Anti Korupsi Tiongkok Mulai Merambah ke Sistem Peradilan

Partai Komunis Tiongkok telah memulai menggalakkan kampanye anti korupsi menjelujur ke dalam sistem peradilannya.

Dari pertengahan April hingga pertengahan Mei, Partai tersebut telah mengumumkan penyelidikan internal pada 12 presiden pengadilan dan kepala prokurator (jaksa penuntut umum), yang memimpin kantor-kantor kejaksaan setempat, di seluruh Tiongkok.

Sejak pemimpin Partai saat ini Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, ia telah meluncurkan kampanye anti korupsi untuk menyingkirkan para pejabat yang nakal, yang sering menjadi anggota Partai yang setia kepada mantan pemimpin Jiang Zemin. Mereka membentuk faksi oposisi untuk Xi dan sekutunya. Sejumlah pejabat telah dibersihkan.

Ke-12 hakim dan jaksa dalam pembersihan saat ini tersebut semuanya memiliki satu kesamaan: mereka berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap latihan spiritual Tiongkok, Falun Gong, yang diluncurkan oleh Jiang tahun 1999. Ketika Jiang berkuasa, banyak pejabat menunjukkan kesetiaan politik mereka kepadanya dengan melakukan penganiayaan.

Menurut catatan yang disimpan oleh Minghui.org, sebuah situs web yang bermarkas di AS yang didedikasikan untuk melaporkan penganiayaan Falun Gong di Tiongkok, enam presiden pengadilan dan enam kepala jaksa yang baru-baru ini disebutkan dalam penyelidikan tersebut telah memvonis atau mengadili para praktisi Falun Gong semata-mata karena keyakinan spiritual mereka.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan meditasi berdasarkan prinsip-prinsip moral dari kebenaran, belas kasih, dan toleransi (sejati-baik-sabar). Ini menjadi sangat populer di Tiongkok selama tahun 1990-an, dengan perkiraan resmi 70-100 juta praktisi pada tahun 1999. Namun, Jiang menganggap popularitas Falun Gong sebagai ancaman terhadap kekuasaan Komunis dan dengan demikian memerintahkan penganiayaan nasional terhadap kelompok tersebut, memobilisasi aparat keamanan negara. untuk menangkap, menahan, dan menghukum jutaan orang di penjara, kamp kerja paksa, dan pusat pencucian otak.

Sebagai contoh, dua bulan yang lalu, Zhang Sizhong, kepala jaksa saat ini di Kota Huizhou, Provinsi Guangdong, telah menghukum dua praktisi Falun Gong Huizhou dengan hukuman penjara 9 dan 10 tahun. Ketika menjabat sebagai kepala jaksa di dua kota lain di Guangdong, Zhang juga menuntut sejumlah praktisi Falun Gong.

Wang Chen, yang menjabat sebagai presiden pengadilan di Pengadilan Menengah Kota Wuhan di Provinsi Hubei selama lebih dari 7 tahun, telah memvonis setidaknya 82 praktisi Falun Gong, menurut catatan Minghui.org. Di antara mereka, Cui Hai, seorang praktisi yang dipenjara di Penjara Wanita Wuhan, meninggal hanya 19 hari di dalam hukumannya, kemungkinan karena penyiksaan.

Xu Zhitao, anggota Komite Kejaksaan saat ini di Kota Yantai, kantor jaksa Provinsi Shandong, melanggar prosedur peradilan Partai sendiri saat menjabat sebagai kepala jaksa Kota Laizhou (juga di Provinsi Shandong). Xu bersekongkol dengan Kantor 610 setempat, sebuah polisi rahasia yang didirikan oleh Jiang Zemin secara khusus untuk melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong, untuk menangkap dan menuntut praktisi.

Pada September 2015, praktisi Falun Gong Laizhou, Cui Lili, mengunjungi pusat penahanan lokal untuk membawakan pakaian untuk suaminya, juga seorang praktisi Falun Gong, yang ditahan di sana. Cui diculik di tempat kejadian dan dibawa ke pusat pencucian otak setempat, di mana praktisinya menjalani penyiksaan psikologis dalam upaya untuk memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka. Pada bulan November, Cui secara resmi ditangkap dan dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara.

Minghui.org juga mendokumentasikan satu kasus lain pada Februari 2016. Sun Shouyu, seorang praktisi Falun Gong, diadili di pengadilan. Pengacara Sun menyajikan argumen untuk permohonan tidak bersalah, karena kebebasan berkeyakinan dijamin di bawah konstitusi Tiongkok. Pengadilan tidak mengeluarkan putusan pengadilan hari itu. Namun kemudian, pengadilan diam-diam menjatuhkan hukuman 3,5 tahun penjara kepada Sun.

Pejabat pengadilan lainnya yang diselidiki telah berpartisipasi dalam penganiayaan Falun Gong berasal dari kota-kota di seluruh negeri, dari Liaoning di utara ke Sichuan di barat Tiongkok.

Semakin bertambah, meskipun, hakim lokal dan kantor kejaksaan telah membatalkan atau menarik kasus yang melibatkan praktisi Falun Gong. Menurut catatan Minghui.org, setidaknya ada 75 kasus di mana praktisi Falun Gong dibebaskan setelah penangkapan awal.

Pada bulan Maret, Partai mengumumkan reformasi struktural yang secara signifikan akan melemahkan Kantor 610, menyebabkan banyak pengamat percaya bahwa Partai tersebut juga akan mundur dari penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong.

Sebelumnya, Kantor 610 dapat mengirim semua elemen dari aparat keamanan Partai, polisi, sistem keamanan negara, peradilan, dan penuntutan, untuk menganiaya praktisi Falun Gong. (ran)

ErabaruNews