Italia Usulkan Pusat Migran Afrika untuk Atasi Serbuan Pengungsi

EpochTimesId – Italia menyerukan pembangunan pusat-pusat imigran di Afrika, Senin (25/6/2018) waktu setempat. Pembangunan pusat imigran guna menghentikan gelombang pengungsi atau pencari suaka yang melarikan diri ke arah Eropa Barat.

Roma terus meningkatkan tekanan pada negara-negara mitra di Uni Eropa agar mengambil pendekatan yang jauh lebih keras terhadap imigrasi.

Namun, pemerintah Libya yang diakui secara internasional, menolak saran dan permintaan agar pusat-pusat pengungsian berada di negara tersebut. Libya, selama ini dikenal sebagai titik keberangkatan bagi sebagian besar migran yang berusaha mencapai Eropa melalui laut.

Pemerintah Italia yang baru telah menutup pelabuhannya untuk kapal amal yang beroperasi di Mediterania. Mereka mengatakan Uni Eropa harus berbagi beban untuk menerima ratusan imigran yang diambil dari perairan laut setiap bulannya. Sebagian besar diambil di lepas pantai Libya. Italia, yang terletak di dekat Libya, telah mengambil 650.000 imigran dari kapal yang rentan tenggelam sejak 2014.

“Pusat penerimaan dan identifikasi harus dibentuk di selatan Libya,” ujar menteri dalam negeri Italia, Matteo Salvini, yang dikenal anti-imigrasi.

Salvani mengatakan hal itu pada kunjungan ke Libya, Senin waktu setempat ketika berbicara kepada wartawan. Dia menemui wartawan setelah bertemu dengan mitranya dari Libya, Abdulsalam Ashour, dan wakil perdana menteri negara itu. Salvini pada kesempatan itu menyampaikan berterima kasih kepada penjaga pantai Libya, karena bekerja keras menyelamatkan dan mencegah migran menuju Eropa.

Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, dia menambahkan bahwa Uni Eropa harus mendanai upaya-upaya di Afrika, untuk menghentikan migrasi yang tidak terkendali ke Eropa.

Pemerintah yang berbasis di Tripoli, yang tidak mengontrol seluruh Libya, tidak mau menjadi tuan rumah pusat-pusat penerimaan pengungsi. Wakil Perdana Menteri Ahmed Maiteeg mengatakan bahwa, untuk sementara pemerintahannya siap untuk menangani migrasi. “Kami sepenuhnya menolak setiap kamp migran di Libya,” ujarnya.

Ketika para pemimpin Uni Eropa bersiap untuk membahas kebijakan imigrasi di Brussels pada Kamis (28/6/2018) dan Jumat mendatang, penolakan Italia untuk menerima kapal penyelamat yang dikelola badan amal telah membuat ratusan orang Afrika tertahan di lautan. Penyelamat mereka menunggu kesediaan negara Uni Eropa yang siap menerima mereka.

Kapal Penyelamatan milik LSM Lifeline, dengan lebih dari 230 migran di atas kapal, terjebak di perairan internasional di Mediterania. Sebuah kapal kargo pribadi, Alexander Maersk, juga telah menunggu untuk mendapat pelabuhan karena mengambil 113 migran dari Italia selatan pada Jumat (22/6/2018), menurut pemilik kapal.

Awal bulan ini, sebuah kapal yang membawa lebih dari 600 migran terdampar sebelum diterima oleh Spanyol.

Ketegangan Uni Eropa Meningkat
Sikap anti-imigrasi Italia, dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang mengatakan bahwa sangat berresikonya hidup di laut. Mereka mengatakan tempat lain di Uni Eropa sudah mengambil lebih dari satu juta pengungsi dan imigran pada tahun 2015 saja.

Ketegangan telah mencapai Jerman, di mana Kanselir Angela Merkel menghadapi pemberontakan oleh sekutu konservatif Bavaria yang ingin mengambil sikap tegas dan keras kepada imigrasi dari Afrika.

“Kanselir bekerja dengan mitra Eropa untuk membahas solusi Eropa,” kata juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert pada hari Senin.

Di Italia, tindakan dan retorika Salvini telah populer di kalangan pemilih, dengan partai Liga sayap kanan memperluas jangkauan politiknya dalam putaran kedua pemilihan kota pada hari Minggu (24/6/2018).

Para lawan Salvini menuduhnya bermain karena ketakutan, mencatat bahwa penyeberangan telah menurun tajam sejak Juli lalu, setelah pemerintah Italia sebelumnya menargetkan jaringan penyelundupan manusia dan penjaga pantai Uni Eropa yang dilatih Libya meningkatkan pencegatan.

Sekitar 11.000 migran telah tiba di Italia dari Libya sepanjang tahun ini. Jumlah itu turun lebih dari 80 persen, dari periode yang sama pada tahun 2016 dan 2017. Seperti dikutip dari data kementerian dalam negeri Italia.

Pencegatan kapal migran oleh penjaga pantai Libya telah melonjak selama seminggu terakhir. Hampir 1.000 pencari suaka Afrika dijemput dalam satu hari, pada hari Minggu.

Intersep itu dikritik oleh aktivis hak asasi manusia karena kondisi yang mengerikan yang dihadapi para migran di Libya tanpa hukum kuat. Mereka sering menghadapi kekerasan fisik termasuk penyiksaan dan pemerkosaan di Libya.

“Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa pihak berwenang Libya yang berpatroli di perairan Libya,” kata Salvini. Dia bahkan menuduh beberapa organisasi penyelamat non-pemerintah (LSM) membantu kartel perdagangan manusia.

Perancis telah mengkritik pendekatan Italia. Paris mengatakan pada Roma pada hari Senin, bahwa hukum internasional mengharuskannya untuk membiarkan kapal penyelamat Lifeline untuk berlabuh. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :