Trump Berikan Nomor Telepon Pada Kim Jong-un

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku sudah memberikan nomor telepon kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Sehingga Kim, bisa langsung menelpon dirinya.

Trump mengaku hal itu mempermudah pembicaraan langsung kedua Presiden. Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara sedang menjalin hubungan baru, yang lebih intens.

Presiden Trump, dikutip dari wawancara khusus Fox News di Gedung Putih, mengatakan bahwa ingin menelepon Korea Utara. Namun, Trump tidak secara eksplisit mengatakan dengan siapa dia ingin berbicara.

“Yah, saya ingin berbicara dengan orang Korea Utara. Saya ingin berbicara dengan orang-orang yang ada di Korea Utara,” ujar Trump.

Trump kemudian mengungkapkan sudah memberikan sebuah nomor telepon kepada Kim Jong-un.

“Saya sekarang bisa menelepon dia. Saya sekarang dapat mengatakan: Yah, kita ada masalah’. Saya memberinya nomor telepon langsung agar Dia (Kim Jong-un) pun bisa menelepon saya jika Dia menemui kesulitan,” sambung Trump.

Pada 17 Juni 2018, Trump mengirim pesan yang berbunyi, “Kami telah memperoleh banyak hal positif dalam upaya menuju perdamaian dunia, dan masih akan memperolehnya lagi pada saat final nanti.”

Trump juga menyebutkan bahwa perjanjian denuklirisasi Korea Utara yang dicapai bersama, telah memperoleh pujian dari seluruh Asia.

“Mereka senang! Namun, di negara kita (Amerika Serikat), beberapa orang malahan lebih suka melihat perjanjian bersejarah ini gagal, juga tidak ingin melihat Trump menang, meskipun hal itu akan menyelamatkan jutaan nyawa manusia,” sambung pemilik Trump Tower itu.

Hari itu, Trump tidak menyinggung apakah berbicara langsung lewat sambungan telepon dengan Kim Jong-un.

KTT di Singapura pada 12 Juni lalu menghasilkan kesepakatan untuk membangun hubungan diplomatik baru antara AS-DPRK. Kedua presiden juga sepakat membangun mekanisme perdamaian jangka panjang yang stabil di semenanjung.

Kim Jong-un juga berkomitmen untuk menghentikan secara penuh program pengembangan senjata nuklir. Kim selanjutnya juga akan membantu Amerika Serikat memcari jenasah para tawanan perang AS di Korea Utara, untuk dipulangkan ke Amerika.

Trump merasa puas dengan hasil yang dicapai dalam KTT. Pada 13 Juni, setelah tiba kembali di Washington DC, Trump mengirim pesan melalui Twitter.

“Tidak ada lagi ancaman serangan nuklir dari Korea Utara. Malam ini dunia dapat tidur nyenyak,” kicau pengusaha puluhan lapangan golf itu.

Dunia luar memiliki pandangan yang berbeda tentang hasil KTT. Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kesepakatan yang didapat KTT tidak memiliki rincian yang spesifik, minim dalam substansi, masih bersikap skeptis terhadap ketulusan denuklirisasi Korea Utara.

Namun ada pula suara yang mengatakan bahwa, Trump bisa membuat Korea Utara duduk di meja negosiasi sudah merupakan awal yang baik.

Mengingat gaya kepemimpinan Trump, beberapa analis percaya bahwa Donald Trump tidak mungkin melepaskan niat baik terhadap Kim Jong-un, tanpa menerima komitmen sungguh-sungguh dari Korea Utara. Mereka beranggapan bahwa mungkin saja antara Amerika Serikat dengan Korea Utara memiliki perjanjian khusus yang belum dipublikasikan.

Menanggapi pandangan skeptis, Trump mengatakan, “Saya tidak ingin melihat senjata nuklir menghancurkan Anda dan keluarga Anda. Saya ingin hubungan yang baik dengan Korea Utara.”

Tang Hao, seorang pengamat politik beberapa hari yang lalu menulis, “Trump menanggapi Korea Utara dengan strategi penanggulangan yang luar biasa, menggunakan kebajikan untuk mengalahkan kejahatan, memanfaatkan kelenturan untuk mengalahkan kekakuan.”

Trump tidak lagi menunjukkan sikap permusuhan terhadap Kim, bahkan bersikap ramah dan bersahabat. Dia kini menggunakan ketrampilan sosialnya, dan kelebihannya dalam bernegosiasi untuk membangun hubungan awal dan kepercayaan yang akan sangat menunjang negosiasi lanjutan dan pelucutan senjata nuklir secara damai.

“Di masa mendatang, jika AS benar-benar mampu mengimplementasikan denuklirisasi Korea Utara, bahkan membantu pembubaran rezim komunis Korea Utara secara damai, serta melaksanakan transformasi pemerintahan dengan tanpa butuh senjata dan biaya, itu akan memberikan rakyat dunia perdamaian dan stabilitas jangka panjang. Bahkan, juga akan membawa perubahan besar pada situasi politik di Asia Timur dan lanskap politik internasional, bahkan semakin mempengaruhi perubahan besar di Tiongkok,” tulis Tang Hao.

Menghadapi berbagai tanggapan kurang positif, Trump mengambil langkah sabar dengan menjelaskan pertemuan ini akan mencapai sejumlah prestasi di kemudian hari. Dia mengaku merasakan ketulusan Kim Jong-un untuk menghapus senjata nuklir, tapi juga membutuhkan kesabaran semua pihak internasional guna memahami bahwa proses denuklirisasi DPRK tidak akan selesai dalam semalam.

Tang Hao beranggapan bahwa bagi Trump, hanya dengan denuklirisasi dan berhasil mencapai transformasi damai di Korea Utara, baru dapat menjamin kepentingan jangka panjang dan keamanan rakyat Amerika Serikat. Dengan denuklirisasi penuh, baru mampu menjamin kepentingan dan keamanan rakyat Semenanjung Korea dan Asia Timur.

“Ini adalah solusi pamungkas untuk isu nuklir DPRK, juga merupakan transaksi dengan biaya terendah yang benar-benar menyelesaikan ancaman nuklir DPRK. Selanjutnya, tinggal kita lihat apa yang akan dipilih Kim Jong-un, apakah Dia ingin memilih menang bersama Trump dan mencatatkan nama harum dalam sejarah, atau ingin kalah dengan tetap mengikuti sistem komunis?” Tao Hang menambahkan. (Luo Tingting/NTDTV/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA