Demonstrasi di Haiti Rusuh Tiga Tewas Massa Bakar Ban dan Bangunan

EpochTimesId – Aksi protes dan demonstrasi berlangsung sejak sepekan terakhir di ibukota Haiti, Port-au-Prince. Aksi demo tersebut berubah menjadi aksi kerusuhan pada akhir pekan kemarin, waktu setempat.

Dalam kerusuhan yang disertai aksi kekerasan sebanyak tiga orang dilaporkan tewas. Aksi berujung rusuh itu dipicu oleh kemarahan warga atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Haiti bahkan dikabarkan memperingatkan warga Amerika untuk berlindung di tempat aman. Sebab, protes keras yang mengguncang negara itu masih belum berakhir.

Kedutaan di Port-au-Prince mengeluarkan peringatan pada 8 Juli 2018 waktu setempat. “Demonstrasi masih berlanjut, banyak penghalang jalan, dan kekerasan di Port-au-Prince dan di seluruh Haiti,” tulis Kedubes AS di Haiti.

“Jangan bepergian ke bandara kecuali Anda sudah mengkonfirmasi bahwa penerbangan Anda pasti berangkat,” sambung kedutaan dalam sebuah pernyataan. “Penerbangan dibatalkan hari ini dan bandara memiliki makanan dan air yang terbatas. Petugas Kedutaan AS juga masih dalam posisi tempat berlindung.”

Selain itu, warga Amerika di negara tersebut didesak untuk menghindari lokasi aksi protes dan lokasi berkumpulnya massa dalam jumlah besar. Mereka diminta untuk menghindari perjalanan melalui penghalang jalan, dan diminta untuk memberi tahu teman dan keluarga bahwa mereka aman.

Perdana Menteri Haiti, Jack Guy Lafontant, berusaha meredakan aksi protes ketika mereka mulai rusuh. Lafontant mengumumkan penghentian sementara kenaikan harga BBM hingga dua digit untuk harga bensin, solar, dan minyak tanah pada 7 Juli 2018.

“Kami mengutuk keras tindakan kekerasan dan vandalisme yang dilakukan, menyusul pengumuman harga penyesuaian produk minyak bumi,” tulis Lafontant di Twitter.

Haiti dipaksa untuk menerapkan kenaikan harga BBM atas perintah Dana Moneter Internasional (IMF). IMF mengharuskan negara itu untuk memberlakukan sejumlah langkah-langkah penghematan guna memperkuat ekonominya, seperti dikutip dari Reuters.

Sebuah kelompok misi dari Kentucky, AS, yang bekerja untuk sekolah dan anak-anak kini terdampar di Haiti. Debbie Parrish, orang tua dari salah satu anggota kelompok, mengatakan hal itu kepada stasiun lokal WKYT.

“Putri saya mengirimi saya email, yang mengatakan bahwa mereka (demonstran) membakar barang-barang di tengah jalan dan membakar gedung-gedung. Jalan-jalan ditutup, sehingga mereka tidak akan bisa pergi,” tutur Debbie.

Dia mengatakan kelompok mereka dapat pergi ke bandara. Akan tetapi penerbangan mereka dibatalkan.

“Mereka harus melewati beberapa barikade, mereka tertutup abu dan jelaga karena semua pembakaran terjadi di sana,” sambung Debbie.

Dia menambahkan bahwa kelompok itu memesan penerbangan lain untuk 9 Juli 2018.

Seorang juru bicara American Airlines mengatakan kepada Reuters bahwa mereka membatalkan tiga dari tujuh penerbangan yang dijadwalkan berhenti di Port-au-Prince pada 8 Juli 2018. JetBlue juga menegaskan bahwa semua penerbangan ke Haiti dibatalkan. (Jack Phillips/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA