Warga Lanjutkan Pencarian Korban Akibat Letusan Gunung Berapi Guatemala

EpochTimesId – Pemerintah Guatemala mengumumkan bahwa korban tewas akibat letusan gunung berapi di Guatemala bertambah menjadi 69 orang, pada Senin (4/6/2018) waktu setempat. Warga yang kehilangan keluarga dan kerabat pun mendatangi kamar mayat sementara, guna mengenali jenasah korban tewas.

Mereka yang tidak menemukan jenasah keluarga dan kerabat di kamar mayat sementara, kemudian melanjutkan pencarian di jalan-jalan yang diselimuti abu vulkanik tebal.

Badan bencana nasional Guatemala, CONRED, mengumumkan peningkatan jumlah korban jiwa karena semakin banyak jenasah yang dievakuasi dari puing-puing di sekitar desa El Rodeo. Kawasan itu adalah yang paling parah terkubur material vulkanik akibat dua letusan besar. Hanya sebagian kecil dari korban yang telah diidentifikasi sejauh ini.

Di kamar mayat sementara di kota Escuintla, sekitar 18,6 mil (29 kilometer) dari pusat letusan, anggota keluarga yang putus asa datang untuk mencari kerabat mereka di antara jenasah.

Francisco Quiche, tukang las berusia 46 tahun, memberikan sampel darah untuk mencoba mengidentifikasi tubuh anaknya, meskipun dia sudah tahu nasib putranya.

Setelah ikut mengevakuasi kota El Rodeo bersama keluarganya, dia kembali mencari putranya dan menantunya. Dia mengintip melalui lubang di dinding rumah putranya, dan Quiche melihat sosok tubuh. Dia khawatir, menantu perempuannya juga tewas dalam bencana alam ini.

“Kami punya waktu untuk pergi, terima kasih Tuhan, tetapi saya sangat menyesal atas kehilangan putra saya dan menantu perempuan saya,” katanya sambil menangis. “Anak saya baru berusia 22 tahun, sama dengan menantu perempuan saya, yang sedang hamil.”

Gunung Fuego, yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘api’, meletus dahsyat pada hari Minggu (3/6/2018). Itu adalah letusan terbesar 40 tahun terakhir, yang memaksa penutupan bandara internasional utama Guatemala. Letusan menghasilkan hujan abu vulkanik yang mengguyur ribuan hektar perkebunan kopi di lereng gunung berapi.

Letusan susulan kembali terjadi pada Senin pagi. Namun, sejak Senin malam, aktivitas gunung berapi itu terus berkurang. “Diperkirakan akan terus berkurang dalam beberapa hari mendatang,” ujar Eddy Sanchez, direktur institut seismologi, vulkanik dan meteorologi Insivumeh, kepada wartawan.

Tugas mengevakuasi jenasah korban terhalang oleh letusan baru senin pagi dan tanah longsor di lereng selatan Fuego, sehingga memicu tugas evakuasi baru. Kemudian di sore hari, hujan lebat memaksa Tim SAR meninggalkan upaya pencarian di El Rodeo hingga keesokan paginya, menurut salah seorang juru bicara CONRED.

Seorang wanita berduka untuk kerabatnya yang hilang di daerah yang terkena dampak letusan dari gunung berapi Fuego di kawasan San Miguel Los Lotes di Escuintla, Guatemala 4 Juni 2018. (Luis Echeverria/Reuters/The Epoch Times)

“Hujan diperkirakan akan terus mempersulit pencarian dalam beberapa hari mendatang,” kata Sanchez.

Di tempat lain, proses berkabung telah dimulai. Tayangan televisi lokal menunjukkan penduduk desa berjalan melalui jalan-jalan, dengan peti mati di bahu mereka.

Seluruh bangunan dan pohon di dasar gunung berapi Fuego benar-benar dilapisi abu.

Tentara bersenjata yang mengenakan topeng biru terus mengawasi area lingkungan yang terkena dampak yang telah ditutup. Hingga Senin sore, gunung berapi masih terus menyemburkan awan gelap gas dan abu.

Fuego, salah satu dari beberapa gunung berapi aktif dari 34 gunung di negara-negara Amerika Tengah. Gunung Fuego terletak di dekat kota bersejarah Antigua, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang telah selamat dari beberapa letusan gunung berapi. Lahar dan material letusan terbaru sebagian besar mengarah ke sisi jauh gunung berapi, menuju pantai Pasifik.

Letusan pada hari Minggu mengirim kolom abu dan asap setinggi 6,2 mil (10 kilometer) ke langit. Lebih dari 3.200 orang berhasil dievakuasi, menurut CONRED.

CONRED berbagi foto yang menunjukkan aliran gas dan lumpur menyapu ke arah lereng gunung dan melintasi lembah yang luas, melanda sebuah desa kecil.

“Lanskap di gunung berapi benar-benar berubah, semuanya hancur total,” kata ahli vulkanologi pemerintah, Gustavo Chigna di radio lokal.

Badan itu juga meluncurkan daftar online warga yang hilang. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA