Kunjungi Jepang Mahathir Enggan Andalkan Modal Tiongkok

EpochTimesId – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, Minggu (10/6/2018) tiba di Tokyo untuk kunjungan kerja tiga hari. Setelah bulan lalu dipercaya rakyat menduduki jabatan perdana menteri, Mahathir memilih Jepang sebagai negara pertama yang dikunjungi secara resmi.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri menyebutkan bahwa pemerintah Malaysia mengharapkan perjalanan tersebut akan membuka peluang yang lebih luas bagi kerja sama ekonomi antara Malaysia dan negara-negara di kawasan itu. Beberapa media asing percaya bahwa Malaysia ingin menyingkirkan ketergantungannya pada investasi dari Tiongkok.

Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataannya pada 9 Juni menyebutkan bahwa Mahathir diundang untuk menghadiri Konferensi Internasional Masa Depan Asia yang ke-24 (Konferensi Nikkei). Dia akan menyampaikan pidato dengan tema “Mempertahankan Keterbukaan Asia – Bagaimana Mencapai Kemakmuran dan Stabilitas”.

Mahathir juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Selain itu, Mahathir juga akan bertemu dengan beberapa kelompok ekonomi, termasuk Kamar Dagang dan Industri Jepang, Badan Perdagangan Asing Jepang, dan Asosiasi Ekonomi Jepang-Malaysia.

Dalam surat pernyataan itu juga disebutkan bahwa selama menghadiri Konferensi Nikkei, Dia akan membuka peluang yang lebih luas untuk kerja sama ekonomi antara Malaysia dengan negara-negara di kawasan ini.

Kunjungan kerja tersebut juga akan memungkinkan Malaysia menjelaskan kepada Jepang dan negara-negara lain di kawasan ini tentang kebijakan terbaru dari pemerintah Malaysia. Khususnya mengenai kebijakan investasi dan perdagangan dengan luar negeri.

Menurut laporan Reuters pada 10 Juni, Mahathir berharap mampu menarik lebih banyak investor dan peluang bisnis selama kunjungannya ke Jepang. Itu untuk menutupi lubang utang negara yang sangat besar dan untuk menghilangkan ketergantungan Malaysia pada investasi Tiongkok.

Setelah Mahathir menjadi perdana menteri Malaysia lagi, kunjungan kerja ke luar negeri pertama memilih Jepang, menunjukkan bahwa kebijakan Belajar dari Timur harus diaktifkan kembali untuk memperkuat hubungan dengan Asia Timur. Terutama hubungan Malaysia dengan Jepang.

Langkah tersebut juga dipandang sebagai tanda bahwa negara-negara Asia Tenggara ingin membebaskan diri dari ketergantungan dengan Beijing. Partai komunis Tiongkok telah mengeluarkan miliaran dolar untuk pemerintahan Najib yang dilanda skandal korupsi.

Pemerintah baru mengatakan bahwa beberapa perusahaan asal Tiongkok dicurigai telah dimanfaatkan untuk menutupi skandal korupsi perusahaan Malaysia (1MDB).

Mahathir mengumumkan pengakhiran proyek kereta api berkecepatan tinggi yang bernilai 110 miliar RM. Dia juga melakukan revaluasi terhadap proyek East Coast Railway senilai 55 miliar RM (14 miliar dolar AS).

Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Malaysia, Miyagawa Makikawa mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Malaysia bahwa Mahathir telah memulihkan kepercayaan industri Jepang di pasar Malaysia. Industri Jepang ragu berinvestasi di Malaysia karena didasarkan pada politik dan risiko ekonomi Malaysia tiga tahun lalu.

“Seiring dengan kembalinya Mahathir, saya yakin bahwa industri kami akan merasa senang dan akan secara aktif mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya di Malaysia,” ujar Makikawa.

Jepang adalah penyumbang terbesar bagi investasi asing langsung Malaysia, investasi tahun lalu mencapai 13 miliar dolar AS.

Ketika Mahathir menjadi perdana menteri keempat Malaysia pada tahun 1981, Dia mempertahankan hubungan baik dengan Jepang selama 22 tahun masa jabatannya. Dan pada tahun 1982, dia dengan penuh semangat mempromosikan Belajar dari Timur untuk meniru pola kerja dan keterampilan berbisnis Jepang.

Di bawah kebijakan ini, pemerintah Malaysia pada saat itu mengirim sejumlah besar mahasiswa ke Jepang untuk belajar mendapatkan pengalaman dan pelatihan di berbagai bidang industri. Para mahasiswa Malaysia yang mendapat manfaat dari program tersebut berjumlah lebih dari 16.000 orang. Namun, kebijakan Belajar dari Timur ini secara bertahap diabaikan setelah Mahathir pensiun pada tahun 2003. (Yang Xiaohui/ET/Sinatra/waa

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA