Belasan Wanita Muda Jadi Korban Perdagangan Manusia Berkedok Salon Rambut di Shanghai

EpochTimesId – Media Tiongkok ramai memberitakan kasus prostitusi paksa di Shanghai, baru-baru ini. Zhang Jiuqin, seorang wanita dari Provinsi Jiangxi, selama 12 tahun menyekap belasan wanita muda dalam ruko yang dijadikan salon rambut. Mucikari itu memaksa para wanita muda menjadi ‘pelacur’. Pada tahun 2013, beberapa wanita berhasil melarikan diri dari tempat itu.

Laporan media ‘Beijing News’ pada 3 Mei 2018 menyebutkan, mucikari yang lahir tahun 1972 itu berasal dari Pengze County, Provinsi Jiangxi. Dia menyekap korban di Salon Le Le di kawasan 339 Xinde Road, Pudong New Area, Shanghai, sejak Maret 2001 hingga Agustus 2013.

Para wanita muda itu dipaksa untuk melayani pria hidung belang. Mereka juga tidak diperbolehkan untuk bepergian. Bahkan, ada korban yang tidak pernah pulang ke rumahnya hingga 8 tahun.

Sebagian besar wanita di sana adalah korban penipuan Zhang Jiuqin dengan kedok lowongan kerja sebagai penata rambut.
Sekitar tahun 2005, Zhang Jiuqin membuka Dio Coffee Shop di dekat lokasi Salon Le Le. Dia juga membuka Tang Hao Shi, sebuah restoran masakan Tionghoa di Zhabei, Shanghai. Sejak itu, banyak korban yang pertama kali dipekerjakan ke restoran dan kemudian dibujuk untuk bekerja di salon rambut.

Liu Dan, pada Mei 2006 direkrut untuk Dio Coffee dan setelah training 1-2 hari kemudian, Zhang Jiuqin memberitahunya, “Salon rambut Le Le dapat memberikan penghasilan yang lebih tinggi, empat sampai lima ribu Yuan sebulan. Tempat tinggal dan makan juga ditanggung, bahkan bisa mendapatkan keterampilan.”

Bagi mereka yang menolak, akan menjadi sasaran penindasan, seperti pemukulan, dicelup ke dalam air, dan bahkan dipaksa minum urine oleh anggota gangster yang digaji oleh Zhang Jiuqin.

Ma Qiongyan yang berusia 15 tahun, bekerja di Salon Le Le pada 17 Pebruari 2002. Beberapa hari kemudian ia menemukan tempat kerjanya ‘tidak bersih’ sehingga ingin mengundurkan diri. Tetapi Zhang Jiuqin memanggil preman untuk menyeretnya masuk ke dalam toilet, serta menerima hukuman berupa tamparan bertubi-tubi, dan dicelup ke dalam air.

Hampir semua korban pernah dicelup ke dalam air. “4-5 orang memegangi kaki dan membiarkan posisi korban terbalik dengan kepala di bawa kaki di atas, kemudian memasukkan kepala korban ke dalam ember yang berisi air penuh sekitar belasan detik, di keluarkan sejenak lalu dimasukkan lagi sampai korban menyerah,” tutur seorang korban.

“Sangat tersiksa ketika kepala dicelupkan ke dalam air yang airnya masuk ke dalam hidung, telinga dan makin berontak akan makin tidak nyaman. lalu terasa lemas hampir mati.”

Liu Dan juga pernah mengajukan keinginan untuk berhenti bekerja di sana. Namun, beberapa orang langsung menyeretnya masuk ke dalam toilet untuk ‘dipermak’ dengan tongkat.

Selama bekerja, semua kartu identitas diri, ponsel ditahan Zhang. Jika ada telepon dari keluarga, mereka hanya boleh berbicara dengan menggunakan telepon yang diletakkan di depan counter dan berbicara dengan menggunakan fungsi hand free. Bagaimana menjawabnya, ada aturan yang sudah dibuat oleh Zhang Jiuqin.

Di dalam ruko untuk salon itu, mereka hanya bisa tinggal di loteng yang lebih mirip lubang tikus. Semua jendela berukuran kecil, dan dipasangi jeruji besi anti maling. Pukul 1 atau 2 dini hari, tangga untuk naik turun ke loteng itu baru boleh dipasang oleh kasir yang ditunjuk Zhang.

Begitu tangga dipasang wanita-wanita itu harus cepat naik ke loteng, seakan takut mereka kabur. Lalu kasir akan menurunkan lagi tangga sampai keesokan harinya. Sekitar pukul 7-8 pagi, baru tangga kembali dapat digunakan. Wanita-wanita itu harus secepatnya turun untuk memulai pekerjaan. Demikian seterusnya, dari hari ke hari kehidupan mereka.

Para wanita itu memiliki target untuk dipenuhi. Dalam sehari, mereka harus menghasilkan 800-900 Yuan. Bagi mereka yang tidak memenuhi target, mereka akan menerima pukulan atau dipaksa untuk berdiri terbalik. Menurut Liu Dan bahwa mereka tidak pernah menerima upah, bahkan tip dari tamu pun wajib disetorkan kepada kasir.

Selama 12 tahun, Zhang Jiuqin telah meraup kekayaan besar dari Salon Le Le.

Menurut data, dari 11 orang korban salon itu mayoritas berusia antara 16 hingga 23 tahun. 5 orang di antaranya berusia di bawah 18 tahun dan yang termuda masih berusia 14 tahun.

Pada 18 Agustus 2009, Lu Yao, 16 tahun dan teman sekelasnya Qiu Xiaojing, 15 tahun keduanya ditipu oleh Salon Le Le. Dua bulan kemudian, Xu Jialai, 14 tahun awalnya dipekerjakan sebagai pekerja serabutan di salon. Tetapi pada bulan Januari 2010, ia juga dikenakan beban ‘target yang harus dipenuhi’ dan dipaksa menjalani pekerjaan prostitusi.

Selama 12 tahun itu, pelarian melalui bantuan tamu juga acap terjadi. Paro kedua tahun 2011, Zhang Jiuqin memaksa wanita pekerjanya untuk menandatangani bukti pinjaman (fiktif) uang dari salon yang jumlahnya 100-200 ribu Yuan, yang katanya untuk menagih ke keluarga mereka jika sampai terjadi pelarian dari salon.

Tahun 2013, frekuensi pelarian meningkat. Menurut korban, pelarian itu berkat bantuan dan rasa kasihan dari seorang petugas kasir yang baru direkrut salon Le Le.

Qiu Xiaojing dan Xu Jia yang masuk pada gelombang pertama berhasil kabur. Qiu Xiaojing menemukan cara untuk melarikan diri, tetapi dia tidak memiliki uang. Dia lalu menaruh harapan kepada seorang tamu yang setiap kali datang dan mencarinya tetapi tidak bermaksud mengambil keuntungan dari dirinya. Bahkan berulang kali menyarankan agar Qiu meninggalkan lokasi tersebut.

Qiu Xiaojing yang respek terhadapnya lalu menyampaikan semua yang dialami di salon ini kepada tamu tersebut. Tamu ini memutuskan untuk membantunya.

Suatu hari, Qiu Xiaojing dan Xu Jia berada dalam kamar sedang melayani pemijatan tamu. Qiu bertanya kepada Xu Jia apakah mau melarikan diri dari sini dengan menggunakan bahasa kampungnya. Xu Jia mengangguk. Maka keduanya sepakat untuk melarikan diri dengan memanfaatkan kesempatan membuang sampah di seberang jalan yang dilakukan setiap tengah malam.

Video Pilihan :

https://youtu.be/yM8k_RUfWNM

Qiu Xiaojing meminta tamu untuk mengenakan kacamata hitam, topi dan mengganti mobilnya dengan yang jarang dipakai. Menunggu selama dua atau tiga hari di tempat yang tak jauh dari lokasi pembuangan sampah, tetapi keduanya tidak berhasil keluar pintu.

Sampai pada 19 Mei 2013 sekitar pukul 23:00 saat itu Zhang Jiuqin sudah pulang rumah, mandor pergi mandi, rekan lainnya sedang asyik menonton siaran TV, Qiu dan Xi keluar pintu untuk membuang sampah.

Di lokasi pembuangan, keduanya melihat tamu berkacamata hitam, mereka langsung menghampiri mobil, membuka pintu dan meloncat masuk. Usaha pelarian mereka berhasil.

Pada 25 Juni 2013, Lu Yao dan Hao Jing juga melarikan diri atas bantuan tamu mereka.

Pada 18 Agustus tahun yang sama, Liu Dan, Bai Meihui, Shao Tong dan Zhang Tingshi semua melarikan diri atas bantuan para tamu mereka dengan memanfaatkan kesempatan membuang sampah dan menjemur pakaian. Mereka kemudian mereka melapor ke kantor polisi.

Sekitar 4 hari kemudian, Zhang Jiuqin akhirnya ditahan polisi dan keenam korban yang tersisa berhasil dibebaskan. Kemudian, pada 27 September 2013, Zhang resmi ditangkap dengan tuduhan prostitusi paksa.

Pada 14 Agustus 2015, Zhang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kedua orang petugas salon yang masing-masing menjabat kasir dan sekuriti dijatuhi hukuman 7 dan 5 tahun penjara. Pada 6 Pebruari 2016, 2 orang preman yang membantu Zhang melakukan kekerasan juga dijatuhi hukuman.

Laporan menyebutkan, di depan para korban, Zhang Jiuqin menggambarkan dirinya sebagai orang hitam (jahat) sekaligus putih (baik). Tahun 2010, ia tampil di situs web resmi berita Shanghai China Vocational Education Association sebagai ketua dan manajer umum jaringan restoran Tang Hao Shi.

Netizens mengatakan Zhang Jiuqin telah berkolaborasi dengan kantor polisi setempat, oleh karena itu bisnis prostitusi bisa bertahan, dan pengadilan perlu mendalami siapa beking (pelindung) di belakang dirinya.

Pada 4 Mei 2018, tulisan dalam kolom komentar singkat ‘Beijing News’ tertulis, “Belasan wanita muda disekap untuk melakukan prostitusi paksa, bagaimana kejahatan seperti ini bisa berlangsung hingga 12 tahun lamanya? (ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA