Tiongkok Bongkar Pangkalan Militer di Laut China Selatan

EpochTimesId – Tiongkok diduga bersiap mengurangi provokasi militer di Laut China Selatan. Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa Tiongkok diam-diam membongkar sendiri sistem rudal anti-kapal dan rudal berbasis darat-udara yang ditempatkan di terumbu karang Laut China Selatan, seperti dikutip dari CNN, Rabu (6/6/2018).

Citra satelit itu diterbitkan pada hari Sabtu (2/6/2018). Gambar menunjukkan bahwa fasilitas untuk peluncuran rudal pertahanan udara Tiongkok HQ-9, Senjata interferensi elektronik, rudal jelajah dan jaringan kamuflase yang ditempatkan di terumbu karang Yongxing di Laut Selatan telah dibongkar.

Menurut analisis eksternal, pembongkaran ini mungkin merupakan penyesuaian yang dibuat pihak Beijing. Penyesuaian kebijakan itu diduga akibat adanya tekanan dari pihak Washington. Meskipun, bisa jadi fasilitas itu dipindahkan ke pulau-pulau atau terumbu karang lainnya di kawasan perbatasan Laut China Selatan.

Pada bulan April 2018, Tiongkok mulai menempatkan sistem rudal di 3 titik terumbu karang Laut Selatan. Lokasinya ada di Yongshu Reef, Zhubi Reef, dan Mischief Reef. Ketiga kawasan tersebut dipersengketakan oleh Tiongkok dengan Vietnam dan Filipina.

Selain itu, Tiongkok kala itu juga mengirim skuadron pesawat bomber Hong-6 untuk melakukan latihan lepas landas. Serangkaian gerakan tersebut memicu ketegangan di kawasan, yang juga memicu ketidakpuasan internasional terhadap otoritas Beijing atas upaya militerisasi angkatan laut mereka.

Sikap Tiongkok itu, kemudian ditanggapi oleh Amerika Serikat. Kegiatan militer AS di wilayah Laut Selatan bertambah secara signifikan, dengan pesawat bomber strategis AS, B-52 terbang 4 kali ke Pulau Pratas, Laut China Selatan. Amerika Serikat mengatakan penerbangan itu adalah bagian dari misi pelatihan reguler.

Pada 23 Mei 2018, pihak AS mengumumkan pembatalan partisipasi Tiongkok dalam Latihan Militer Bersama Lingkar Pasifik yang diadakan setiap dua tahun sekali. Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis mengatakan bahwa kebijakan itu adalah reaksi awal dari pihak AS terhadap militerisasi Beijing di Laut Selatan.

Pada 27 Mei, kapal perusak Angkatan Laut AS, USS Higgins dan kapal penjelajah USS Antietam berlayar sampai jarak 12 mil laut di perairan Kepulauan Paracel untuk melakukan misi kebebasan navigasi. Pulau itu juga diklaim sebagai bagian dari kedaulatan Tiongkok.

Pada 2 Juni ketika menghadiri Dialog Shangri-La (Konferensi Keamanan Asia) Jim Mattis mengatakan bahwa, reklamasi pulau oleh Tiongkok di Laut China Selatan adalah sikap arogan. Tiongkok dituding menempatkan kekuatan militer dengan menyebarkan rudal anti-kapal dan peralatan interferensi elektronik, untuk menakut-nakuti dan mengintimidasi negara lain. (Xu Jian/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA