Trump Kecewa dengan Reformasi Pasar Tiongkok dan Akhiri Dialog Ekonomi

EpochTimesId – Departemen Keuangan Amerika Serikat menyatakan bahwa pemerintahan Donald Trump mengeluarkan instruksi untuk menghentikan dialog ekonomi formal dengan pemerintah Tiongkok komunis. Demikian dikutip media berbahasa Mandarin, Epoch Times, dari Bloomberg.

Dialog ekonomi formal tersebut selama ini telah berlangsung selama beberapa dekade. Alasan penghentian dialog karena menurut Trump bahwa janji Tiongkok membuka pasar untuk pesaing asing sedang berjalan mundur.

Wakil Menteri Keuangan AS, David Malpass mengatakan pemerintahan Trump kecewa dengan perlakuan pemerintah Tiongkok. “Kami mengakhiri dialog ekonomi dengan Tiongkok karena jalan menuju pasar terbuka tidak jelas,” ujar Malpass.

Setelah meninggalkan diskusi formal, Menteri Keuangan Steven T. Mnuchin berulang kali mengadakan percakapan pribadi dengan pejabat senior Tiongkok. Mereka fokus pada isu pasar bebas kapitalisme.

perdagangan dumping tiongkok
Gulungan aluminium foil diangkat ke pabrik di Kota Binzhou, Propinsi Shandong, Tiongkok pada tanggal 16 Mei 2017. (Stringer / REUTERS)

Dalam perjalanan menuju pertemuan menteri keuangan G20, David Malpass mengatakan kepada Bloomberg, “Salah satu hal yang kami lakukan adalah berusaha untuk menjaga saluran komunikasi dengan mereka (pemerintah Tiongkok).”

Mnuchin juga mengaku mengakhiri saluran dialog ekonomi utama antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, sebuah dialog ekonomi yang bersifat komprehensif.

Dialog ekonomi tersebut dimulai pada jaman George Bush oleh Menkeu Henry M. Paulson. Selama pemerintahan Obama, dialog ini dinamai Dialog Ekonomi Strategis AS-Tiongkok.

Dialog ekonomi komprehensif pertama AS-Tiongkok di jaman pemerintahan Trump telah berantakan pada bulan Juni 2017.

Presiden Donald J. Trump menandatangani sebuah memorandum untuk menyelidiki praktek perdagangan Tiongkok, di Gedung Putih di Washington pada 14 Agustus 2017. (Chris Kleponis-Pool / Getty Images)

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross kala itu menuduh ketidakseimbangan perdagangan AS-Tiongkok. Kedua belah pihak tidak dapat mencapai sebuah pernyataan bersama, sehingga membatalkan konferensi pers yang telah dijadwalkan sebelumnya.

“Setelah satu dekade diskusi, Amerika Serikat telah frustrasi oleh tidak adanya kemajuan dalam Dialog Ekonomi Komprehensif AS-Tiongkok,” kata Timothy Adams, Direktur Institut Keuangan Internasional Washington.

Baru-baru ini Xi Jinping mengutus Liu He untuk menemui Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Dalam pertemuan itu, kabarnya Liu He meminta Mnuchin menunjuk orang yang dapat dihubungi dan menyediakan daftar persyaratan yang menjadi permintaan pemerintah AS.

David Malpass pada hari Minggu mengatakan bahwa, AS ingin bekerja sama dengan negara-negara lain dan membuat tanggapan atas lambannya reformasi ekonomi Tiongkok yang pernah dijanjikan. Janji mereka termasuk reformasi BUMN hingga pengekangan peran Partai komunis Tiongkok dalam sektor ekonomi.

“Pertama-tama, pasar mereka tidak timbal balik, katakanlah, negara-negara lain di Tiongkok tidak dapat melakukan hal-hal seperti yang dapat Tiongkok lakukan di negara lain,” tegas Malpass, kepada Bloomberg pada hari Minggu.

Dia juga menekankan bahwa aturan otoriter Tiongkok komunis itu membawa resiko bagi dunia. Ucapan yang disampaikan oleh pemerintahan Trump bertolak belakang dengan ucapan dan sikap kooperatif yang diberikan oleh pemerintahan sebelumnya, baik Bush maupun Obama.

Bush dan Obama menarik dan merangkul Tiongkok sebagai mitra ekonomi. Namun, Presiden Trump memecahkan tradisi AS itu, dan menggambarkan Tiongkok sebagai musuh yang ingin merusak kesejahteraan AS.

Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk menekan investasi Tiongkok di Amerika Serikat dan memberlakukan tarif tinggi pada berbagai komoditas asal Tiongkok. Langkah itu akan dianggap sebagai hukuman karena pencurian hak kekayaan intelektual oleh pihak Tiongkok.

Salah satu sasaran utama Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam pertemuan G20 adalah membuat negara-negara lain lebih mewaspadai pemberian pinjaman Tiongkok kepada negara-negara berkembang. Pemerintahan Trump khawatir terhadap pesaing strategis utama AS yang akan mencoba menggunakan cara memberikan pinjaman untuk menaikkan pengaruhnya. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

https://www.youtube.com/watch?v=fTKcu82AtsA&t=47s