Rudal Kembali Ditembakkan ke Ibu Kota Arab Saudi Tapi Berhasil Dicegat

Epochtimes.id- Arab Saudi melaporkan berhasil mencegat rudal yang ditembakkan ke ibu kota, Riyadh.

Pertahanan udara Arab Saudi berhasil menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman, tempat pasukan Saudi berperang.

The Associated Press melaporkan tidak ada korban yang dilaporkan setelah insiden tersebut.

Penduduk setempat di media sosial mengatakan mereka mendengar ledakan keras di udara.

Rudal ditembakkan oleh milisi pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman.

Televisi Houthis ’al-Masira seperti dilaporkan Reuters roket ditujukan pada kementerian pertahanan Saudi dan target lainnya di ibukota Saudi.

Arab News melaporkan bahwa dua rudal ditembak jatuh pada Minggu (24/06/2018).

Otoritas Saudi tidak komentar tentang masalah ini.

Insiden ini terjadi setelah pasukan koalisi Arab menyerbu bandara di pelabuhan utama Yaman, Hodeidah, Selasa lalu. Pasukan koalisi menguasai sejumlah besar kompleks itu dalam pertempuran dengan Houthi yang didukung Iran, menurut sumber militer Yaman, kantor berita UEA, dan penduduk setempat sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Warga kota Laut Merah mengatakan pertempuran ikut berkecamuk di jalan pantai yang mengarah ke pusat kota berpenduduk padat dari bandara. Serangan dilakukan dengan helikopter tempur Apache dari pasukan koalisi dukungan Barat yang memberikan dukungan udara.

Pertempuran di bandara dengan Houthi akan menjadi langkah besar terhadap pengambilalihan Hodeidah oleh pasukan yang didukung koalisi.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menjanjikan serangan cepat untuk menghindari gangguan pengiriman bantuan ke Yaman melalui pelabuhan.

“Kami bisa mendengar suara artileri, mortir, dan tembakan senapan mesin sporadis. Kaum Houthi telah menggunakan tank, ” kata seorang warga yang dekat dengan jalur pantai mengatakan kepada Reuters melalui telepon, meminta untuk tidak disebutkan identitasnya.

AP mencatat bahwa pemberontak Houthi, yang didukung oleh Iran, telah menembakkan setidaknya 100 rudal di Arab Saudi selama tiga tahun terakhir. (asr)

Reuters berkontribusi pada laporan ini.