Amerika Gerebek Puluhan Rumah Persembunyian Kartel Perdagangan Orang di Perbatasan

EpochTimesId – Agen Patroli Perbatasan Amerika Serikat dan penegak hukum lokal membongkar sejumlah rumah persembunyian penyelundup manusia dan narkoba di sepanjang perbatasan barat daya Amerika Serikat dalam sebulan terakhir. Sebagian besar rumah persembunyian berada di Lembah Rio Grande di Texas, AS.

Puluhan anggota kartel perdagangan orang ditangkap bersama ratusan imigran gelap dari sejumlah negara Amerika Latin.

Kawasan itu adalah sektor tersibuk untuk penyeberangan perbatasan ilegal, dan yang tersibuk kedua dalam perdagangan narkoba. Rumah-rumah persembunyian kartel tersebut digunakan sebagai tempat kejahatan, seperti menyembunyikan dan mengirim imigran gelap, narkotika, dan barang selundupan lainnya setelah berhasil diselundupkan dari Meksiko.

“Penyelundupan manusia adalah masalah yang melanda semua komunitas di perbatasan,” kata Kepala Patroli Sektor Del Rio, Felix Chavez, baru-baru ini.

“Sayangnya, masalah ini diperparah oleh keuntungan besar yang menarik individu untuk bergabung dengan organisasi kartel penyelundupan kriminal. Kami tetap berkomitmen untuk mencari, mengidentifikasi, dan membawa ke pengadilan bagi mereka yang dengan putus asa melanggar hukum negara kita dan membahayakan kehidupan manusia.”

Pada 3 Juli, agen Patroli Perbatasan dan polisi setempat membongkar rumah persembunyian di Donna, Texas, sekitar tujuh mil sebelah utara perbatasan. Beberapa orang asing ilegal dari Meksiko, Guatemala, Honduras, dan El Salvador ditangkap.

Petugas patroli perbatasan juga berhasil menemukan rumah persembunyian pada 28 Juni 2018, satu mil dari perbatasan Meksiko di Eagle Pass, Texas.

Sebanyak 21 orang ditangkap, termasuk dua tersangka penyelundup, menurut rilis Badan Bea Cukai dan perlindungan perbatasan (Customs and Border Protection/CBP).

Menurut dokumen pengadilan, Alexis Emanuel Gutierrez-Rodriguez bertindak sebagai pemandu kaki yang digunakan untuk menyelundupkan orang asing ilegal ke Amerika Serikat; dan, Adrian Jose Flores, 31 tahun, menyatakan bahwa Dia dibayar 400 dolar AS untuk mengangkut orang asing ilegal ke rumah persembunyian.

Individu yang diselundupkan, beberapa di antaranya sebelumnya telah dideportasi dari negara bagian Texas. Mereka dituduh masuk secara ilegal di Amerika Serikat, menurut CBP.

Pada tanggal 28 Juni, polisi setempat dan Patroli Perbatasan menangkap 62 orang asing ilegal di sebuah rumah persembunyian, kurang dari 12 mil dari perbatasan di Lembah Rio Grande.

Imigran ilegal itu terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak tanpa pendamping dari Meksiko, Guatemala, Honduras, El Salvador, dan Nikaragua, menurut CBP. Mereka menambahkan bahwa semua subjek sudah diberikan perawatan medis.

Penggrebekan lain pada 19 Juni, mengungkap keberadaan tujuh orang asing ilegal dan beberapa ganja dari sebuah rumah penampungan lainnya di Laredo, Texas.

Sepuluh orang lainnya, orang asing ilegal dari Meksiko, ditangkap pada 13 Juni di sebuah rumah di Douglas, Texas. Rumah itu tanpa dilengkapi pendingin udara dan dipenuhi sampah, makanan yang membusuk, dan kotoran manusia, menurut CBP. Padahal, gelombang panas bisa datang sewaktu-waktu.

Sehari sebelumnya, di Laredo, Texas, penegak hukum setempat dan Patroli Perbatasan juga menemukan 62 orang asing ilegal dari Meksiko, Guatemala, Honduras, dan El Salvador.

Pada 10 Juni, agen Patroli Perbatasan dan penegak hukum setempat menemukan 50 orang asing ilegal di sebuah rumah penampungan di Mission, Texas. Sebanyak 109 orang asing ilegal ditemukan di tiga rumah persembunyian lainnya di Donna, Alamo, dan Edinburg, Texas, keesokan harinya.

Imigran gelap, terdiri dari pria, wanita dan anak-anak tanpa pendamping, berasal dari Honduras, Guatemala, Meksiko, Ekuador, El Salvador, Nikaragua, Ekuador, dan Belize.

“Penyelundupan manusia adalah perusahaan kriminal kekerasan yang menempatkan keselamatan masyarakat kita dan negara kita dalam bahaya,” kata Pelaksana tugas Wakil Kepala Kepolisian Patroli Perbatasan, Scott Luck dalam pernyataan 25 Juni 2018.

“Membereskan masalah ini adalah prioritas utama Departemen Keamanan Dalam Negeri. Kami berkomitmen untuk menggunakan kekayaan sumber daya, teknologi, dan keahlian yang kami miliki, tidak hanya untuk mengganggu aktivitas saat ini, tetapi untuk mengidentifikasi dan membongkar organisasi kriminal di belakangnya.” (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA