Korea Utara Sembunyikan Senjata Nuklir di Dekat Perbatasan Tiongkok?

Tepat sebelum Presiden Donald Trump membatalkan pertemuan mendatang dengan diktator Korea Utara Kim Jong Un pada 24 Mei, berita telah muncul dari Korea Selatan bahwa rezim Korea Utara baru-baru ini menunjuk sebuah provinsi dekat perbatasan ke Tiongkok sebagai zona militer khusus, untuk menyembunyikan senjata nuklir di sana.

Mengutip sebuah sumber tingkat tinggi di Pyongyang, situs berita Korea Selatan, Daily NK, mengungkapkan pada 23 Mei bahwa selama pertemuan para pejabat keamanan nasional bulan lalu, Provinsi Chagang, yang terkenal karena medannya yang berat, ditetapkan sebagai “zona revolusioner militer khusus yang pertama.”

“Meskipun senjata nuklir dapat disembunyikan dimana saja jika mereka tertarik, kelihatannya pihak-pihak berwenang tampak telah mempertimbangkan di mana tempat yang sulit untuk dipantau oleh satelit,” kata sumber tersebut, karena senjata-senjata bisa tidak terdeteksi di pegunungan yang dalam. “Menyembunyikan senjata nuklir dan material tersebut di sana juga berarti pihak berwenang berencana menyimpannya di dalam fasilitas yang sangat lengkap.”

Sumber tersebut menambahkan bahwa pegunungan Chagang juga berisi terowongan bawah tanah untuk kegunaan eksklusif bagi Kim, keluarganya, dan ajudan-ajudan topnya jika mereka harus melarikan diri melintasi perbatasan ke Tiongkok. Berita ini pertama kali muncul pada tahun 2015. Terowongan tersebut beberapa ratus meter di bawah permukaan, meskipun hanya sedikit yang mengetahui lokasi tepatnya dari mereka karena kerahasiaan mereka saat tempat tersebut dibangun, sumber dalam di Korea Utara mengatakan kepada Daily NK pada bulan Desember 2015.

“Ketika para pekerja diangkut ke lokasi terowongan untuk menggali, jendela-jendela kendaraan dibuat hitam sehingga mereka tidak tahu ke mana mereka pergi. Ketika mereka tiba untuk melakukan pekerjaan mereka, mereka ditutup matanya sampai mereka tiba di lokasi konstruksi tersebut,” menurut Daily NK.

Laporan Daily NK terbaru tersebut mencatat bahwa pos-pos pemeriksaan telah didirikan di Provinsi Chagang untuk membatasi orang dan kendaraan yang melewatinya. Rejim tersebut juga merencanakan indoktrinasi ideologis lebih banyak bagi penduduk di sana untuk memastikan rahasia-rahasia tentang kawasan tersebut terlindungi.

Perkembangan baru

Berita tersebut terungkap ketika wartawan internasional diundang untuk menyaksikan pada 23 Mei pembongkaran situs nuklir Punggye-ri Korea Utara di Provinsi Hamgyong Utara.

Sebelumnya, para ilmuwan Tiongkok telah mengkonfirmasi bahwa situs tersebut tidak stabil setelah pengujian bom berulang-ulang. Uji coba nuklir pada September 2017, yang terbesar di Korea Utara, memicu gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang menyebabkan sebagian situs tersebut runtuh. Para ilmuwan memperingatkan bahwa debu radioaktif bisa lolos melalui retakan di dalam gunung tersebut.

korea utara sembunyiikan nuklir
Citra satelit situs uji coba nuklir Punggyeri di Korea Utara diambil pada 2 Desember 2017. (Airbus Defence and Space / 38 North, Pleiades CNES, 2017)

Situs kedua, fasilitas Yongbyon yang terletak di Provinsi Pyongan Utara, baru-baru ini menghentikan kegiatan.

Namun Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan mereka yakin Korea Utara memiliki situs tambahan yang terkait dengan program pengayaan uranium, karena Korea Utara kaya akan bijih uranium.

Beberapa jam setelah Punggye-ri dihancurkan, Trump mengumumkan bahwa dia telah membatalkan pertemuan mendatang dengan Kim yang dijadwalkan bulan depan.

“Sayangnya, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa itu tidak pantas, pada saat ini, untuk melakukan pertemuan yang telah direncanakan selama ini,” tulis Trump dalam sebuah surat kepada Kim. “Tolong biarkan surat ini berfungsi untuk mewakili tentang pertemuan tingkat tinggi Singapura tersebut, untuk kebaikan kedua belah pihak, tetapi merugikan dunia, tidak akan terjadi.”

Seminggu sebelumnya, setelah mengunjungi Beijing, Kim menunjukkan nada yang lebih keras dan mengancam akan membatalkan diri dari pertemuan tingkat tinggi tersebut. Kim juga sangat marah dengan saran penasihat nasional Amerika Serikat, John Bolton, untuk menggunakan Libya sebagai model pelucutan senjata nuklir. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menyerahkan program pengembangan nuklirnya yang belum selesai pada tahun 2003. Dia terbunuh pada tahun 2011 oleh para pejuang yang didukung NATO yang dipimpin oleh Presiden Barack Obama.

Gedung Biru Presiden Korea Selatan tampak tidak siap oleh kejutan surat Trump dan seorang pejabat mengatakan, Gedung Biru “berusaha untuk mencari tahu apa maksud sebenarnya Presiden Trump.”

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dengan Trump di Gedung Putih pada 22 Mei dalam upaya untuk mendesaknya untuk maju dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut. (ran)

ErabaruNews