Penyelundup Jual Anak-Anak untuk Imigran Gelap yang Akan Masuk Ke Amerika Serikat

EpochTimesId – Komplotan penyelundup imigran gelap di Meksiko menjual dan menyewakan anak-anak untuk mempermudah akses sebagai pengungsi ke Amerika Serikat. Anak-anak digunakan sebagai salah satu strategi mengeksploitasi setiap celah keamanan perbatasan Amerika selama beberapa dekade.

Saat ini, tren tameng anak-anak sedang meningkat pesat. Dalam strategi tersebut, anak-anak digunakan untuk menyeberangi perbatasan secara ilegal oleh orang dewasa. Imigran dewasa kemudian mengklaim suaka sebagai sebuah unit keluarga, dan berharap akan dilepas ke pedalaman Amerika Serikat lebih cepat.

“Kami punya intelijen bahwa organisasi penyelundup asing membuat anak-anak tersedia untuk orang dewasa lajang sehingga mereka bisa datang dan mengaku sebagai unit keluarga dan tidak ditahan,” kata Deputi Direktur Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE), Tom Homan pada 7 Mei 2018.

“Kami memiliki situasi di mana anak yang sama telah melintasi perbatasan beberapa kali dalam jangka waktu berdekatan, dengan orang-orang yang mengaku sebagai orang tua. Jadi jelas, ada perdagangan manusia.”

Pada tahun fiskal 2017, ‘Homeland Security’ (Departemen Keamanan Dalam Negeri) melihat 46 kasus anak-anak digunakan secara curang oleh orang dewasa yang menyeberang secara ilegal. Dalam lima bulan pertama tahun fiskal 2018, 191 kasus telah dilaporkan.

“Angka-angka yang telah kami kumpulkan menunjukkan dengan jelas bahwa penyelundup, pedagang manusia, dan aktor jahat berusaha menggunakan ratusan anak untuk mengeksploitasi undang-undang imigrasi kami dengan harapan bisa masuk ke Amerika Serikat,” kata jurubicara Departemen Keamanan Dalam Negeri, Katie Waldman.

Dua celah yang digunakan para penyelundup adalah UU Reauthorization Perlindungan Korban Trafficking (TVPRA) dan Kesepakatan Penyelesaian Flores (Flores Settlement). Di bawah ‘Flores Settlement’, unit keluarga tidak dapat ditahan selama lebih dari 20 hari, yang biasanya berarti keluarga dilepaskan ke pedalaman Amerika Serikat dengan tanggal pengadilan yang berpotensi tertunda selama bertahun-tahun.

TVPRA tidak mengizinkan Amerika Serikat menolak masuknya anak-anak yang bukan berasal dari Meksiko dan mengirim mereka kembali ke Meksiko. Oleh karena itu jumlah besar migran Amerika Tengah yang masuk secara ilegal sebagai unit keluarga atau anak di bawah umur yang tidak didampingi dan mengklaim suaka. Hanya sekitar 20 persen dari kasus suaka yang akhirnya disetujui oleh hakim federal.

Pemerintah sedang mencoba untuk mengendalikan celah dengan kebijakan ‘nol toleransi’ dengan ‘Sans Congressional action’, yang diperkenalkan oleh Jaksa Agung AS, Jeff Sessions baru-baru ini. Kebijakan yang berjanji untuk mengadili semua orang dewasa yang memasuki negara secara ilegal. Kebijakan itu bukan tindakan hukum yang baru, namun kebijakan itu itu tidak ditegakkan selama pemerintahan Obama.

Peningkatan penuntutan berarti bahwa semakin banyak orang dewasa yang ditahan, sambil menunggu kasus mereka. Dalam hal ini, anak-anak mereka akan ditahan secara terpisah. Homeland Security juga akan menahan anak-anak secara terpisah jika tidak mungkin untuk membangun hubungan kustodian (sponsor), atau Homeland Security percaya bahwa kustodian dapat menjadi ancaman bagi anak.

“Angka-angka itu menunjukkan situasi yang mengerikan di perbatasan yang membutuhkan tindakan mendesak dari Kongres untuk mengatasi celah yang membuat anak-anak ini berisiko. Kami akan terus mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak ini,” kata Waldman. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA