Prancis Dorong Aliansi Paris-Delhi-Canberra Eksis di Tengah Ketegangan Pasifik

EpochTimesId – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu menyerukan terciptanya aliansi strategis baru di antara Prancis, India dan Australia. Aliansi baru ini dibutuhkan untuk menanggapi ketegasan yang berkembang dari Tiongkok di kawasan Pasifik.

Pada hari kedua kunjungan ke Australia, di mana Ia berharap untuk memperkuat hubungan pertahanan menyusul penandatanganan kerjasama tahun 2016 senilai 38 miliar dolar AS. Mega-deal itu adalah kesepakatan bagi Prancis untuk memasok kapal selam untuk angkatan laut Australia.

Macron mengatakan negara demokrasi yang berpemahaman sejalan harus menjalin hubungan yang lebih erat.

“Kami tidak naif. Jika kami ingin dilihat dan dihormati oleh Tiongkok sebagai mitra yang setara, kami harus mengatur diri kami sendiri,” kata Macron dalam sebuah pidato di pangkalan angkatan laut Australia.

Macron mengunjungi Tiongkok pada bulan Januari 2018, di mana dia memperingatkan Beijing bahwa inisiatif ‘Jalur Sutra Baru’ seharusnya tidak ‘satu arah’.

Dia kemudian terbang ke India pada bulan Maret, di mana dia berkomitmen untuk memperkuat kemitraan pertahanan. Dia melihat kerjasama yang erat perlu ditingkatkan, setelah New Delhi membeli pesawat tempur Perancis pada tahun 2016.

“Aliansi baru dari New Delhi-Canberra ini benar-benar kunci untuk kawasan ini dan tujuan bersama kami di kawasan India-Pasifik,” kata Macron.

Kunjungannya ke Australia, adalah yang kedua oleh seorang presiden Prancis. Dia datang di tengah ketegangan yang meningkat di Pasifik, di mana Perancis memiliki banyak kepentingan.

Perancis memiliki wilayah pulau yang mencakup Indo-Pasifik: ‘Reunion dan Mayotte’ di Samudera Hindia, dan Noumea, Wallis dan Futuna, serta Polinesia Prancis di Pasifik.

Australia dan Selandia Baru masing-masing secara terpisah memperingatkan bahwa Tiongkok berusaha untuk memberikan pengaruh di Pasifik melalui program bantuan internasionalnya. Itu adalah sebuah tuduhan yang sudah dibantah oleh Beijing. (Reuters/The Epoch Times/waa)