Wartawan Protes Pembunuhan Terhadap Rekan Seprofesi Mereka di America Summit

EpochTimesId – Pertemuan Puncak ‘Summit of America’ di Peru diwarnai dengan protes pekerja media, Jumat (13/4/2018) akhir pekan kemarin, waktu setempat. Para pengunjukrasa mengutuk pembunuhan terhadap wartawan oleh gerilyawan pemberontak komunis Kolombia.

“Kebebasan berbicara Hore! … Pers bebas Hore! Tanpa kebebasan pers, tidak ada demokrasi,” kata para wartawan.

Para pemimpin Ekuador dan Kolombia mengkonfirmasi kematian wartawan di tangan pemberontak Kolombia, pada 13 April 2018. Dua wartawan Ekuador dan sopir mereka, diculik pemberontak bulan lalu.

“Sayangnya, kami memiliki informasi yang mengkonfirmasi pembunuhan rekan-rekan kami,” kata Presiden Ekuador Lenin Moreno di televisi negara. “Sepertinya para penjahat ini tidak pernah merencanakan untuk mengembalikan mereka kembali dengan selamat.”

Reporter Javier Ortega, fotografer Paul Rivas, dan sopir Efrain Segarra sedang dalam tugas untuk surat kabar Ekuador El Comercio di perbatasan antara Ekuador dan Kolombia. Mereka kemudian dikabarkan disandera oleh mantan pejuang dari Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada 26 Maret 2018.

Sebuah foto sebagai bukti, menunjukkan mereka masih hidup dirilis tak lama setelah penculikan. Mereka tampak dirantai dan digembok di leher mereka, dalam foto yang beredar.

Pada 12 April 2018, Moreno memberi kelompok gerilya itu 12 jam untuk membuktikan bahwa karyawan El Comercio masih hidup. Jika tidak, maka mereka akan menghadapi operasi militer.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menjanjikan kerjasama penuh dengan Ekuador. Dia mengatakan operasi telah dimulai terhadap para pemberontak di kedua sisi perbatasan.

“The FARC tidak ada lagi … Ini adalah kriminal yang didedikasikan untuk perdagangan narkoba,” katanya di KTT Amerika di kota Lima. “Mereka akan merasakan kekuatan penuh dari hukum dan angkatan bersenjata kita.”

FARC, yang berperang selama lebih dari setengah abad, menyerang sasaran militer dan kota-kota sipil. Namun, mereka pada umumnya memperbolehkan wartawan untuk bekerja dengan bebas, jika tidak melawan dan menghambat kepentingan para pemberontak.

Lebih dari seribu pejuang FARC menolak untuk mendemobilisasikan perjanjian damai tahun lalu dengan Kolombia. Mereka kemudian melanjutkan perdagangan narkoba di seluruh negeri. (Laporan Emel Akan/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :