Mengapa Makan di Luar Dapat Menimbulkan Racun?

Oleh Deborah Mitchell

Zat kimia dari wadah makanan dan fasilitas produksi yang larut ke dalam makanan adalah berisiko untuk kesehatan.

Makan di restoran adalah cara menghabiskan waktu yang disukai oleh banyak orang, namun terdapat bahaya yang tidak diperkirakan sebelumnya yang tersembunyi dalam makanan yang anda beli.

Menurut penelitian dari Universitas California dan Universitas George Washington baru-baru ini, makan di luaran dapat memicu risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Alasan di balik meningkatnya risiko terjadi kanker adalah adanya ftalat, yang merupakan zat yang sering terkandung di dalam plastik dan produk-produk yang mengandungnya. Ftalat dapat larut masuk ke dalam makanan dari berbagai sumber, termasuk peralatan yang digunakan dalam proses masak, proses pengemasan makanan, kotak kemasan, sarung tangan yang dipakai oleh pekerja restoran, dan wadah plastik dan wadah untuk memanaskan makanan.

Hubungan Meningkatnya Risiko Kanker dengan Makan di Luaran

Menurut temuan penelitian tersebut, terpapar dengan ftalat, yang terbukti mengacaukan hormon-hormon di dalam tubuh, terkait dengan kanker payudara, masalah kesuburan, dan diabetes tipe-2, serta sulit menurunkan berat badan dan terjadinya cacat lahir pada anak-anak.

Para peneliti telah mengevaluasi data yang terkumpul dari 10.253 orang antara tahun 2005-2014 yang berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Nutrisi dan Kesehatan Nasional. Peneliti menemukan bahwa kadar ftalat adalah 35% lebih tinggi pada orang yang rutin makan di restoran, cafeteria, dan kedai cepat saji.

Hubungan ini terutama sangat tinggi pada orang-orang muda. Remaja yang paling sering makan di luaran memiliki kadar ftalat 55% lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya yang sering makan makanan yang dimasak di rumah.

Temuan tersebut menyatakan bahwa makan makanan yang dimasak di rumah cenderung kurang terpapar dengan kadar ftalat yang tinggi. Menurut Ami Zota, seorang pengarang senior dan asisten profesor kesehatan lingkungan dan pekerjaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Milken di Universitas George Washington, temuan tersebut “menyatakan bahwa makan di luaran merupakan sumber ftalat yang kurang dikenali sebelumnya untuk populasi Amerika Serikat.”

Dr. Julia Varshavsky dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas  California, Berkeley, menyatakan keprihatinannya bahwa “wanita hamil, anak-anak, dan remaja lebih rentan terhadap efek racun ftalat yang mengacaukan hormon-hormon, penting untuk menemukan cara membatasi mereka terhadap paparan ftalat.”

Apa yang Dapat Anda Lakukan?

Beberapa saran untuk menghindari paparan terhadap ftalat dalam makanan yang dimasak di rumah:

  • Tidak menggunakan wadah polistiren (Styrofoam). Bila ada ingin membungkus makanan dari sebuah restoran, mintalah pada staf restoran untuk melapisi wadah plastik dengan kertas roti anti lengket atau menggunakan wadah plastik anti luntur nomor 2, 4, atau 5. Namun, mungkin saja mereka melapisi wadah tersebut dengan kertas yang mengandung zat kimia, dan anda dapat menanyakan hal tersebut, tetapi bersiaplah untuk menerima jawaban “Saya tidak tahu” dari mereka.
  • Bila anda makan di luaran, bawalah serta wadah yang terbuat dari gelas, stainless steel, ceramic, atau silikon untuk menyimpan makanan yang tersisa.
  • Cobalah makan di luar dengan cara lain: Adakan acara makan apapun yang tersedia di rumah Anda, atau bergantian makan malam di saudara atau teman di mana setiap anggota yang hadir wajib membawa satu macam makanan yang dimasaknya sendiri di rumah!
  • Makan di tempat yang menyajikan produk organik tanpa proses atau diproses seminim mungkin. (vi/ran)

Deborah Mitchell adalah penulis kesehatan freelance yang sangat peduli dengan hewan dan lingkungan. Dia adalah penulis, rekan penulis,  dan telah menulis lebih dari 50 buku dan ribuan artikel. Artikel ini awalnya diterbitkan di NaturallySavvy.com

ErabaruNews