Amerika Berencana Naikkan Tarif untuk Sikapi Depresiasi RMB

EpochTimesId – Pemerintah Amerika Serikat, Rabu (1/8/2018) mengumumkan bahwa Presiden AS, Donald Trump memerintahkan pejabat perdagangan senior untuk mempertimbangkan rencana menaikkan tarif dari 10 menjadi 25 persen atas sejumlah komoditas impor dari Tiongkok. Kenaikan diperkirakan akan meningkat senilai 200 miliar dolar AS.

Presiden Trump mengeluarkan arahan ini kepada Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer. Beberapa pejabat AS mengatakan bahwa depresiasi Renminbi adalah salah satu alasan yang mendorong Trump melakukan hal tersebut.

Kenaikan tarif merupakan inisiatif dari Gedung Putih untuk mendorong PKT menghentikan praktik perdagangan yang tidak adil. Itu juga untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru yang potensial. Trump memiliki tujuan untuk memaksa Tiongkok kembali ke meja perundingan, membuat konsesi untuk menghindari eskalasi perang dagang.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders pada konferensi pers di Gedung Putih mengatakan kepada wartawan, “Presiden akan terus menekan Tiongkok (PKT) untuk mempertanggungjawabkan praktek perdagangan yang tidak adil mereka. Kecurangan yang telah berlangsung dalam waktu lama. Beliau akan mengambil beberapa tindakan.”

Perwakilan Perdagangan AS merilis pernyataan
Robert Lighthizer pada hari Rabu mengeluarkan pernyataan tentang tindakan lebih lanjut berdasarkan Pasal 301 UU Perdagangan. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa, “Pada 18 Juni 2018, Presiden Trump menginstruksikan saya untuk menetapkan kenaikan tarif tambahan 10 persen atas komoditas Tiongkok senilai 200 miliar dolar AS.”

“Ini sebagai tanggapan atas perlakukan balas dendam Tiongkok yang lebih lanjut akan membahayakan para tenaga kerja, petani dan pebisnis AS. Untuk itu saya mulai melakukan tugas tersebut pada 10 Juli lalu,” sambung Lighthizer.

“Pekan ini, Presiden menginstruksikan saya untuk mempertimbangkan kenaikan yang tadinya 10 persen menjadi 25 persen. Tarif 25 persen akan berlaku untuk daftar produk yang telah diumumkan pada 10 Juli.”

“Pemerintah Trump terus mendesak Tiongkok (PKT) untuk menghentikan praktik perdagangan yang tidak adil, membuka pasar dan mengijinkan pasar untuk bebas bersaing. Sayangnya, Tiongkok (PKT) tidak mengubah perilakunya yang berbahaya, tetapi secara ilegal melakukan pembalasan melalui tindakan yang membahayakan para pekerja, petani, peternak dan pebisnis Amerika Serikat.”

Pernyataan Perwakilan Perdagangan juga menyebutkan ada kemungkinan cukup tinggi untuk menaikkan tarif pajak terhadap komoditas Tiongkok. Kebijakan yang memang dirancang untuk memberikan opsi tambahan bagi pemerintah juga untuk mendorong Tiongkok (PKT) mengubah kebijakan dan praktiknya yang berbahaya.

“Agar kebijakannya yang benar dapat membawa kemakmuran dan memberikan kesempatan untuk bersaing secara sehat di pasar yang terbuka. Amerika Serikat bergandengan tangan dengan mitranya yang sepaham di seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi pengalihan teknologi dengan cara paksa, pencurian kekayaan intelektual dan praktek perdagangan yang tidak adil lainnya. Kami siap untuk bernegosiasi dengan Tiongkok (PKT) dalam rangka untuk memecahkan pelanggaran yang ditemukan oleh Laporan Spesial 301, dan masalah lainnya yang ada,” sambungnya.

Depresiasi nilai Renminbi mungkin menjadi salah satu alasan tarif pajak dinaikkan. CNBC melaporkan bahwa seorang pejabat senior pemerintah yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada wartawan, bahwa tindakan Trump bukan karena tindakan khusus dari PKT.

Pengumuman baru dari pemerintah AS menunjukkan bahwa bagian dari alasan AS mengambil tindakan kenaikan tarif adalah adanya dugaan kuat bahwa PKT memang sengaja mendepresiasikan nilai mata uangnya agar ekspornya lebih kompetitif.

Reuters memberitakan, Derek Scissors, sarjana asal Tiongkok di American Enterprise Institute mengatakan bahwa, kenaikan tarif 25 persen akan lebih efektif dalam mencegah barang-barang Tiongkok memasuki pasar AS.

Dia mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok dapat melalui subsidi atau melemahkan nilai Renminbi untuk mengimbangi tarif sebesar 10 persen. Sejak awal bulan Mei, nilai tukar RMB terhadap dolar AS telah jatuh sekitar 7 persen. Itu mendorong Menteri Keuangan AS, Thomas Mnuchin memberitahu Reuters bahwa dia khawatir Beijing mungkin sedang memanipulasi nilai tukar.

“Jika kita ingin menggunakan tarif, ini akan memberi kita lebih banyak fleksibilitas untuk mengenakan tarif pajak 25 persen terhadap barang-barang Tiongkok sebesar 200 miliar dolar AS, yang merupakan ancaman yang lebih berarti,” kata Shi Jiandao.

Seorang pejabat mengatakan bahwa Trump menghendaki Robert Lighthizer mempertimbangkan kenaikan tarif. Dan itu adalah bagian dari dorongan pemerintah AS kepada Tiongkok agar membuka pasar lebih luas, meningkatkan persaingan dan meninggalkan keinginan balas dendam terhadap tarif Trump.

Trump tetap ingin melanjutkan komunikasi dengan Beijing
Pemerintah AS akan memperpanjang periode komentar publik untuk proposal kenaikan tarif dari awalnya 30 Agustus menjadi 5 September 2018. Kesempatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan umpan balik mengenai kenaikan tarif yang diberlakukan Gedung Putih. Perwakilan Perdagangan belum membuat keputusan akhir apakah akan memberlakukan tarif baru atau tidak.

Pada saat yang sama, para pejabat perdagangan AS masih terus melakukan ‘negosiasi bawah meja’ dengan rekan-rekan Tiongkok mereka, guna mencarai kesepakatan yang potensial.

Reuters melaporkan bahwa 2 orang pejabat pemerintah Trump mengatakan kepada wartawan pada panggilan konferensi bahwa Trump masih mau berkomunikasi dengan Beijing. Melalui pembicaraan informal, kedua negara sedang membahas apakah mungkin untuk melakukan negosiasi yang bermanfaat.

“Kami tidak memiliki laporan tentang isu-isu spesifik saat ini, atau putaran diskusi tertentu. Tetapi komunikasi masih terbuka, dan kami mencoba untuk mencari tahu apakah ada kondisi untuk kontak khusus antara kedua pihak,” kata seorang pejabat.

Bulan lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa pengenaan tarif senilai 200 miliar dolar AS akan diterapkan beberapa hari setelah pembalasan Tiongkok terhadap barang impor dari AS yang bernilai 34 miliar dolar AS.

Seorang pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan apakah akan mengenakan pajak tambahan senilai 16 miliar dolar AS, tetapi peninjauan masih berlangsung.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Trump mengatakan bahwa jika Beijing tidak membuat konsesi perdagangan, Dia akan mengenakan tarif atas semua barang impor dari Tiongkok senilai 550 miliar dolar AS. (Xia Yu/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :