Airbus Keluarkan Peringatan Serius pada Inggris Terkait Brexit

EpochTimesId – Airbus mengeluarkan peringatan keras atas dampak kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Produsen pesawat itu mengatakan Brexit tanpa kesepakatan akan memaksanya untuk mempertimbangkan kembali posisi jangka panjang, dan menempatkan ribuan posisi pekerja di Inggris dalam bahaya.

Dalam sebuah memorandum yang dikeluarkan Kamis (21/6/2018) malam waktu Eropa, Airbus mengatakan rencana saat ini untuk periode transisi yang berakhir pada Desember 2020 masih terlalu pendek bagi pembuat rencana Eropa untuk menyesuaikan rantai pasokannya. Itu akan mencegahnya memperluas basis pemasok dari Inggris.

Airbus memproduksi sayap untuk semua jet penumpang di Inggris. Mereka mengatakan bahwa meninggalkan pasar Uni Eropa dan serikat pabean Uni Eropa segera dan tanpa transisi yang disetujui, akan menyebabkan gangguan berat dan gangguan produksi.

“Sederhananya, skenario tanpa-penanganan langsung mengancam masa depan Airbus di Inggris,” kata Tom Williams, chief operating officer dari Airbus Commercial Aircraft.

Warga Inggris yang pro-Uni Eropa berdemonstrasi di luar Gedung Parlemen di London, Inggris, 13 Desember 2017. (Reuters/Simon Dawson/The Epoch Times)

Dua tahun sejak pemungutan suara jajak pendapat Brexit, pelaku usaha dan bisnis menjadi semakin vokal tentang perdagangan dan lingkungan regulasi. Mereka banyak bersuara terkait resminya Inggris meninggalkan UE, pada Maret mendatang.

Kelompok industri Jerman BDI, memperingatkan bahwa Inggris sedang menuju ke jalan keluar yang tidak teratur. Kondisi yang dapat membawa konsekuensi bencana bagi perekonomiannya dan mitranya.

Seruan dari Siemens di Jerman awal pekan ini, Airbus mengatakan perlu segera rincian tentang bagaimana operasinya harus diatur.

Wakil Presiden Senior Airbus, Katherine Bennett, mengatakan waktu yang tersisa untuk mencapai kesepakatan dengan cepat mulai berkurang.

“Jika tidak ada kesepakatan Brexit, itu akan menjadi bencana bagi negara ini, dan bencana bagi Airbus dan rantai pasokan kami,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara. “Tapi kami berharap bahwa sesuatu akan segera datang di meja (perundingan) sehingga memberi kita beberapa resolusi.”

Anggota terkuat UE, Jerman dan Perancis adalah dua pemangku kepentingan terbesar di Airbus, dengan masing-masing memegang lebih dari 11 persen saham perusahaan.

Bennett, bagaimanapun, mengatakan Airbus termotivasi oleh risiko terhadap bisnisnya daripada alasan politik.

Pesawat Beluga tampak di sebuah hanggar di pabrik perakitan pesawat Airbus di Broughton, pinggiran Chester, Inggris pada 22 Juni 2018. (Phil Noble/Reuters/The Epoch Times)

Perencanaan Jangka Panjang
Airbus kini total mendukung ketersediakan 100.000 pekerjaan di Inggris, dengan 14.000 orang langsung dipekerjakan oleh Airbus.

Airbus mengatakan tidak bisa membuat keputusan tentang investasi baru di Inggris, termasuk dalam sayap pesawat generasi berikutnya, tanpa kesepakatan Brexit yang jelas.

“Kita harus sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan, dan cukup sering keputusan itu bersifat jangka panjang, dan tanpa kejelasan maka terlalu berbahaya bagi kita untuk melanjutkan,” kata Williams kepada radio BBC, Jumat (22/6/2018).

Airbus mendesain dan merekayasa sayapnya di Filton, Inggris barat, dan membangunnya di pabrik yang canggih di Broughton, Wales utara.

Inggris mengatakan pihaknya berupaya mengamankan perjanjian perdagangan ‘yang saling menguntungkan’ dengan UE.

“Kami yakin bahwa kami akan mendapatkan kesepakatan yang bagus, yang menjamin perdagangan itu bebas dari gesekan, termasuk untuk sektor kedirgantaraan,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris.

Kompetisi Pembuatan Sayap
Airbus, bagaimanapun, sudah mulai ‘menekan tombol’ pada tindakan krisis, misalnya mengenai rantai pasokannya.

Dalam sebuah dokumen yang menetapkan risiko terkait dengan Brexit, perusahaan mengatakan akan membutuhkan persediaan ekstra 1 miliar euro untuk mengatasi gangguan ekstra. Mereka memperingatkan pada Maret lalu, bahwa mereka perlu membangun pabrik cadangan sebagai penyangga khusus.

Para analis industri mengatakan bahwa Airbus kemungkinan tidak akan menarik diri dari Inggris secara tiba-tiba karena waktu tunggu yang panjang dan daftar tunggu hingga delapan tahun untuk produksi pesawat-pesawatnya.

Namun, sudah ada harapan untuk bersaing membangun sayap untuk generasi berikutnya dari jet lorong tunggal, yang perkembangannya bisa dimulai sekitar lima tahun mendatang.

Jerman, Spanyol atau pemasok luar yang muncul seperti Korea Selatan dipandang sebagai kandidat yang sangat mungkin untuk mengambil pekerjaan (pembuatan sayap pesawat).

“Ada beberapa negara lain di seluruh dunia yang ingin duduk (bernegosiasi) dengan Airbus dan berbicara kepada kami tentang peluang itu,” kata Bennett.

“Tetapi saya di sini untuk mempertahankan dan memastikan bahwa tenaga kerja Inggris kami, yang paling produktif dan kompetitif di Eropa, terus memiliki pekerjaan dan berkembang; Itu sebabnya kami meletakkan kasus ini ‘di atas meja’ hari ini.”

Airbus mengatakan membeli 16 persen komponen dari Inggris. Komponen yang signifikan dari pembelanjaan ini digunakan untuk bagian-bagian yang tidak dapat dialihkan, seperti mesin Rolls-Royce. Namun, perusahaan mengatakan mungkin mencegah pengeluaran dan investasi baru di negara Ratu Elisabeth itu. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA