Wabah Flu Babi Afrika Muncul di Tiongkok untuk Pertama Kali

EpochTimesId – Seorang terduga flu babi Afrika terdeteksi di Komunitas Wuwu di Jalan Shenbei (Xinchengzi) yang merupakan bagian dari Distrik Baru Shenbei, Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, pada 2 Agustus 2018 lalu. Di wilayah bencana itu, bahkan telah ditemukan sebanyak 913 ekor babi mati tidak wajar.

Ratusan bangkai babi kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar. Ini adalah epidemi flu babi Afrika pertama di daratan Tiongkok.

Sebelumnya sempat pula dilaporkan oleh situs web Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok pada 1 Agustus 2018, bahwa seekor babi milik peternak di Distrik Baru Shenbei terserang penyakit yang diduga mirip dengan flu babi Afrika. Setelahnya, sebanyak 47 ekor dari 383 ekor yang berada dalam satu kandang mati akibat sakit misterius.

Selang 2 hari kemudian, Pusat Kesehatan Hewan dan Dinas Epidemiologi Tiongkok (Pusat Penelitian Penyakit Hewan Nasional) mengkonfirmasikan bahwa wabah itu adalah flu babi Afrika.

Saat ini, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan telah mengeluarkan peringatan tingkat dua tentang situasi epidemi flu babi Afrika. Mereka juga menghentikan transportasi babi hidup di seluruh kota. Kota Shenyang juga mengeluarkan perintah blokade pada daerah epidemi.

Dari selebaran ‘Rencana Penanganan Darurat Situasi Epidemi Flu Babi Afrika’ yang dikeluarkan oleh Distrik Baru Shenbei di Kota Shenyang terungkap bahwa para peternak dihimbau untuk melakukan pemusnahan. Peternak juga dihimbau melakukan disinfeksi dan perawatan yang tidak berbahaya terhadap babi hidup di daerah epidemi.

Kota Shenyang mengeluarkan perintah blokade untuk daerah epidemi. (Foto : video screenshot/Epoch Times)

Flu babi Afrika (African swine fever/ASF) adalah penyakit babi yang disebabkan oleh virus akut yang sangat menular. ASF ditandai dengan masa infeksi pendek, tetapi tingkat kematiannya mencapai 100 persen. Babi terutama terinfeksi oleh paparan virus atau kontaminan, atau gigitan yang terinfeksi, dengan masa inkubasi selama 15 hari.

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) mendaftarkannya sebagai laporan hukum tentang penyakit hewan. Flu babi Afrika bukanlah penyakit zoonosis dan tidak menginfeksi manusia.

Epidemi ini dengan cepat menyebabkan kekhawatiran di kalangan netizen. Sejumlah masyarakat menyatakan keprihatinan bahwa daging babi akan mengalir ke pasar dan dihidangkan di atas meja makan. (ET/Sinatra/waa)