Kim Tiba di Singapura, Media AS : Bertaruh Habis-Habisan

oleh Xu Jian

Kepala Negara Korea Utara Kim Jong-un pada 10 Juni siang tiba di Singapura. Analisis media asing menyebut Kim Jong-un meninggalkan Pyongyang dengan membawa misi politik terbesarnya saat ini yang dapat digambarkan sebagai siap untuk bertaruh habis-habisan.

Kim yang berangkat dari Pyongyang dengan pesawat Air China nomor penerbangan CA61 pada 10 Juni pagi, mendarat di Bandara Changi Singapura pada pukul 14:37.

Presiden AS Trump juga menyusul akan tiba di bandara yang sama untuk menghadiri KTT pada 12 Juni nanti.

Sebagaimana kita ketahui, keluarga Kim jarang mau bepergian dengan menumpang pesawat terbang, Kim Jong-il, ayah Jong-un hanya mau naik kereta api jika kenegeri orang karena takut terjadi pembunuhan terhadap dirinya.

Kim Jong-un belakangan ini sering muncul di masyarakat internasional, termasuk baru-baru ini ia melakukan pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di perbatasan Utara-Selatan, atau ke Tiongkok untuk kunjungan singkat, tidak peduli ke mana ia pergi, pengamanannya selalu berlapis-lapis.

Tetapi KTT di Singapura kali ini jelas berbeda. Kim Jong-un akan tampil di depan lebih kurang 3.000 wartawan internasional. Fox News menganalisa bahwa meskipun Kim Jong-un disanjung setinggi langit oleh 25 juta rakyat Korea Utara. Tetapi pada hakekatnya, Kim Jong-un kini mulai gelisah dengan kebohongan politik yang ia susun selama ini. Situasi telah mencapai titik balik yang bukan ia lagi bisa kendalikan.

Jika demikian, mengapa Kim Jong-un berani mengambil risiko untuk menghadiri KTT dengan Presiden Trump ?

Menurut Fox News bahwa alasan yang paling langsung adalah bertemu dengan presiden AS adalah satu-satunya kesempatan, meskipun mengandung risiko keamanan.

Berbeda dengan presiden AS terdahulu, Trump bersedia mempertimbangkan untuk dialog langsung dengan Korea Utara dalam rangka memberikan kesempatan, Ini yang membuat Kim tidak ingin kehilangan peluang tersebut.

Pada 6 Juni lalu Associated Press mengungkapkan bahwa tim pengacara Trump, Rudolph Giuliani ketika menghadiri pertemuan bisnis mengatakan bahwa setelah KTT dibatalkan oleh Trump pada 24 Mei lalu, “Kim Jong-un sampai berlutut untuk meminta penjadwalan ulang (KTT),” katanya.

Fox News mengutip ucapan Joseph Yun, seorang ahli urusan Korea Utara di AS memberitakan bahwa dapat berdialog langsung dengan Amerika Serikat adalah sebuah realisasi dari mimpi pemimpin Korea Utara sejak berpuluh-puluh tahun. Karena itu merupakan tanda bahwa Korea Utara telah diterima komunitas internasional.

“Dalam pertemuan saya dengan para pejabat Korea Utara. Kementerian Luar Negeri Korea Utara telah berulang kali menekankan bahwa hanya dialog antar kepala negara yang dapat mematahkan kebuntuan dalam menyelesaikan isu nuklir. Hal yang paling menjadi perhatian para pemimpin adalah masalah eksistensi dari rezim,” tulis Joseph Yun. (Sin/asr)