Kurang Tenaga Kerja Terampil dan Bahan Baku Batasi Pertumbuhan Ekonomi AS

EpochTimesId – Laporan the Beige Book atau Ringkasan Komentar tentang ‘Kondisi Ekonomi Saat Ini’ yang diterbitkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (the Fed) baru-baru ini mengemukan bahwa, ruang pertumbuhan ekonomi AS yang pesat telah mengalami penyempitan oleh adanya faktor kekurangan tenaga kerja terampil dan biaya bahan baku yang melonjak tinggi.

Namun, situasi ekonomi Amerika saat ini secara keseluruhan, ditegaskan dalam Beige Book sebagai, “Lebih optimis dibandingkan dengan kondisi beberapa bulan yang lalu.”

Ringkasan tersebut menyebutkan, The Fed menemukan 11 dari 12 daerah di AS yang kecepatan pertumbuhan ekonominya tergolong moderat atau lebih pesat. Kecuali St. Louis yang masuk pertumbuhan lambat. Oleh sebab itu laporan mengklasifikasikan pertumbuhan ekonomi AS saat ini sebagai Aktivitas ekonomi di seluruh Amerika Serikat masih terus berkembang.

Namun, banyak perusahaan kini mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja terampil. Beberapa perusahaan juga mengeluh terhadap mahalnya bahan baku seperti baja, kayu dan lainnya. Selain itu, mereka juga takut bahwa perang dagang akan memperburuk situasi terutama makin mahalnya biaya bahan baku.

Beige Book mengungkapkan bahwa kekurangan tenaga kerja terampil terjadi di hampir semua bidang, termasuk sopir truk yang menguasai teknis truk, pekerja konstruksi, pekerja pabrik, profesional TI dan sebagainya. Selain itu, beberapa perusahaan sampai menolak pesanan baru karena mereka tidak dapat menemukan jumlah pekerja yang cukup. Dengan demikian, Fed menganggap kekurangan tenaga kerja terampil telah berkembang menjadi faktor yang membatasi pertumbuhan ekonomi AS.

Dalam rangka untuk mencari pekerja yang cukup dalam pasar kerja yang sangat ketat, banyak perusahaan mulai menaikkan gaji dan tunjangan sebagai tanggapan. Contohnya, sebuah perusahaan truk di St Louis, telah menaikkan gaji sampai level tertinggi dalam sejarah pengemudi truk. Menurut statistik terbaru, upah rata-rata pekerja per jam di Amerika Serikat naik sekitar 2,7 persen dari tahun lalu.

Dalam hal bahan baku, perusahaan juga menghadapi peningkatan biaya gas alam, minyak, bahan bangunan, logam dan biaya transportasi.

“Para produsen di semua daerah menyatakan keprihatinan terhadap perang dagang akibat sengketa tarif, sehingga harga bahan baku melambung dan pasokan pun mengalami gangguan,” tulis dalam laporan itu.

Untungnya, harga barang yang dibayar konsumen tidak melonjak secepat bahan bakunya. The Fed dalam Ringkasan tersebut menyebutkan bahwa kenaikan harga barang yang dibeli konsumen masih tergolong ringan atau sedang. Banyak perusahaan yang mencerminkan adanya resistensi yang kuat dari konsumen terhadap kenaikan harga, membuat produsen sulit untuk membebankan kenaikan biaya produksi kepada pembeli.

Sebagian analis berpendapat bahwa, kenaikan harga produksi telah diserap sendiri oleh vendor ketimbang dibebankan kepada konsumen. Hal ini dapat terjadi karena kebijakan pemotongan pajak yang dirilis Trump. Sebagian besar perusahaan AS dalam beberapa tahun terakhir ini telah memperoleh laba operasi bersih sebanyak 20 persen atau lebih, Hal ini yang memberikan ruang untuk menampung beban naiknya biaya produksi, meskipun terjadi penurunan laba kotor. (Zhang Dongguang/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA