Kim Jong-un Ajukan Lima Syarat untuk Wujudkan Denuklirisasi

oleh He Mu

Pejabat Amerika Serikat dan Korea Utara sedang berkomunikasi secara rahasia untuk mempersiapkan pertemuan puncak yang akan diadakan pada akhir bulan Mei atau awal bulan Juni.

Media Korea mengutip laporan Korea Utara mengungkapkan bahwa Kim Jong-un baru bersedia sepenuhnya meninggalkan senjata nuklirnya jika Amerika Serikat mau menyetujui lima permintaan mereka.

Media Korea Selatan ‘Hankyoreh’ mengutip sejumlah sumber asal Korea Utara yang terlibat persiapan KTT menyebutkan, persyaratan yang diminta Korea Utara adalah :

1, Menarik seluruh fasilitas dan peralatan terkait strategi nuklir dari Korea Selatan.

2, Menghentikan pengiriman senjata strategis ketika latihan militer bersama AS – Korea Selatan berlangsung.

3, Menjamin tidak menggunakan senjata konvensional dan senjata nuklir untuk menyerang Korea Utara.

4, Mengubah perjanjian gencatan senjata Korea Utara – Korea Selatan menjadi perjanjian perdamaian.

5, Menjalin hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara.

Sumber mengatakan bahwa Korea Utara tidak meminta AS menarik militernya dari Korea Selatan, dan juga berjanji tidak akan mengusulkan penarikan militer AS dari Korea Selatan sepanjang Korea Utara mendapat jaminan bahwa tidak ada ancaman terhadap pemerintah Korea Utara.

Terhadap syarat yang diajukan Korea Utara, pihak Amerika Serikat mengatakan, jika Korea Utara benar memiliki niat untuk meninggalkan senjata nuklir, AS siap menanggapi secara positif terhadap permintaan mereka untuk menjalin hubungan diplomatik dan perjanjian damai. Tetapi Amerika Serikat pasti akan mendesak Korea Utara untuk segera mewujudkan denuklirisasi, tidak ingin memberikan waktu kepada Korea Utara untuk ‘bernapas’.

Sumber mengatakan, pertemuan puncak Trump – Kim Jong-un hanya akan mencapai kesepakatan kerangka besar, termasuk prinsip kompensasi atas ‘ganti-rugi’ akibat denuklirisasi dan batas waktu untuk itu, tetapi rincian spesifik akan dinegosiasikan pada pembicaraan lanjutan.

Sebelumnya media Korea pernah memberitakan bahwa Korea Utara menghendaki waktu 6 bulan hingan 1 tahun untuk denuklirisasi total. Tetapi itu juga tergantung pada berapa lama Korea Utara dapat menyelesaikan pengembangan rudal antarbenua. Gedung Putih sedang  menganalisis informasi yang relevan.

Lima syarat yang diajukan Korea Utara itu tampaknya penuh dengan ketulusan. Namun, media Korea Selatan menyebutkan bahwa Korea Utara tidak mengutarakan soal tahapan pelaksanaan denuklirisasi dan AS pun belum memberikan tanggapannya.

Ketika kunjungan Kim Jong-un ke Beijing pada akhir bulan Maret lalu, Kim Jong-un telah secara tegas meminta AS dan Korea Selatan untuk menyepakati rencana denuklirisasi secara bertahap dengan memberian kompensasi atau jaminan keamanan setiap langkah pencapaian kemajuan. Selanjutnya, diplomat Korea Utara juga secara terbuka menyatakan hal yang sama.

Gagasan seperti ini sudah sering digunakan oleh rezim Korea Utara untuk membohongi masyarakat dunia, sehingga diperkirakan AS tidak akan menerimanya. Pemerintah Trump menegaskan “Apa yang AS inginkan adalah denuklirisasi secara sekaligus dan tidak dapat ditawar-tawar”

Menurut analisis eksternal, jika pembicaraan AS – Korea Utara mengalami kegagalan, kemungkinan terjadi pertempuran di Korea Utara lebih tinggi. Menurut media asing, pihak Tiongkok telah menempatkan sekitar 300.000 orang pasukan di perbatasan dengan Korea Utara.

Usai pulang dari Beijing, Kim Jong-un kembali mengaku hubungan dengan Tiongkok adalah persekutuan darah. Beijing di saat memberikan sanksi tambahan kepada Korea Utara, tetapi diam-diam melanggar resolusi PBB dengan membukakan pintu belakang untuk kembali berhubungan dengan negara itu. Semua ini telah menambah kesulitan internasional dalam menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara.

Trump menunjukkan sikap tegas dalam menyelesaikan isu nuklir Korea Utara. Media Korea Selatan mengutip laporan Washington mengabarkan bahwa Gedung Putih Trump saat ini sedang menyusun sebuah strategi besar yang belum dapat dipahami baik Korea Selatan dan Korea Utara, dengan Kim Jong-un ‘digambarkan berada di atas punggung harimau’. (Sinatra/asr)