AS Tekan Tiongkok Potong Surplus Perdagangan Sebesar US$100 Miliar

WASHINGTON – Administrasi Trump menekan Tiongkok untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat sebesar $100 miliar, juru bicara Gedung Putih mengatakan pada 14 Maret, mengklarifikasi sebuah tweet pekan lalu dari Presiden Donald Trump.

Rabu lalu, Trump men-tweet bahwa Tiongkok diminta untuk mengembangkan sebuah rencana untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangannya dengan Amerika Serikat sebesar $1 miliar, namun juru bicara tersebut mengatakan bahwa Trump bermaksud mengatakan $100 miliar.

Amerika Serikat memiliki defisit perdagangan sebesar $375 miliar dengan Tiongkok pada tahun 2017, yang merupakan dua pertiga dari kesenjangan perdagangan AS sebesar $566 miliar tahun lalu, menurut data Biro Sensus AS.

Tiongkok melaporkan surplus perdagangannya dengan AS tahun 2017 sebesar $276 miliar, atau sekitar dua pertiga dari surplus global yang dilaporkan sebesar $422,5 miliar.

perang dagang amerika tiongkok
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengacungkan tinjunya setelah berbicara di Marine Corps Air Station Miramar di San Diego, California, pada 13 Maret 2018. (Kevin Lamarque / File Photo / Reuters)

Juru bicara Gedung Putih menolak memberikan rincian tentang bagaimana pemerintah tersebut menginginkan Tiongkok menyelesaikan tujuan pengurangan surplus tersebut, apakah telah meningkatkan pembelian produk AS seperti kedelai atau pesawat terbang akan cukup, atau apakah ia menginginkan Tiongkok membuat perubahan-perubahan  besar pada kebijakan-kebijakan industrinya, memotong subsidi pada badan usaha milik negara, atau mengurangi kapasitas baja dan aluminium.

Berbicara kepada wartawan di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lu Kang, mengatakan bahwa sejarah menunjukkan bahwa perang dagang tidak ada kepentingan siapapun, namun Tiongkok akan melindungi hak-haknya yang sah jika “sesuatu terjadi yang tidak ingin kita lihat.”

“Kami percaya bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat dapat menggunakan diskusi yang ramah untuk menyelesaikan perselisihan kami,” kata Lu.

Permintaan AS tersebut datang sejak pemerintahan Trump dinyatakan telah menyiapkan tarif impor sebesar $60 miliar untuk teknologi informasi, telekomunikasi, dan produk-produk konsumen Tiongkok sebagai bagian dari penyelidikan AS terhadap penerapan-penerapan kekayaan intelektual oleh Tiongkok, menurut sumber yang membahas tentang masalah-masalah tersebut dengan pemerintahan. Daftar produk bisa mencapai 100, sumber ketiga mengatakan kepada Reuters.

Tidak jelas apakah pengurangan $100 miliar yang diminta tersebut akan mengatasi keluhan AS tentang kebijakan investasi Tiongkok yang secara efektif meminta perusahaan AS yang beroperasi di Tiongkok untuk mentransfer teknologi ke mitra usaha patungan Tiongkok guna mendapatkan akses pasar.

Masalah tersebut adalah bagian inti dari penyelidikan yang dilakukan berdasarkan Section 301 dari Trade Act of 1974, sebuah ketentuan yang jarang diajukan sejak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) didirikan pada tahun 1995. Ahli perdagangan mengatakan bahwa tarif yang diberlakukan sebagai hasil penyelidikan kekayaan intelektual Tiongkok mungkin berada di luar peraturan WTO.

AS Targetkan Subsidi India

Namun Washington menunjukkan pada 14 Maret bahwa pihaknya tidak meninggalkan lembaga perdagangan global, meluncurkan tantangan legal WTO terhadap subsidi ekspor India untuk perusahaan-perusahaan domestik, termasuk produsen baja, bahan kimia, farmasi, tekstil, dan produk-produk IT.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan India telah gagal menghapus subsidi-subsidi tersebut sesuai dengan peraturan WTO setelah negara tersebut mencapai standar taraf ekonomi tertentu.

Amerika Serikat diharapkan untuk memohon pengecualian keamanan nasional terhadap peraturan WTO dalam menerapkan tarif impor sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen pada aluminium yang diumumkan oleh Trump minggu lalu.

Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan kepada anggota parlemen pada 14 Maret, departemennya akan segera menerbitkan prosedur-prosedur pengecualian produk-produk khusus dari tarif baja untuk barang-barang yang tidak tersedia dari produsen dalam negeri atau kekurangan pasokan. Prosedur tersebut dijadwalkan hari Minggu ini.

Anne Forristall Luke, presiden Asosiasi Produsen Ban AS, mengatakan bahwa kelompok tersebut akan “menekan dengan sangat keras” untuk pembebasan tarif untuk batang kawat dengan kekuatan tinggi yang digunakan untuk membuat kabel sabuk ban baja yang tidak diproduksi oleh pabrik AS.

Sumber terbesar untuk bahan ini adalah Jepang dan Brasil, katanya, menambahkan bahwa produsen ban AS akan kehilangan bisnis ke pesaing asing jika biaya baja mereka meningkat.

“Kami bekerja dari sisi produk dan sisi negara. Kami pikir kami memiliki kasus yang sangat bagus,” katanya kepada Reuters. (ran)

ErabaruNews