Tiongkok Ketakutan Batasi Siswa Belajar ke Taiwan

EpochTimesId – Sejumlah universitas negeri di Taiwan hanya menerima total 800 orang siswa asal Tiongkok daratan. Minimnya jumlah itu karena adanya penyusutan jumlah siswa Tiongkok yang diijinkan untuk belajar di Taiwan.

Analisis para sarjana menyebutkan pembatasan oleh Tiongkok, dikarenakan takut terpengaruh oleh ‘ideologi liberalisme’. Alasan berikutnya adalah demi menjamin ‘bibit-bibit merah tidak berubah warna’ sehingga pengaturan perlu untuk dilakukan.

Central News Agency mengutip ucapan seorang mahasiswa asal Daratan yang tidak mau namanya disebutkan, melaporkan bahwa lulusan siswa yang belajar di Taiwan akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan setelah kembali ke Tiongkok. Bahkan, untuk magang kerja di lembaga pemerintah saja sangat sulit sekali.

Apalagi, jika ingin menjadi pegawai negeri. Jadi mereka hanya dapat menempuh jalur swasta, bekerja di perusahaan swasta.

“Kami ini seperti kuman, ditakuti pemerintah Tiongkok,” keluh mahasiswa tersebut.

Pemerintah Tiongkok tahun ini kembali mengurangi jumlah siswa SMA daratan yang diberikan ijin untuk mendaftar di perguruan tinggi dan universitas Taiwan. Panitia Kerjasama Taiwan untuk Perekrutan Siswa Daratan pada akhir bulan Mei lalu mengumumkan bahwa, siswa yang terdaftar hanya 800 orang saja.

Padahal untuk tahun pelajaran 2017-2018, siswa asal Daratan Tiongkok yang belajar di 77 universitas atau perguruan tinggi di Taiwan mencapai 1.325 orang. Jumlah itu merupakan 88 persen dari siswa yang mendaftarkan diri dan mengikuti ujian. Ini adalah angka paling rendah selama 8 tahun terakhir.

Wang Zhisheng, Sekretaris Asosiasi Kibijakan Lintas Selat memberikan analisanya bahwa, akibat terpengaruh oleh ideologi liberalisme dan demokrasi ala Taiwan sehingga pemerintah memandang perlu untuk melakukan pembatasan terhadap siswa lulusan SMA yang ingin melajutkan pendidikan di Taiwan. Akan tetapi, kasusnya sedikit berbeda dengan para siswa doktoral karena umumnya mereka lebih matang dalam pemikiran sosial dan masa belajarnya pun lebih pendek, sehingga tidak dibatasi.

Wang mengatakan universitas di Taiwan kini juga terpengaruh oleh penurunan angka kelahiran. Sehingga perguruan tinggi dan universitas swasta di Taiwan, akan menjadi paling terkena pengaruh jika ditambah pembatasan mahasiswa Tiongkok yang belajar ke Taiwan.

Pihak Tiongkok dapat menggunakan sekolah swasta itu untuk memberikan tekanan kepada pemerintah Taiwan, memaksa Taiwan menerima premis politik Tiongkok. Selain itu, juga untuk memaksa sekolah-sekolah swasta untuk bekerja sama lebih erat dengan pihak Tiongkok.

Sumber dari program pertukaran mahasiswa lintas selat yang tak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pihak Tiongkok di masa lalu membiarkan pihak akademi Taiwan untuk merekrut siswa langsung dari Daratan. “Mereka bisa bekerja sama dengan pihak dari kantor urusan yang berada di ‘provinsi’ untuk berkendaraan mencari siswa,” katanya.

Tetapi sejak bulan Mei lalu, cara tersebut sudah tidak dimungkinan lagi. Sumber itu pun mempertanyakan mengenai hal mempertahankan ‘pertukaran siswa, belajar lintas selat’ dapat berjalan seimbang. Kondisi yang ada sekarang yaitu, siswa Taiwan yang belajar di Tiongkok ada sekitar 10.000 orang sedangkan siswa mereka di Taiwan tidak sampai 10.000 orang.

“Jelas berat sebelah. Apalagi penyusutan masih diberlakukan. Yang paling ditakuti pihak Tiongkok adalah mereka kena cuci otak,” kata narasumber itu.

Kantor Urusan Taiwan rezim komunis Tiongkok pada tahun 2011 mengeluarkan surat menyangkut ‘Permberitahuan untuk Mencegah Institusi Lintas Selat Melakukan Pelanggaran dalam Perekrutan Siswa Daratan Tiongkok untuk Belajar di Perguruan Tinggi dan Universitas Taiwan’. Surat itu diantaranya melarang institusi Taiwan tanpa persetujuan otoritas untuk melakukan kegiatan publikasi, dan perekrutan siswa di Daratan Tiongkok.

Pemostingan ulang pengumuman tersebut pada bulan Desember tahun lalu oleh Kantor Urusan Taiwan dari Pemerintah Provinsi Hunan menunjukkan ada tanda-tanda bahwa Tiongkok berupaya untuk mencegah institusi Taiwan pergi ke Tiongkok untuk merekrut mahasiswa.

Seorang sumber asal siswa Tiongkok mengatakan, di mata pemerintah Tiongkok, siswa yang belajar di Taiwan seperti badan berkuman yang harus dijauhi. Siswa Tiongkok yang mendalami ilmu informasi dan komunikasi memanfaatkan libur musim panas untuk kerja magang di media pemerintah di kota Beijing. Di luar dugaan, Dia diberitahu, “Anda bisa datang untuk belajar, tetapi tidak dapat mengikuti beberapa pertemuan karena Anda belajar di Taiwan.”

Siswa tersebut mengemukakan bahwa sebentar lagi dia akan diwisuda. Setelah kembali ke Tiongkok, Dia hanya bisa bekerja di lembaga swasta. Mahasiswa itu kini dapat merasakan sebuah perlakuan sistem politik lintas selat yang jauh berbeda. (ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA