Skandal Kewarganegaraan Ganda Kembali Makan Korban Politik di Australia

EpochTimesId – Pengadilan Tinggi Australia memutuskan seorang anggota parlemen, Katy Gallagher, harus meninggalkan kursinya. Pengadilan menemukan bahwa Gallagher memiliki kewarganegaraan ganda.

Seperti dikutip Reuters dari Australian Broadcasting Corp, Rabu (9/5/2018), Katty Gallagher menjadi korban terbaru dalam krisis kewarganegaraan yang meluas. Senator Katy Gallagher adalah pejabat publik ke-11 yang kehilangan jabatan berkat kasus dan isu kewarganegaraan ganda.

Pengadilan menemukan bahwa Senator oposisi itu adalah warga negara Inggris pada saat pemilihan. Sehingga dia tidak memenuhi syarat untuk menjabat, berdasarkan konstitusi Australia, kata ABC.

Senator Gallagher berkilah bahwa dia telah mengambil tindakan yang tepat terkait kewarganegaraan. Dia melepaskan status asingnya sebelum nominasi 2016, untuk pemilihan federal.

Namun Pengadilan Persemakmuran mengatakan bahwa dia terlambat melepas status WN Inggris. Kantor Kementerian Dalam Negeri Inggris tidak mendaftarkan pelepasan kewarganegaraannya hingga Agustus, lebih dari sebulan setelah pemilihan. Gallagher pertama kali bergabung dengan senat pada tahun 2015.

Warga Negara ganda tidak memenuhi syarat untuk jabatan publik (terpilih) di bawah konstitusi Australia yang berusia 117 tahun. Keputusan tersebut kemungkinan akan membuat tiga anggota parlemen lainnya, Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Susan Lamb, Josh Wilson, dan Tim Nick Xenophon, serta Rebekha Sharkie menjadi korban berikutnya.

Mereka memiliki kondisi yang serupa dengan Gallagher. Sehingga mereka juga tidak memenuhi syarat berdasar konstitusi. Namun, pengadilan belum menyidangkan status mereka.

Hasil pemilu akan menjadi tes lakmus suasana hati publik dan dukungan kebijakan pemerintah Koalisi menjelang pemilihan tahun depan. Sementara itu, mayoritas ramping Turnbull tetap aman.

Kepatuhan dan penegakan konstitusi terkait aturan dwi-kewarganegaraan menjadi sorotan sejak tahun lalu. Padahal, lebih dari setengah populasi 24 juta juta jiwa berpotensi memiliki kewarganegaraan ganda. Baik mereka sendiri yang lahir di luar negeri, atau memiliki orang tua yang lahir di luar negeri.

Isu tersebut muncul setelah mantan Deputi Perdana Menteri, Barnaby Joyce menjadi korban pertama. Kasus pertama tersebut lantas menghasilkan krisis politik, karena partai yang berkuasa hanya memiliki kelebihan satu kursi dibandingkan partai oposisi. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :