Parlemen AS Setujui RUU Pengawasan Investasi Asing di Tengah Kekhawatiran Tentang Tiongkok

WASHINGTON — Komite Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat memberikan suara pada 22 Mei untuk menyetujui RUU yang ditujukan untuk memperketat pengawasan investasi asing dalam melakukan akuisisi teknologi AS yang sensitif.

Komite Perbankan Senat dan Komite Layanan Keuangan DPR menyetujui undang-undang yang akan memperkuat Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS), yang meninjau potensi investasi asing untuk memastikannya tidak membahayakan keamanan nasional.

Kedua dewan tersebut memulai proses pada bulan November dengan RUU serupa untuk memperluas pengaruh badan antar lembaga.

Kongres sedang mempertimbangkan RUU untuk mengatasi kekhawatiran Departemen Pertahanan bahwa tentara AS suatu hari nanti dapat menghadapi medan perang teknologi AS seperti robotika atau drone yang diakuisisi oleh musuh-musuh asing.

Satu RUU menetapkan proses interagensi (melibatkan dua atau lebih lembaga) untuk mengidentifikasi teknologi-teknologi kunci dan kekayaan intelektual yang belum menjadi subjek pada kontrol ekspor, menurut laporan oleh The Hill. Undang-undang tersebut juga akan menciptakan proses yang dipimpin oleh Departemen Perdagangan untuk menentukan bahan sensitif apa yang dapat berakhir di tangan-tangan asing.

Komite Senat menyetujui penghapusan bagian dari RUU yang mengharuskan CFIUS untuk meninjau proposal-proposal usaha patungan yang dapat mengarah pada transfer teknologi, suatu proses yang akan menunda transaksi-transaksi. RUU yang disetujui tersebut juga mendefinisikan investasi pasif, yang biasanya dianggap CFIUS dapat disetujui.

Komite Layanan Keuangan DPR dengan suara bulat meloloskan versinya kemudian pada 22 Mei, menurut pernyataan dari sponsornya, Perwakilan Republik, Robert Pittenger.

Senator John Cornyn, Republik No.2 di Senat dan sponsor utama undang-undang tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa “ideal” untuk melampirkan CFIUS ke RUU otorisasi pertahanan atau undang-undang “harus lulus sesuai ketentuan” lainnya.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan pemahaman semua orang tentang apa tujuan-tujuan jangka panjang strategis Tiongkok, dan mereka akan mendominasi Amerika Serikat secara ekonomi dan militer,” kata Cornyn. “Mereka memiliki strategi yang sangat jelas untuk melakukan itu, dan kita harus bangun untuk itu dan memastikan kita membalas dengan cara yang setimpal.”

Komite Perbankan Senat memilih untuk menyelipkan ke dalam RUU tersebut sebuah ukuran yang akan membuat lebih sulit bagi presiden untuk mengubah hukuman pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi Tiongkok seperti ZTE.

Para anggota parlemen AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Presiden Donald Trump akan mengurangi hukuman berat untuk ZTE, mengatakan Amerika Serikat tidak harus tunduk pada tekanan dari Beijing untuk membantu pembuat smartphone tersebut. (ran)

ErabaruNews