Dapatkah Mengonsumsi Sayuran dan Buah-buahan Memperbaiki Kondisi Sembelit?

An Qi

“Setelah banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, mengapa masih mengalami masalah sembelit yang serius?” Ini merupakan pertanyaan dalam benak masyarakat. Pengertian masyarakat modern terhadap sembelit dan hubungannya dengan diet/pola makan kebanyakan hanya setengah-setengah saja, berikut ini adalah hasil wawancara dengan dokter keluarga Lin Xuhua tentang 6 mitos yang sering dijumpai:

Mitos 1, tidak buang air besar setiap hari adalah sembelit

Ada yang mengatakan, tidak setiap hari buang air besar (BAB) adalah sembelit. Ada pula yang beranggapan, sekalipun terasa akan buang air besar, namun perlu mengerahkan tenaga dalam BAB, juga terhitung sembelit. Bagaimana kriteria sembelit?

Pada umumnya, BAB kurang dari 3 x dalam seminggu disebut sembelit. Meskipun dikatakan demikian, namun jika sehari beberapa kali mengbuang “tinja rembesan” (yakni BAB dengan ngedan/mengerahkan tenaga besar, namun setiap kali hanya keluar sedikit sekali dan terasa masih belum tuntas). Mungkin juga adalah sembelit.

Jika Anda ingin mengetahui apakah telah BAB dengan normal, lebih baik melihat bentuk dan warna tinja, bukan menghitung berapa kali seringnya.

Tinja yang normal adalah berwarna kuning tanah, jika mengkonsumsi banyak sayuran akan nampak kehijauan; bentuknya seperti “pisang”, memanjang namun tidak lunak juga tidak keras, berdiameter 2 – 3 cm, panjangnya 15 cm, ini adalah normal, sebaliknya adalah sembelit.

Mitos 2, banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dapat memperbaiki kondisi sembelit

Terlalu sedikit mengonsumsi sayuran dan buah-buahan mudah menyebabkan sembelit, pernyataan ini secara prinsip memang benar. Namun ada juga beberapa orang yang sering mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan juga banyak minum air, namun masih mengalami sembelit serius.

Jika ingin BAB dengan lancar, hanya mengandalkan banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan tidaklah cukup, perlu juga mempertimbangkan empat aspek utama:

  1. Pemilihan konten diet yang tepat

Serat makanan, kadar air dan lemak semuanya harus lengkap. Meskipun asupan serat makanan memang penting, namun kadar air dan jumlah minyak yang tepat dapat melumasi saluran usus, sebab itu juga tidak boleh sampai kurang.

  1. Menguasai waktu emas dalam BAB

Dianjurkan untuk tidak melewatkan dua “waktu emas” buang air besar:

“Refleksi berdiri” pada saat bangun pagi: setelah bangun di pagi hari, seseorang bergeser posisinya dari berbaring menjadi berdiri tegak, pada usus besar terjadi refleksi berdiri tegak, mendorong tinja turun ke arah dubur, menyebabkan refleksi BAB.

Oleh karena itu, setelah bangun tidur sebaiknya dibiasakan pergi ke toilet berjongkok selama 5 menit.

“Refleksi lambung – usus besar” setelah sarapan pagi, juga merupakan waktu yang baik untuk BAB.

  1. Setiap hari cukup berolah raga

Setelah bangun di pagi hari, tidak ada salahnya berjalan-jalan, jogging, senam pagi dll, itu dapat membantu geliat saluran usus.

  1. Memperhatikan manajemen emosi

Rasa cemas dan tegang mudah menyebabkan gangguan pada syaraf otonomi yang dapat mengakibatkan gejala buang air besar menjadi abnormal, yang paling sering ditemukan adalah sindrom iritasi usus.

Studi telah menemukan bahwa hal mana terkait dengan stress, ketika stress, usus mulai ngambek, menyebabkan gangguan syaraf otonomi yang berakibat sindrom iritasi usus.

Dalam keadaan seperti ini, Anda dapat mulai dengan peredaan stress dalam rangka pembenahan syaraf otonomi untuk memperbaiki kondisi sembelit. (PUR/WHS/asr)