Tiongkok akan Gunakan Chip di Kaca Depan Mobil Sebagai Alat Pemantau

EpochTimesId – Sistem identifikasi elektronik akan segera digunakan di Tiongkok. Sistem itu akan digunakan untuk melacak kendaraan roda empat yang berada di jalanan di seluruh negeri. Indikasi ini menunjukkan bahwa semakin banyak alat pemantauan digunakan oleh otoritas Tiongkok untuk mengawasi aktivitas warganya.

Wall Street Journal melaporkan bahwa rencana yang akan diluncurkan otoritas pada 1 Juli 2018 adalah meminta kepada pemilik kendaraan roda empat untuk memasang chip identifikasi frekuensi radio (radio frequency identification chip/RFID) pada mobil mereka. Dilaporkan bahwa persyaratan kepatuhan ini bersifat sukarela dalam tahun ini, tetapi mulai awal tahun 2019, persyaratan tersebut akan diberlakukan untuk semua mobil baru.

Pihak berwenang menggambarkan rencana ini sebagai sarana untuk meningkatkan keselamatan publik dan membantu meringankan kemacetan lalu lintas.

Namun, para ahli berpendapat bahwa kendaraan terjual setiap tahun di Tiongkok mencapai hampir 30 juta unit. Jadi sistem yang diterapkan di pasar otomotif terbesar di dunia ini akan memperluas kemampuan pemerintah komunis dalam memantau aktivitas warganya. Jaringan pengawasan PKT itu mencakup penggunaan kamera keamanan, teknologi pengenalan wajah, dan pengawasan internet.

“Ini semua terjadi dalam konteks pemerintahan otoriter,” kata Ben Green, Peneliti Berkman Klein Center for Internet & Society di Harvard University.

Dia kini sedang mempelajari penggunaan data dan teknologi pemerintah kota. “Sangat sulit membayangkan bahwa jika itu tidak digunakan untuk pengawasan penegakan hukum, tetapi untuk kontrol sosial dalam bentuk-bentuk lain,” ujarnya.

Laporan mengutip sumber yang mengatakan bahwa sistem akan mencatat informasi seperti nomor plat dan warna mobil.

Untuk mengimplementasikan jaringan, chip RFID dipasang pada kaca depan mobil. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa pembaca chip yang dipasang di jalan raya akan mengidentifikasi mobil dan mengirimkan data ke Kementerian Keamanan Publik. Tidak seperti sistem pelacakan GPS, sistem ini tidak dibuat khusus untuk menunjukkan keberadaan mobil seperti GPS.

Di AS dan negara lain, RFID banyak digunakan dalam sistem pembayaran tol elektronik otomotif. Mereka juga dipasang di beberapa armada komersial, seperti truk di pelabuhan, untuk melacak lokasi mereka dan barang-barang yang mereka bawa.

Akhir tahun lalu, pihak berwenang Beijing mengumumkan beberapa rincian program pelacakan mobil yang dapat dilihat secara online melalui Sistem Standar Nasional. Meskipun mereka tidak menjelaskan mengapa pemantauan sampai dapat dilakukan secara nasional. tetapi dokumen sebelumnya memiliki petunjuk yang dapat ditelusuri.

Pada akhir tahun 2014, ketika Lembaga Penelitian Manajemen Lalu Lintas merilis draf standar untuk mencari komentar atau masukan dari publik, mereka menyatakan bahwa sistem baru diperlukan untuk mengatasi masalah yang semakin serius seperti kemacetan lalu lintas dan serangan teroris melalui kendaraan. Disebutkan bahwa masalah ini telah menyebabkan tantangan serius dan ancaman terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, terutama keselamatan publik.

Namun, para ahli percaya bahwa data identifikasi pribadi seperti itu tidak diperlukan untuk mengelola kota secara efektif. Misalnya, kemacetan lalu lintas dapat dipantau dengan cara menghitung jumlah kendaraan.

“Ini sepertinya sebuah alat lain yang berada dalam suatu toolbox pengawasan besar,” kata Maya Wang, seorang peneliti observasi hak asasi manusia yang mempelajari cara-cara pemerintah Tiongkok melakukan pengawasan warganya.

“Untuk dapat melacak kendaraan, mereka pasti akan menambahkan banyak rincian posisi ke rantai titik data mereka yang ada,” kata Maya Wang.

Laporan juga mengungkapkan bahwa diharapkan rencana ini juga akan mempromosikan pengembangan industri chip RFID dalam negeri Tiongkok. Institute of Traffic Management menyatakan bahwa hanya chip yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok sendiri yang dapat digunakan untuk program ini. (ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA