sejarah mengatakan bahwa kemungkinan wabah besar berikutnya akan menjadi sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” kata Dr. John-Arne Rottingen, kepala eksekutif Dewan Riset Norwegia dan penasihat ilmiah komite WHO.

“Mungkin aneh jika menambahkan ‘X’ tapi intinya adalah memastikan kita mempersiapkan dan merencanakan secara fleksibel dalam hal vaksin dan tes diagnostik” ujar Rottingen kepada Telegraph.

“Kami ingin melihat platform ‘plug and play’ dikembangkan yang akan bekerja untuk setiap, atau sejumlah besar penyakit; sistem yang memungkinkan kita membuat tindakan pengobatan dengan kecepatan tinggi.”

Virus Ebola dilihat melalui mikroskop elektron. (Photo : National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

WHO mengaku khawatir bahwa Penyakit X tersebut adalah penyakit buatan manusia seperti mutasi buatan.

“Biologi sintetis memungkinkan terciptanya virus baru yang mematikan,” Dr. Rottingen mengatakan kepada Telegraph. “Ini juga terjadi di mana Anda memiliki penyakit baru tidak ada perlawanan dalam populasi dan itu berarti bisa menyebar dengan cepat.”

Beberapa negara telah menggunakan racun eksotis seperti ricin dan dioxin, bahan radioaktif, dan bahkan gas syaraf. Racun itu sering digunakan untuk menyerang orang yang dicurigai sebagai mata-mata.

Perang kimia sedang berlangsung. Mereka tidak menyukainya, namun masih sering digunakan.

Yang paling parah, terobosan terbaru dalam teknologi penyambungan gen memberi para ilmuwan kekuatan untuk menyesuaikan penyakit dengan cara yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Tentu saja, para ilmuwan dapat menciptakan penyakit dengan efek samping yang tidak diketahui, atau yang bermutasi di luar kendali, atau yang bekerja persis seperti yang diinginkan, sangat mematikan. Dan, penyakit itu dapat lolos dari laboratorium dan menyebar ke seluruh dunia.

Karena teknik pembunuhan mutakhir saat ini adalah menginfeksi target dengan penyakit, yang tidak segera melumpuhkan target. Kondisi ini membuat pembunuh berkesempatan melarikan diri.

Seseorang yang terinfeksi dengan beberapa penyakit baru dapat mengunjungi tempat-tempat umum, atau bahkan bepergian ke luar negeri, karena gejala sakit belum muncul. Maka, parasit mikro itu dapat menyebar kemana-mana.

Dan patogen buatan tidak akan memiliki musuh alami. Sistem kekebalan tubuh manusia tidak akan memiliki pertahanan untuk menghadapi parasit mikro buatan. Tubuh mungkin bahkan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi parasit mikro atau patogen.

Kedengarannya seperti plot film fiksi ilmiah yang buruk, tapi akan lebih buruk lagi jika penyiar TV membicarakannya, bahwa hal itu benar-benar terjadi.

Virus HIV dilihat melalui mikroskop elektron. (Photo : https://rbssdiseases.wikispaces.com)

Terlepas dari kemungkinan bencana yang sebenarnya disebabkan oleh penyakit buatan manusia, WHO masih menganggap alam sebagai sumber epidemi besar berikutnya.

Orang-orang bertualang ke daerah yang jarang dilalui, dan bepergian ke seluruh wilayah. Mereka mungkin memungut dan mengangkut mikroba ke tempat di mana orang tidak memiliki kekebalan tubuh.

Selanjutnya, tampaknya penyakit dapat menyebar dengan mudah dari hewan ke manusia. Karena lebih banyak manusia berinteraksi dengan habitat hewan, ada lebih banyak kesempatan untuk terjadinya penularan.

Seperti diberitakan News.com Australia, HIV diperkirakan telah menyebar ke orang-orang dari monyet, dan SARS, dari kelelawar hingga kucing dan musang kepada manusia. Ebola bahkan berasal dari kelelawar buah.

Profesor Marion Koopmans, kepala departemen Viroscience dari Pusat Kesehatan Erasmus di Rotterdam dan juga seorang penasihat ilmiah WHO, mengatakan bahwa penyakit yang melintas dari hewan ke manusia muncul dengan frekuensi yang meningkat.

“Intensitas kontak hewan dan manusia menjadi jauh lebih besar seiring perkembangan dunia,” katanya kepada Telegraph. “Hal ini membuat kemungkinan penyakit baru akan muncul, tetapi juga perjalanan dan perdagangan modern membuatnya lebih mungkin menyebar.” (NTD.tv/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan Redaksi :

https://youtu.be/lmXlo4Eyfbc