Penelitian : Tubuh Manusia Nyaris Vakum dengan Celah Mikroskopis yang Sangat Lebar

oleh Zhang Bingkai

Bagaimana tubuh manusia dapat dikatakan vakum ? Apakah yang dimaksudkan itu bukan fisik nyata ?

Kulit badan kita yang dapat merasakan panas dan dingin, dengan kedua mata yang dapat melihat benda, telinga yang dapat mendengarkan suara, dan seterusnya.

Namun, bila ditinjau dari karakteristik komposisi mikroskopis atom yang membentuk sel-sel tubuh kita, maka tak salah jika memperoleh kesimpulan bahwa tubuh manusia nyaris vakum.

Kita semua tahu bahwa tubuh kita terdiri dari berbagai macam sel, seperti sel darah merah, sel-sel epitel kulit, sel tulang skeletal dan lain-lain.

Sel-sel tersebut bergabung sedemikian rupa teratur dan masing-masing memainkan berbagai fungsi fisiologis secara apik.

Dan sedemikian banyaknya jumlah molekul yang membentuk sel, seperti molekul protein, molekul gula dan lain-lain. Molekul-molekul ini juga terbentuk dari atom, seperti atom karbon, atom hidrogen, atom oksigen dan seterusnya.

Struktur atom-atom ini adalah elektron dan nukleus. Seberapa besar jarak antara elektron dan nukleus ?

Karena atom sangat kecil, lebih kecil dari diameter sehelai rambut. Oleh karena itu, konsep panjang atau ukuran atom ini hanya dapat dipahami melalui perbandingan.

Menurut laporan ‘Business Insider’, elektron berotasi di sekitar nukleus, dan jarak antara elektron dan nukleus  lebih dari 100.000 kali diameter nukleus. Dengan kata lain, dalam atom,

Jika ruang lingkup keberadaan elektron diasumsikan seperti ukuran atom, setelah itu memperbesar atom sampai sebesar stadion bisbol, kemudian kita akan menemukan bahwa nukleus hanya sebesar satu biji kacang tanah.

Jika demikian rasio celah antara elektron dan nukleus setara dengan rasio antara kacang tanah ini dengan permukaan sebuah lapangan bisbol. Dengan kata lain, atom-atam mikroskopis itu sebenarnya sangat kosong atau nyaris vakum.

Atom-atom yang nyaris vakum itulah yang membentuk molekul, yang kemudian membentuk sel-sel tubuh dan seluruh tubuh kita.

Oleh karena itu, dari sudut pandang mikroskopis, pada dasarnya tubuh manusia sebenarnya memiliki ruang kosong yang cukup besar, bukan padat sebagaimana yang terlihat oleh mata telanjang.

Ilmuwan lebih jauh menjelaskan bahwa celah mikroskopis menyita 99,9999999 % dari total luas area tubuh manusia. Jadi jika kita ubah bahasa matematika ini menjadi kalimat, maka dapat dikatakan bahwa tubuh manusia pada dasarnya nyaris vakum.

Sesuai dengan hubungan antara ukuran dan ruang kesenjangan nukleus dan elektron, dan jika kita singkirkan celah-celah kesenjangan yang memenuhi seluruh tubuh kita, yaitu, elektron dan nukleus disusun / ditumpuk dengan rapat. Tahukah seberapa besar ukuran tubuh kita ?

Tubuh kita hanya berukuran sebutir debu. Bahkan seluruh tubuh manusia di atas bumi ini pun hanya berukuran sepotong kecil gula-gula / permen.

Fenomena ajaib ini tidak hanya terbatas pada tubuh manusia saja, tapi berlaku juga bagi segala sesuatu yang berada di alam semesta.

Laporan tersebut mengatakan: Bayangkan sebuah mobil di depan kita, apakah memiliki celah di atom yang sama seperti yang terjadi di tubuh manusia? Bagaimana dengan benda lain ? Kondisi yang terjadi itu sama semuanya.

Alam Semesta yang fenomenal ini sesungguhnya dipenuhi oleh ‘kekosongan’.

Begitulah yang terjadi di alam mikrokosmos, dunia yang tak terlihat oleh mata telanjang manusia.

Perubahan tak terduga bisa terjadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa apa yang dapat tertangkap oleh mata telanjang manusia itu belum tentu dapat dibenarkan oleh alam. (Sinatra/asr)