Polisi Inggris Sisir Taman Kota Usai Serangan Racun Saraf Jilid II

EpochTimesId – Petugas khusus anti-terorisme yang menyelidiki kasus serangan agen (racun pelumpuh) saraf novichok di Wiltshire menyisir taman pusat kota. Penyisiran dilakukan pasca serangan racun pelumpuh saraf yang membunuh Dawn Sturgess, seorang perempuan 44 tahun.

Pasangan Sturgess, Charlie Rowley, 45 tahun, berada dalam kondisi kesehatan serius. Rowley sudah sadarkan diri setelah pingsan selama sepuluh hari.

Polisi yakin bahwa pasangan itu, yang jatuh sakit pada 30 Juni 2018, menyentuh botol kecil berisi racun novichok. Rowley, yang berada di Salisbury District Hospital, mengatakan kepada kerabatnya bahwa agen saraf itu berada dalam botol parfum kecil.

Pejabat melakukan pencarian menyeluruh di Queen Elizabeth Gardens di Salisbury selama beberapa hari.

“Kami sengaja melakukan pencarian dengan rinci dan teliti, sehingga publik dapat kembali menggunakan kebun dengan keyakinan akan keamanan mereka, ketika taman kota dibuka kembali,” kata Kepala Polisi Wiltshire, Constable Paul Mills.

Para ilmuwan di laboratorium penelitian pertahanan Porton Down telah mengkonfirmasi bahwa pasangan itu terkena agen saraf yang sama dengan serangan pertama. Serangan pertama hampir membunuh bekas mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, pada bulan Maret 2018 lalu.

Mantan kolonel badan intelijen militer ‘GRU Rusia’, Sergei Skripal, terlihat di dalam ruang tahanan pengadilan ketika menghadiri sidang di pengadilan distrik militer Moskow, Rusia, 9 Agustus 2006. (Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters/The Epoch Times)

Inggris menuding Rusia yang bertanggung jawab atas serangan bulan Maret terhadap Skripal. Tudingan yang mendorong pengusiran skala besar para diplomat Rusia oleh negara-negara barat. Moskow membantah tuduhan itu dan membalas dengan mengusir para diplomat Barat.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid, mengatakan bahwa Rusia harus menjelaskan secara persis apa yang sedang terjadi.

Setelah mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Helsinki, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa dia belum pernah mendengar nama terakhir dari korban novichok baru-baru ini.

“Kami baru-baru ini mendengar bahwa dua orang lagi menderita akibat agen syaraf yang sama yang disebut novichok. Saya belum pernah mendengar nama-nama terakhir dari orang-orang ini. Siapa mereka?” Katanya.

Putin menambahkan, “Paket macam apa, botol jenis apa, apa rumus kimia itu? Siapa yang mendapatkannya? Atau mungkin ada alasan lain, mungkin alasan di Inggris, tetapi tidak ada yang ingin melihat ini.”

Mike Wade, wakil direktur Kesehatan Masyarakat Inggris untuk Perlindungan Kesehatan di Barat Selatan mengatakan risiko terhadap publik masih rendah. Akan tetapi, dia memperingatkan masyarakat untuk tidak menyentuh barang-barang aneh.

“Ini termasuk jarum suntik, jarum, kosmetik, atau benda serupa yang terbuat dari bahan seperti logam, plastik atau kaca. Sarannya tetap, jika Anda tidak menjatuhkannya, maka jangan mengambilnya,” kata Wade. (Jane Gray/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA