Pemain Sepak Bola Rusia Tewas Kecelakaan di Jalan Ramai Tidak Dipedulikan yang Lalu-lalang

Mantan pemain sepak bola Vladimir Gerasimov, 28 tahun, roboh oleh sebuah mobil saat mengendarai skuter listrik di Tiongkok pada 8 Maret, melaporkan The Moscow Evening News pada 12 Maret. Pengemudi melarikan diri dari tempat kejadian, meski Gerasimov terluka parah. Walaupun banyak orang yang lewat di jalan yang sibuk saat itu, tidak ada yang membantu Gerasimov. Dia meninggal terbaring di sana, dua jam kemudian.

Gerasimov, mantan anggota FC Metalurh Donetsk, telah mendapatkan banyak medali dalam kompetisi, menurut laporan tersebut. Penggemarnya di Rusia meratapi kematiannya dan membukukan video dirinya selama mencetak gol secara online untuk mengingatnya.

Daratan Tiongkok memiliki sejarah menjadi apatis terhadap orang tak dikenal yang membutuhkan pertolongan.

Para netizen Tiongkok menunjuk pada kasus Peng Yu lebih dari satu dekade yang lalu sebagai peristiwa yang memicu kecenderungan ketidakpedulian yang meluas. Pada tahun 2006, Peng Yu di Kota Nanjing, Propinsi Jiangsu, membantu seorang wanita tua yang terjatuh dan membawanya ke rumah sakit setempat. Kemudian, wanita tersebut menuduh Peng menyebabkan dia jatuh, menuntut Peng di pengadilan. Pengadilan Distrik Gulou memutuskan untuk mendukung wanita tersebut dan memerintahkan Peng untuk membayar tagihan medisnya yang terlalu tinggi.

Alasan pengadilan tersebut adalah bahwa Peng tidak akan membantu wanita tersebut jika dia tidak bersalah yang menyebabkan dia jatuh.

Putusan tersebut mengirim gelombang kejut ke seluruh masyarakat.

Pada tahun 2013, sebuah survei yang diluncurkan oleh China Youth Daily, media yang dikelola pemerintah, menunjukkan bahwa di antara 140.000 peserta, 84,9 persen mengaku bahwa mereka merasa khawatir mengenai membantu orang tua tak dikenal.

Sedikitnya 5,4 persen orang mengatakan bahwa mereka akan membantu orang tua yang jatuh ke tanah, sementara 55,6 persen mengatakan mereka akan pergi begitu saja.

Ketakutan akan pertanggungjawaban telah mengakibatkan a catch-22 situation (sebuah dilema) dimana warga ingin membantu, namun khawatir bahwa kebaikan mereka akan dimanfaatkan.

Dalam sebuah artikel tahun 2015 tentang insiden tabrak lari yang melibatkan seorang wanita Tiongkok tanpa SIM menabrak seorang anak berusia 2 tahun, komentator masalah sosial saat ini, Jian Heng, mencatat bahwa moralitas di Tiongkok telah menurun drastis karena perilaku yang telah berubah yang terjadi dimana warga negara menyaksikan di bawah rezim Partai Komunis.

“Ada pepatah di Tiongkok: Ketika seorang tua jatuh ke tanah, ini adalah masalah pribadi apakah orang memilih untuk membantu atau tidak. Tetapi ini masalah sosial apakah orang-orang sampai hati tidak menolong,” ungkapnya. (ran)

Rekomendasi video :

https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA&t=27s

ErabaruNews