Amerika Memperpendek Masa Berlaku Visa untuk Warga Tiongkok

NASHVILLE — Pemerintah AS berencana untuk memperpendek masa berlaku visa yang dikeluarkan pada beberapa warga Tiongkok sebagai bagian dari strategi untuk mencegah pencurian kekayaan intelektual oleh saingan AS, kata seorang pejabat Gedung Putih pada 29 Mei.

Departemen Luar Negeri AS akan menerapkan langkah-langkah tersebut dari 11 Juni untuk “meningkatkan keamanan bagi beberapa pemohon visa dari Tiongkok,” kata pejabat tersebut.

Perubahan itu akan terjadi sebagai upaya-upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menindak apa yang dikatakannya adalah pencurian kekayaan intelektual AS oleh Tiongkok.

“Ke depan, pengurangan validitas dari beberapa visa yang baru dikeluarkan adalah bagian dari Strategi Keamanan Nasional untuk memastikan bahwa kekayaan intelektual tidak ditransfer ke pesaing kita,” kata pejabat tersebut, mengacu pada dokumen yang dikeluarkan oleh administrasi Trump pada bulan Desember.

Dokumen tersebut mengatakan para pejabat akan mempertimbangkan pembatasan-pembatasan visa bagi siswa pelajar ilmu pengetahuan dan teknologi dari beberapa negara untuk memastikan “kekayaan intelektual tidak ditransfer ke pesaing kita.”

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan proses permohonan visa tidak berubah tetapi petugas konsuler dapat membatasi validitas visa untuk beberapa pemohon Tiongkok berdasarkan kasus per kasus.

Associated Press (AP), yang pertama kali melaporkan tentang kebijakan baru tersebut, mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan siswa pelajar lulusan Tiongkok akan dibatasi untuk visa satu tahun jika mereka belajar di bidang tertentu, seperti robotika, penerbangan, dan pengolahan teknologi tinggi.

Itu adalah wilayah yang rezim Tiongkok katakan merupakan sasaran dengan prioritas tinggi untuk sektor manufakturnya, yang digariskan dalam rencana ekonomi 10 tahun, Made in China 2025.

Menurut AP, pejabat tersebut mengatakan instruksi-instruksi itu juga menyatakan bahwa warga Tiongkok yang mencari visa akan memerlukan izin khusus dari beberapa agensi AS jika mereka bekerja sebagai peneliti atau manajer untuk perusahaan pada daftar entitas Departemen Perdagangan AS yang memerlukan pengawasan lebih tinggi. Jangka waktu penentuan pemberian keputusan tersebut diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk setiap aplikasi, AP mengutip pernyataan resmi tersebut.

Dalam tahun-tahun terakhir, otoritas-otoritas federal AS telah menuntut beberapa kasus terhadap warga negara Tiongkok yang bekerja di akademisi Amerika yang mencuri teknologi eksklusif atas nama entitas Tiongkok.

Juga pada 29 Mei, Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan retribusi 25 persen pada $50 juta barang-barang teknologi impor Tiongkok, tindakan penghukuman terhadap praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil seperti subsidi industri dan pembatasan-pembatasan perdagangan yang menghambat. (ran)

ErabaruNews