Mayoritas Warga Amerika Percaya Media Mainstream Publikasikan Berita Palsu

EpochTimesId – Lebih dari 70 persen orang Amerika percaya bahwa media mainstream atau arus utama terkadang menerbitkan berita palsu, tidak akurat, atau menyesatkan. Demikian hasil survei Axios SurveyMonkey baru-baru ini.

Hasil survei juga menunjukkan, lebih dari 40 persen responden percaya bahwa media sering mempublikasikan berita semacam itu.

Jajak pendapat dengan sekitar 4.000 orang dewasa, menunjukkan kekeringan kredibilitas pada media utama. Ini adalah tren lama yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Lebih dari 90 persen Republikan (pendukung Partai Republik AS) percaya bahwa media besar terkadan (pernah/selalu) menerbitkan berita palsu. Sementara itu, lebih dari 50 persen pendukung Demokrat juga meyakini hal yang sama.

Sekitar 70 persen Republikan mengatakan mereka percaya penerbitan berita palsu sangat sering terjadi. Sementara hanya sekitar 20 persen dari Demokrat yang percaya, penerbitan berita palsu sangat sering.

Dua dari tiga mengatakan mereka percaya berita palsu didorong oleh agenda (politik) daripada karena kesalahan konfirmasi atau pengecekan fakta yang buruk. Hampir tidak ada yang percaya, berita palsu dan tidak akurat itu diterbitkan secara tidak sengaja.

Mayoritas responden agak yakin mereka dapat melihat (membedakan dan mengenali) berita palsu. Sementara itu, sekitar 20 persen sangat yakin dan 20 persen tidak yakin sama sekali.

Cara yang lebih disukai untuk memeriksa fakta adalah memverifikasi berita melalui pencarian Google. Yang dalam sekejap bisa diperoleh pada sumber berita tepercaya. Kurang dari 10 persen mengakui bahwa mereka umumnya tidak memeriksa fakta.

Survei ini menambah temuan lembaga survei lainnya. Mayoritas orang Amerika tidak dapat menyebutkan satu pun sumber berita obyektif, menurut Survei Gallup/Knight Foundation pada 2017. Sebanyak 66 persen mengatakan sebagian besar media tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk memisahkan fakta dari opini. Sekitar 40 persen berpikir seperti ini pada tahun 1984.

Presiden Donald Trump telah berulang kali menuding beberapa media terbesar, seperti CNN, NBC, CBS, ABC, The New York Times, dan The Washington Post, menerbitkan berita palsu.

Dia menggunakan frasa ‘berita palsu’ sebanyak 196 kali dalam tweet-nya, berdasarkan arsip Trump Twitter.

“Orang-orang menyadari bahwa banyak dari apa yang Anda baca dan banyak dari apa yang Anda lihat di televisi itu palsu. Mereka menyadarinya. Orang-orang (sudah) pintar,” kata Trump dalam pidato 4 Mei 2018 di pertemuan tahunan National Rifle Association.

Partai Republik bahkan mengumumkan, ‘Penghargaan Berita Palsu’, pada Januari 2018. Mereka mendaftarkan 10 contoh berita, beberapa di antaranya dengan implikasi besar, yang ternyata menyesatkan atau benar-benar salah. (Petr Svab/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA