Pemecatan Pejabat Rumah Sakit Mengungkap Korupsi di Bidang Medis Tiongkok

Delapan pejabat rumah sakit di provinsi Anhui Tiongkok timur baru-baru ini dipecat karena korupsi, menyoroti sekali lagi budaya korupsi yang tertanam dalam sistem medis di sana.

Media Tiongkok melaporkan pada 26 April bahwa delapan presiden rumah sakit dan wakil presiden telah dipecat, termasuk Presiden Rumah Sakit Rakyat Bozhou, Di Yuzeng, yang menggunakan posisinya untuk membantu bisnis-bisnis dalam menjual obat-obatan dan peralatan ke rumah sakit tersebut. Sebagai gantinya, ia menerima suap dari bisnis-bisnis tersebut.

Presiden Rumah Sakit Rakyat Dangtu, Mei Baisong, juga sedang diselidiki oleh badan anti korupsi Partai Komunis Tiongkok. Sebelumnya, pada 2016, dia sudah ditegur karena telah membiarkan rumah sakit membeli obat-obatan yang belum terdaftar dengan benar.

Kembali pada tahun 2014, kasus korupsi terjadi di Anhui yang melibatkan 123 kader partai. Di beberapa rumah sakit, para pejabat dari bagian paling bawah sampai paling atas telah terjaring.

Pasien juga sering diharapkan membayar dokter dan staf sebagai suap untuk menerima perawatan yang memadai.

korupsi di kalangan medis
Seorang wanita dirawat setelah dia terluka dalam kecelakaan bus, di sebuah rumah sakit di Kota Xi’an, di provinsi Shaanxi Tiongkok, pada 11 Agustus 2017. (STR / AFP / Getty Images)

Dalam sebuah survei terhadap 60.000 netizen, forum medis online Tiongkok, Disease.39.net, menemukan bahwa 64 persen responden telah memberikan amplop merah, yang diisi dengan uang tunai, kepada dokter mereka. Survei lain yang dilakukan oleh forum tersebut mengungkapkan bahwa hampir 90 persen pasien telah membayar biaya tambahan kepada dokter-dokter mereka, apakah dengan uang tunai atau dengan memperlakukan mereka pada jamuan makan.

Pada Mei 2011, sebuah tesis akademik yang telah diterbitkan dalam jurnal medis Tiongkok telah melakukan studi tentang masalah ini dan menetapkan bahwa sekitar 55 persen pasien Tiongkok membayar suap.

Sementara staf rumah sakit mendapatkan keuntungan dari suap, biaya medis tetap sangat tinggi bagi warga biasa. Sebuah laporan di China Week, majalah yang diterbitkan oleh China News Service yang dikelola negara, telah mencatat bahwa biaya rumah sakit telah meningkat pada tingkat 20 persen per tahun.

Banyak obat-obatan yang diimpor dari negara-negara asing memiliki tarif dan tarif pajak pertambahan nilai yang tinggi, telah menambah beban keuangan pada banyak warga yang sakit.

Dan pada bulan Januari, sebuah paparan yang diterbitkan oleh kantor berita yang dikelola nehara, Xinhua, telah mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Afiliasi No.3 Universitas Kedokteran Anhui telah menjalankan penipuan asuransi dengan memberikan diagnosa palsu kepada pasien untuk mendapatkan pembayaran asuransi. Dengan cara ini, rumah sakit menghasilkan pendapatan selama perawatan dan mampu menarik lebih banyak “pelanggan,” mendapatkan keuntungan dari para pasien. (ran)

ErabaruNews