Tiga Metode Utama Tiongkok Mencuri Teknologi Amerika

EpochTimesId – Presiden Trump meluncurkan sanksi terhadap perdagangan yang tidak adil dari rezim komunis Tiongkok. Amerika berulang kali menuduh Tiongkok telah mencuri teknologi dan hak kekayaan intelektual mereka.

Menurut laporan media AS, ada 3 metode utama yang ditempuh pemerintah Tiongkok untuk mencuri teknologi milik Amerika Serikat.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump baru-baru ini menaikkan tarif impor produk baja dan aluminium dari Tiongkok. Kemudian sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok juga menaikkan tarif impor atas daging, buah-buahan, dan produk lain dari Amerika Serikat.

Trump menuntut Beijing untuk segera menghentikan praktek perdagangan yang tidak adil. Ketidakadilan utama adalah memaksa perusahaan AS untuk mentransfer teknologi bila ingin memasuki pasar Tiongkok.

Banyak perusahaan AS terpaksa bersedia untuk mentransfet teknologi ke pihak Tiongkok karena ingin memasuki pasar Tiongkok yang besar. Bagaimanapun, pasar ini memiliki 1,4 miliar konsumen potensial.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa praktik ini tidak adil bagi Amerika Serikat. Terutama menyebabkan Amerika Serikat kehilangan 30 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Laporan menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok memanfaatkan ketiga metode utama di bawah ini untuk mencapai transfer teknologi yang mereka kehendaki.

Pertama; Meminta perusahaan dibentuk secara patungan.

Pemerintah Tiongkok meminta perusahaan AS dari industri tertentu yang ingin akses ke pasar Tiongkok untuk membentuk usaha patungan di Tiongkok.

Ambil industri otomotif sebagai contoh, Jika produsen mobil Amerika ingin menjual mobil di Tiongkok. Mereka harus setuju untuk mendirikan pabrik patungan di Tiongkok dan memproduksi mobil di Tiongkok dengan imbalan tarif istimewa.

Beberapa perusahaan AS mengeluh bahwa mendirian usaha patungan dengan Tiongkok berarti mereka mau tidak mau harus memberikan beberapa teknologi rahasia dalam produksi kepada Tiongkok secara gratis. Perusahaan-perusahaan ini sangat tidak puas dengan cara ini mengingat biaya penelitian dan pengembangan dari teknologi tersebut sangat mahal.

Untuk mengurangi kerugian yang diderita perusahaan AS kemudian memilih mengalihkan teknologi dan produk lama ke pasar Tiongkok untuk diproduksi.

Ini adalah cara metode pertama pemerintah Tiongkok mencuri teknologi AS.

Video Rekomendasi :

Kedua; Sistem persetujuan yang kasar.
Jika sebuah produk perangkat lunak aplikasi AS diizinkan untuk memasuki pasar Tiongkok, maka data pengguna Tiongkok yang disimpan dalam perangkat lunak itu harus tetap disimpan di wilayah Tiongkok. Selain itu perusahaan AS harus mengijinkan pemerintah Tiongkok untuk mengakses informasi-informasi penggunanya seperti nama, alamat, informasi kontak, dan produk yang dibeli.

Dan, jika perusahaan AS perlu meneliti informasi pengguna, maka mereka harus meneliti informasi pengguna di dalam negeri Tiongkok bersama-sama dengan analis Tiongkok yang ditunjuk. Ini adalah cara lain bagi Tiongkok komunis untuk mencuri teknologi kunci dari Amerika Serikat.

Alasan yang mereka kemukakan adalah bahwa ini diberlakukan demi melindungi keamanan cyber.

Ketiga; Meminta perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan di dalam wilayah Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok mengharuskan sejumlah perusahaan besar AS yang telah memasuki pasar Tiongkok untuk mendirikan pusat research and development (penelitian dan pengembangan) di Tiongkok.

Misalnya, perusahaan semikonduktor AS yang menjual produk perusahaannya di Tiongkok. Jika mereka ingin mengembangkan teknologi lebih lanjut, pemerintah Tiongkok mengharuskan mereka untuk menyiapkan pusat R&D di dalam wilayah Tiongkok.

Matt Gold, seorang profesor hukum perdagangan internasional di Fordham University mengatakan bahwa pusat R&D biasanya memiliki teknologi inti dan kekayaan intelektual dari sebuah perusahaan.

Menetapkan pusat riset di Tiongkok akan mempermudah negara komunis itu untuk mengakses dan mencuri teknologi kunci tersebut.

Sudah banyak perusahaan AS yang akhirnya terbiasa dengan tuntutan dan praktik yang diberlakukan pemerintah Tiongkok. Tetapi Trump tetap menuntut praktik tidak adil ini diubah.

Pihak Tiongkok menyatakan bahwa praktik itu diberlakukan karena tuntutan kebutuhan akan keamanan nasional. Tetapi mereka juga menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perlindungan teknologi dan hak kekayaan intelektual.

Matt Gold mengatakan, bahkan jika otoritas Beijing menyampaikan keinginan untuk menyelesaikan masalah ini, tampaknya, realisasinya tidak akan terjadi dalam jangka pendek. (Liu Jing/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan Erabaru Chanel :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA